Kamis, 25 Februari 2016

“GEREJA YANG BERDAMPAK” (GEREJA SEBAGAI KERAJAAN ALLAH DI MUKA BUMI)



GEREJA YANG BERDAMPAK

(GEREJA SEBAGAI KERAJAAN ALLAH DI MUKA BUMI)

Dalam Matius 6:10, “datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.”

Ada banyak orang Kristen di Indonesia yang berangan-angan bahwa suatu hari Indonesia akan menjadi sebuah bangsa yang mayoritas penduduknya beragama Kristen. Sebuah kerinduan yang sah-sah saja dan baik. Saya ingin menekankan bahwa meskipun seandainya  kita suatu hari dapat menjadi “kelompok mayoritas”  tetapi bila kita tidak menjadi “sekelompok orang kudus yang menjadi terang dan garam” maka semuanya akan sia-sia belaka.

Uganda dahulu dipimpin oleh rezim Idi Amien yang anti kekristenan dan mereka bahkan membantai orang Kristen secara keji. Ada kabar yang menyatakan terjadi kanibalisme saat itu terhadap korban pembantaian, sungguh mengerikan! Tetapi kini Uganda menjadi negara yang mayoritas penduduknya beragama Kristen. Selain Uganda, negara-negara seperti Tanzania, Ethiopia, Afrika Selatan, Kenya, Malawi dan Ghana juga berpenduduk mayoritas Kristen. Sahara bagian selatan berpenduduk 80% Kristen pada akhir abad 20.  Afrika merupakan benua terbesar yang telah mendengar Injil dan benua yang paling banyak memiliki gedung ibadah Kristen.
Seharusnya kemuliaan Allah memancar melalui bangsa-bangsa ini. Tetapi sayangnya tetap bangsa-bangsa itu mengalami kelaparan, sakit penyakit (AIDS, ebola,dll), kekerasan antar etnis, korupsi, ketidakadilan dan kekacauan.

Beberapa waktu lalu terjadi gempa yang mengguncang kota-kota di Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah. Kami yang berdomisili di kota Bandung pun merasakan goncangan tersebut. Ada beberapa daerah yang cukup parah kondisinya hingga rumah mereka hancur berantakan. Kami sangat tersentuh melihat wanita yang sudah paruh baya harus tidur di tenda pengungsian begitu pula balita dan ibu yang baru saja melakukan persalinan.
Istri saya, Novie Durant, tergerak oleh belas kasihan lalu mengajak rekan-rekan kaum ibu yang notabene aktivis di organisasi gereja masing-masing  untuk terlibat turun tangan membantu sebisa kami. Sayangnya ditanggapi dengan dingin, kata mereka,”Untuk apa kita menolong mereka khan bukan saudara seiman kita.”
Terenyuh hati ini mendengar pernyataan mereka itu, sebab gereja ada untuk menjadi terang dan garam, menjadi tangan dan kaki Tuhan dimuka bumi.

Mengkhotbahkan dan sekedar membicarakan tentang suatu teori umpamanya kasih itu mudah, tetapi menjadi pelaku firman Tuhan itu yang dicari. Bila gereja Tuhan tidak melakukan apa yang ia imani maka sia-sialah segala sesuatunya. Mari kita sama-sama belajar dari beberapa orang yang telah dibangkitkan Tuhan untuk membawa dampak bagi dunia dan memperlebar Kerajaan Allah di muka bumi. Saya percaya siapa pun itu, bila ia mau menanggapi panggilan Tuhan dengan sungguh-sungguh, tulus dan tanpa sedikit pun tujuan untuk membesarkan nama sendiri, ia akan dipakai Tuhan untuk membawa perubahan dan dampak besar bagi dunia.

Samuel Taylor Coleridge, menyatakan, Kekristenan itu bukan teori atau spekulasi, melainkan hidup; Bukan filosofi tentang kehidupan, melainkan kehidupan dan proses kehidupan.


JON AMOS COMENIUS (1592-1671)

Nama ini mungkin sebuah nama tokoh yang kita kenal secara luas kini tetapi dampak dari apa yang ia kerjakan dapat kita rasakan sampai saat ini.
Jon Amos Comenius dapat dimasukkan dalam daftar salah seorang yang paling berpengaruh bagi dunia modern. Ia dikenal sebagai bapak pendidikan modern, dianggap oleh banyak orang sebagai seorang jenius terbesar yang bekerja dalam bidangnya.
Dorongan terbesar dalam diri Comenius dalam mencari dan menggali ilmu pengetahuan adalah kepercayaan bahwa karena segala sesuatu diciptakan melalui Kristus dan bagi Dia, maka Kristus dapat dilihat dalam segala sesuatu (Kolose 1:16).
Kala ia hidup, ia berada di tengah pertempuran atau peperangan yang terjadi antara pengikut Katholik dan Protestan di benua Eropa. Akibat peperangan tersebut ia kehilangan istri dan anak semata wayangnya.
Setiap kali malapetaka menghadangnya, ia akan merumuskan suatu rencana yang lebih besar daripada sebelumnya yang akan diterapkan sebagai tujuan hidupnya. Ia berketetapan untuk melihat dunia diterangi oleh kemuliaan Anak Allah, dan ia melihat bahwa pendidikan adalah sarana untuk membawa dunia mengenalNYA.
Pada masanya, di luar komunitas Kristen dan Yahudi pendidikan hampir bisa dikatakan eksklusif hanya bagi anak-anak golongan bangsawan terhormat atau pengusaha kaya. Itu pun diajarkan oleh guru-guru pribadi/privat.
Comenius berpegang teguh pada kepercayaannya bahwa hanya melalui pengenalan pada Kristus yang akan membawa kedamaian sejati di antara bangsa-bangsa. Ia memandang Amanat Agung sebagai harga mati untuk menjadikan semua bangsa murid. Baginya hal ini lebih dari sekedar membawa orang mengenal Kristus. Ia beriman bahwa Amanat Agung tak akan pernah tergenapi sampai sekolah-sekolah dibangun dan didirikan di atas kebenaran Injil di setiap bangsa.
Comenius berketetapan bahwa untuk memenuhi tujuannya ia harus membangun sekolah-sekolah Kristen yang berkualitas. Untuk melakukan itu ia menyediakan kurikulum yang unggul, materi dan metode pengajaran yang efektif. Dimana pengajarannya tidak hanya mengupas ilmu pengetahuan tetapi juga membangkitkan cinta akan ilmu pengetahuan. Ia berupaya mencari guru-guru yang mengasihi Tuhan dan mempunyai karakter moral yang kuat. Ia melatih guru-guru ini untuk mengimpartasikan kasih akan Tuhan dan juga kasih akan ilmu pengetahuan. Dengan semangat besar, ia mengabdikan dirinya untuk melihat setiap siswa dapat menjadi “makhluk yang membuat Penciptanya bersukacita”.
Salah satu karya pendidikannya Janua Linguarum, saat diplubikasikan membuat ia semakin dikenal. Bahkan karyanya ini diterjemahkan oleh orang Islam ke dalam bahasa Arab, Turki, Persia dan Mongolia. Ini membuat ia dan rekan-rekannya bersukacita sebab mereka percaya bahwa melalui penerjemahan ini, benih Injil akan ditaburkan.
Hampir sepanjang kehidupannya Comenius mengalami tragedi dan perlawanan yang membuat ia tinggal berpindah-pindah tempat hingga terakhir menetap di negeri Belanda menghabiskan sisa hidupnya. Comenius mempublikasikan 90 buku meski ia pernah mengalami kehilangan semua buku dan naskah yang belum sempat dipublikasikan akibat dibakar oleh pihak gereja Katholik dan dicap sebagai “penyesat”.
Pekerjaannya di bidang pendidikan membantu penyusunan pelajaran sipil modern, yang memberikan kehidupan baru kepada gereja dan mendorong gerakan demokratis modern dengan membekali orang-orang pada umumnya pengetahuan.
Comenius percaya bahwa karya pendidikan adalah mandat khusus gereja, gereja sebagai “terang dunia” (Matius 5:14). Ia menafsirkan terang sama dengan penegtahuan, dan ia percaya bahwa pengetahuan sejati akan selalu membawa kita kepada Kristus yang merupakan sumber dari segala sesuatu.
Sebagaimana Tuhan Yesus maupun para rasul dan orang-orang percaya lainnya di masa yang lalu – Comenius meninggal terlebih dulu sebelum dapat menyaksikan buah pekerjaannya yang besar. Ia memberikan teladan iman bagi kita semua (Ibrani 11:1).
Setan telah berupaya dengan beragam cara menahan karya Allah dalam kehidupan Comenius, melalui perang, tragedi dan penghancuran karyanya. Meskipun serangan musuh yang dasyat menerpa hidupnya tetapi Tuhan melakukan hal yang sebaliknya Ia menanam benih visi yang lebih besar dalam hati Comenius.
Mereka yang menyerahkan hidup mereka sepenuhnya dalam kasih karunia Allah, tanpa menghiraukan aniaya atau masalah apa pun yang menghadang, mereka akan dipakai sebagai bejana kemuliaanNya.

Beberapa ide revolusioner Comenius dalam bidang pendidikan:
1.      Ia merupakan orang pertama yang memperjuangkan hak pendidkan bagi kaum wanita dan anak-anak bagi semua golongan.
2.      Ia mempromosikan kurikulum yang variatif seperti sejarah, geografi, ilmu pengetahuan, musik, lagu, drama, ilmu kewarganegaraan dan pekerjaan tangan.
3.      Ia mengajarkan bahwa segala sesuatu yang terdapat di alam menyingkapkan Kristus dan bahwa ilmu pengetahuan sejati akan selalu menuntun kepada pengetahuan yang lebih besar akan Sang Pencipta.
4.      Ia percaya bahwa proses belajar dibantu dengan kurikulum yang melibatkan indera penglihatan, peraba, perasa dan penciuman akan memperkaya murid daripada hanya dengan mengandalkan indera pendengaran.
5.      Ia mengajarkan pentinganya lingkungan sekolah dan ruangan yang wajib terang dan cerah, mereflesikan sifat dari kebenaran.
6.      Pada abad 17 sangat sedikit buku bergambar, maka ia membuat ensiklopedia anak-anak bergambar yang disebut Orbis Pictus. Ia percaya bahwa sebuah gambar dapat berbicara lebih banyak.
7.      Ia menetapkan bahwa para guru harus berpartisipasi dalam permainan dengan muridnya.
8.      Comenius menyatakan sekolah harus menjadi imitasi surga dan tempat lokakarya yang penuh sukacita.
9.      Ia menekankan bahwa pendidikan bukan sekedar mengetahui fakta-fakta dan pengetahuan yang melimpah melainkan mengembangkan hikmat.
10.  Ia percaya bahwa pekerjaan sekolah seharusnya tidak menghabiskan lebih dari empat jam sehari, yang mana waktu-waktu di luar itu merupakan hiburan dan mengerjakan pekerjaan sehari-hari.
11.  Ia merasa bahwa pekerjan rumah cenderung dikerjakan dengan buruk(asal-asalan), dan pekerjaan seperti itu lebih berbahaya daripada tidak ada pekerjaan sama sekali. Ia menentang pekerjaan rumah karena merasa anak-anak sebaiknya memiliki waktu bersama orangtuanya pula.
12.  Ia percaya bahwa anak-anak harus belajar dengan “mengerjakan” dan dengan “mengajar orang lain”. Kadang anak-anak yang lebih tua dan maju diharuskan memberikan instruksi kepada yang lebih muda.
13.  Anak-anak di sekolahnya terkadang diminta membuat pertunjukkan drama yang berhubungan dengan apa yang mereka tengah pelajari.
14.  Ia menekankan bahwa pendidikan harus berguna dalam kehidupan dan masa depan.
15.  Ia melihat seorang guru harus memiliki kualitas dalam hal kekudusan, kerajinan, memiliki hati bapa/ibu, menghargai anak-anak, memiliki sikap rendah hati dan antusiasme.


COUNT NIKOLAUS LUDWIG VON ZINZENDORF (1700 -1760)

Terlahir dari keluarga bangsawan Count George Ludwig dan baroness Charlotte Zinzendorf pada tanggal 26 Mei 1700.
Kuasa yang terpancar dari kehidupan Zinzendorf muda adalah gairahnya yang menyala-nyala bagi Yesus. Zinzendorf membantu kita mengubah fokus gereja dari “apa” yang mereka percayai kepada “bagaimana” mereka percaya. Ia bukan hanya “mempercayai” kebenaran-kebenaran Kristen tetapi juga “hidup” di dalamnya. Ia mungkin bukan orang pertama yang melakukannya, tetapi ia melakukannya dengan suatu kekuatan karakter yang memaksa dunia memperhatikannya.
Zinzendorf dipercaya sebagai orang pertama yang menggunakan istilah “oikumene”. Ia percaya bahwa Alkitab mengajarkan hanya ada satu gereja dan bahwa seluruh orang percaya sejati adalah saudara dalam Kristus, entah ia seorang Katolik, Protestan atau Moravia pada masa itu. Ini adalah isu yang cukup serius dan menimbulkan pertentangan saat itu tetapi merupakan “pesan yang jauh ke depan”(nubuatan) bagi pemulihan gereja Tuhan, yang mungkin sampai sekarang masih pula menjadi isu hangat.
Zinzendorf berkeyakinan mengenai kesatuan gereja merupakan akibat dari pengertian radikal akan kebenaran bahwa iman kepada Tuhan Yesus bersifat pribadi dan nyata, ini bukan masalah institusi organisasi atau doktrin tertulis. Ia tidak menghiraukan seseorang itu berasal dari organisasi mana, yang terpenting orang itu mengenal dan mengasihi Yesus Kristus maka ia akan bersekutu dengannya. Ia tidak pernah menyerang atau menjelekkan institusi.
Zinzendorf tidak hanya “mengajarkan” tentang kesatuan, tetapi ia “hidup” dalamnya. Ia mengasihi dan berteman dengan kaum Lutheran, Moravia, Pietis, Puritan, Anabaptis dan Katolik yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan.
Zinzendorf menghabiskan hampir seluruh waktu luangnya untuk menyelidiki dan merenungkan firman Tuhan. Gairahnya akan firman tidak hanya menolong mengerahkan hidupnya tapi juga mempengaruhi banyak pemimpin gereja di masa sesudahnya bahkan hingga kini. Dimana ia mampu membedakan antara seorang yang memiliki otoritas rohani sejati dengan seorang yang hanya menempati suatu posisi di gereja tapi tak memiliki otoritas dari Allah.
Hal ini meletakkan dasar bagi orang-orang seperti George Whitfield yang merupakan seorang Calvinis dan John Wesley yang seorang Armenian, untuk saling mengasihi dan menghargai sehingga mereka dapat menyatukan kuasa api rohani mereka untuk menyalakan kebangunan rohani yang mengubah dunia.
Count Zinzendorf membuat 3 komitmen yang menjadi dasar kekuatan yang dinamis dalam hidupnya. Ia menjaga gairahnya (iman) pada Tuhan, visi profetik dari Tuhan dan tujuan hidup dari Tuhan.
Count Zinzendorf akhirnya menikah dengan Countess Erdmuth Dorethea von Reuss. Ia mengasihi Count dan ke duabelas anak yang Tuhan karuniakan dalam pernikahan mereka. Di tengah kesibukannya mengurus keluarga Countess selalu menjaga ketertarikannya akan Kerajaan Allah sebagai prioritas. Countess membebaskan suaminya untuk berlayar dalam perjalanan misi yang panjang (beberapa perjalanan menuju Amerika Utara berlangsung bertahun-tahun). Tuhan juga memberikan hikmat dan kemampuan pada Countess untuk menjadi manajer yang handal dalam mengatur keuangan dan memelihara tanah dan rumah mereka. Ia melakukan apa saja yang dapat ia lakukan untuk membebaskan sang suami dalam memberikan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Di tengah kesibukannya itu wanita luar biasa ini dengan berani dan bersemangat  menguatkan komunitas Pietis yang tercerai berai untuk tetap teguh dalam iman.

Pada tanggal 13 Agustus 1727, saat diadakan kebaktian perjamuan kudus yang dilakukan komunitas Moravia di Herrnhut. Roh Kudus turun atas mereka dengan kuasa yang dasyat hingga para ahli sejarah gereja menyebutnya “Pentakosta Orang-orang Moravia”.
Hasil yang sama terjadi atas komunitas Moravia ini sebagaimana yang pernah terjadi di Yerusalem dalam jemaat mula-mula. Komunitas ini mendapatkan dorongan yang kuat untuk pergi ke seluruh bangsa di kolong langit untuk memberitakan Injil.
Lima tahun sejak peristiwa “Pentakosta”, komunitas di Herrnhut ini begitu tertuju pada mencari kemuliaan Anak Allah. Komunitas ini begitu memancarkan suasana surga sehingga John Wesley menyebut Herrnhut sebagai “tempat di bumi yang sangat mirip dengan Yerusalem Baru di surga”. Mereka mempunyai komunitas karena mereka mencari Kristus dan bukan mencari komunitas. Mereka berfokus kepada Yesus, kemuliaan Tuhan akan dinyatakan.
Herrnhut telah menjadi suatu contoh besar akan persekutuan Kristen yang mirip dengan jemaat mula-mula. Penyembahan mereka yang natural menghasilkan beberapa lagu pujian yang indah yang hingga kini masih dinyanyikan. Ketekunan mereka dalam doa syafaat yang konsisten dilakukan selama 24 jam selama 1 abad menjadi inspirasi bagi gereja masa kini untuk melakukan doa berantai dan standar bagi setiap pergerakan doa atau kelompok doa.
Kasih komunitas Moravia bagi jiwa terhilang mendorong mereka untuk mengutus anggota komunitas mereka untuk pergi kepada bangsa-bangsa. Ini sungguh merupakan kelahiran gerakan misionari modern, mereka menjadi salah satu inspirasi dan teladan bagi kita.
Bagi mereka komunitas hanyalah alat, bukan akhir dari tujuan. Tanda dari komunitas Kristen sejati adalah tidak berfokus pada dirinya sendiri tetapi pada kebutuhan rohani yang besar dari dunia ini. Sebenarnya, kedewasaan orang Kristen dapat secara umum diukur pada tingkat dimana seseorang telah mengesampingkan kepentingannya sendiri dan memberikan dirinya untuk kepentingan Kristus. Kemurnian dari kerohanian pada komunitas Herrnhut ini diperkuat dengan kenyataan bahwa pada saat mereka dewasa secara rohani maka mereka semakin memperhatikan orang-orang yang belum pernah mendengar tentang Tuhan Yesus sebagai Sang Mesias.
Ada sesuatu yang lebih tinggi dalam komunitas daripada menyatakan bahwa seluruh harta kita sebagai milik bersama, yaitu dengan memberikan segalanya kepada Tuhan dan belajar menjadi hambaNya yang setia.

Apa yang dikerjakan Count Zinzendorf dan komunitasnya merupakan hal yang luar biasa sebab pada era tersebut penekanan kekristenan berhubungan erat dengan negara dan institusi. Kekristenan bukanlah masalah pribadi, pelayanan penginjilan seringkali dianggap sebagai ancaman baik bagi institusi maupun negara. Orang-orang yang pada masa itu berupaya memberitakan Injil atau mengkhotbahkan Injil yang murni sering dianiaya baik oleh gereja Katholik maupun Protestan pada masa itu.
Komunitas Moravia dapat saja menjadi gereja modern yang menjadi denominasi terbesar saat ini. Namun, peninggalan komunitas ini tidak dimaksudkan untuk menjadi badan organisasi besar tetapi suatu demonstrasi ajaib dari kuasa Allah untuk mengubah sejarah dengan mengubah manusia.
Banyak orang yang tak terhitung jumlahnya mengalami impartasi kehidupan melalui kehidupan orang-orang Moravia ini. Ketika Tuhan Yesus tinggal dalam hati seseorang, orang tersebut akan memiliki api yang akan mulai membakar orang lain yang berada di sekitarnya. Ketika John Wesley dijamah oleh api yang menyala-nyala dalam misi orang Moravia di Spangenberg, ia berubah total. Wesley membawa api tersebut kembali ke Inggris dan dari sana ia sebarkan ke setiap penjuru Inggris.


“Gereja organik = gereja berprinsip Kerajaan epidemik

Apakah Kerajaan Allah?



Milt Rodriguez, salah seorang rekan dari pelayanan The Rebuilders – Amerika Serikat menggambarkan Kerajaan Allah sebagai berikut:

"Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan AnakNya yang kekasih; di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa." Kol. 1:13, 14
The Power of the Filter (Kuasa dari filter/penyaring)
Kita semua memiliki pola pikir. Ini merupakan sistem atau cara berpikir kita dalam topik-topik tertentu. Tiap topik memiliki suatu set tersendiri dalam hal pemikiran dan “prinsip-prinsip” yang berhubungan dengan pola pikir tersebut. Sebagai contoh, bila Anda seorang perenang Olimpiade maka Anda akan memiliki sebuah “pikiran” yang tertuju pada suatu olahraga tertentu secara spesifik. Seorang atlit renang dlam benaknya akan senantiasa dipenuhi oleh kata-kata air, bagaimana meluncur dengan cepat melalui air, pakaian renang, tutup kepala, kacamata renang, teknik renang, dan sebagainya. Pemusatan pikiran ini akan menjadi sebuah filter dalam pikiran atlit renang tersebut. Hingga ketika ia melihat air maka pikirannya secara otomatis akan tertuju pada berenang, berlomba, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kejuaraan renang. Saat ia sampai di kolam renang secara otomatis pula ia “melihat” sebuah kejuaraan yang harus dilakoni di depan matanya.  
Kita juga melakukan hal yang sama saat membaca firman Tuhan mengenai Kerajaan Tuhan. Orang Kristen memandang topik ini dari berbagai sudut pandangan. Seperti perenang tadi, dalam benak kita sudah ada alur tersendiri mengenai apa itu Kerajaan Tuhan sebagai suatu filter.
Beberapa orang akan berpendapat bahwa Kerajaan Tuhan berbicara mengenai kekuasaan politik dan bagaimana Tuhan Yesus dapat berkuasa melalui anak-anak Tuhan yang menguasai ranah politik suatu negeri. Saudara yang lain melihat Kerajaan Tuhan sebagai pemulihan karunia-karunia rohani seperti kesembuhan, mujizat, kelepasan dari roh jahat, membangkitkan orang mati dll. Ada pula yang memiliki sudut pandang melihat Kerajaan melalui filter penginjilan, kebangunan rohani dan pertumbuhan gereja. Bagi mereka perihal Kerajaan Tuhan berbicara mengenai keselamatan umat manusia melalui pengenalan akan berita Injil.  Pandangan lain umpamanya ada pula yang melihat perspektif Kerajaan Tuhan dengan penggenapan dari nubuatan akhir zaman mengenai kedatangan Kristus untuk kedua kalinya. Dan masih banyak lagi pandangan lainnya mengenai Kerajaan Tuhan yang berkembang dalam gereja kita.
 Satu Pemikiran Yang Sangat Kita Perlukan
Dari Paulus, rasul Kristus Yesus, oleh kehendak Allah, dan Timotius saudara kita,  kepada saudara-saudara yang kudus dan yang percaya dalam Kristus di Kolose. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, menyertai kamu.  Kami selalu mengucap syukur kepada Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, setiap kali kami berdoa untuk kamu,   karena kami telah mendengar tentang imanmu dalam Kristus Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus,  Kol. 3:1 - 4

Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,  dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya; dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu. Kol. 3:9 - 11
Saudara dan saudariku, kita sangat memerlukan pembaharuan budi pekerti kita sebagai ciptaan yang baru. Pembaharuan pikiran ciptaan baru “di dalam Kristus”. Pola pikir Ciptaan Baru!
Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.  2 Kor. 5:17
Dalam pola pikir baru ini kita dapat melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang baru. Ini merupakan perspektif dari Allah sendiri. IA memandang dari perspektif “di dalam Kristus!” Bapa hanya melihat dari sudut ini saja. Kita dapat menyatakan ini sebagai pola pikir Allah. DIA melihat segala sesuatu dari “filter” Anak Yang IA kasihi.
"Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan," Kol. 2:9
Kita tahu bahwa Allah melakukan segala sesuatu di dalam dan melalui Kristus. Sayangnya, kita kita tidak berpikir dengan pola pikirNya tersebut. Sebab itu kita sangat perlu untuk memperbaharui pikiran kita dengan pola pikir Kristus sebagaimana yang dituliskan Rasul Paulus.
 Memandang Kerajaan Tuhan Melalui Pikiran Baru
Kita perlu untuk memeriksa kembali pola pikir kita, apakah pemikiran kita mengenai definisi dan pengertian mengenai Kerajaan Tuhan itu benar atau tidak? Milt Rodriguez menyatakan bahwa selama bertahun-tahun ia hanya melihat Alkitab sebagai buku yang penuh prinsip dan topik rohani. Di dalam topik-topik ini memuat “prinsip-prinsip” yang perlu dipelajari oleh setiap orang percaya. Saya bukan saja diajarkan seperti itu, saya pun mengajarkan orang lain hal yang sama. Saya mengucap syukur terhadap Tuhan pada akhirnya saya menyadari Alkitab bukan mengenai topik dan prinsip tetapi buku mengenai Seorang Pribadi. Pribadi tersebut adalah Yesus Kristus, Putra Allah! Kita dapat melihat, Pribadi inilah pusat pemikiran dan tulisan dari Allah. Alkitab bukanlah buku yang sekedar membahas keselamatan, doa, kesembuhan, kebenaran, kekudusan, kasih, pelayanan, gereja, Kerajaan Tuhan dll. Semua ayat firman Tuhan hanya berbicara mengenai satu Pribadi dan menyatakan Pribadi ini saja. (Yohanes 5:39, 40; Lukas 24:27; Wahyu. 1:1; Wahyu 19:13).
Sekarang mari kita lihat “topik” mengenai Kerajaan Tuhan.
Misteri
" Jawab-Nya: "Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan." Mrk  4:11

"Karena aku mau, supaya kamu tahu, betapa beratnya perjuangan yang kulakukan untuk kamu, dan untuk mereka yang di Laodikia dan untuk semuanya, yang belum mengenal aku pribadi,  supaya hati mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih, sehingga mereka memperoleh segala kekayaan dan keyakinan pengertian, dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus." Kol. 2:1 - 2
Benih
"Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya." Mat 13:24

"Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan "kepada keturunan-keturunannya" seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: "dan kepada keturunanmu", yaitu Kristus." Gal. 3:16
Pertama
"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." Mat  6:33

"Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu. " Kol. 1:18
Harta  
""Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. " Mat. 13:44

"Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. " 2 Kor. 4:7
Pernikahan
"Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya.” Mat  22:2

"Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.  Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,  karena kita adalah anggota tubuh-Nya. " Ef. 5:28b - 30
Kebun Anggur
"Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya." Mat 20:1

Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa." Yohanes 15:5
Ini seharusnya kini menjadi definisi kita mengenai Kerajaan Tuhan. Kerajaan bukanlah sebuah topik pembahasan lainnya yang perlu kita taati. Kerajaan Tuhan adalah seorang Pribadi dan kita dipanggil untuk mengenal dan hidup sepenuhnya dengan Pribadi yang luar biasa ini.
"Atas pertanyaan orang-orang Farisi, apabila Kerajaan Allah akan datang, Yesus menjawab, kata-Nya: "Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah,  juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu." Lukas 17:20, 21
Tuhan berbicara mengenai diriNya sendiri. IA ada dalam pola pikir mereka. Kerajaan ada diantara mereka sebab IA ada diantara mereka! IA ADALAH Kerajaan. Kerajaan Allah adalah tempat Allah merupakan yang terutama, Allah berkuasa dan Allah adalah segalanya. Tempat itu berada di dalam Pribadi Kristus.
Sangat menarik bahwa Paulus tidak banyak menggunakan istilah “Kerajaan” namun Tuhan Yesus secara konstan membicarakannya. Milt Rodriguez percaya bahwa alasan Tuhan Yesus menggunakan istilah “Kerajaan” sebab IA pada umumnya berbicara terhadap bangsa Yahudi, yang pada saat itu berpikir (memiliki filter dalam pikirannya) bahwa ketika Yesus berbicara mengenai kerajaan maka yang akan dipulihkan adalah kekuasaan Israel secara politik. Tuhan Yesus ingin menekankan pada mereka bahwa yang DIA maksudkan dengan Kerajaan Tuhan adalah DIRINYA. Bila kita tilik Paulus berbicara pada bangsa non Yahudi, ia lebih sering menggunakan frase “di dalam Kristus”. Ia menggunakan frase tersebut lebih dari duaratus kali dalam surat-suratnya. Baik Tuhan Yesus maupun Paulus berbicara mengenai sebuah “lokasi”, Lokasi tersebut merupakan Pribadi Yang Mulia.
Warisan
Dalam Perjanjian Lama kerajaan dan tanah Kanaan merupakan sinonim. Tentu kita semua tahu bahwa kerajaan Israel dan tanah Kanaan sebagai tanah perjanjian hanyalah bayangan dari janji yang sebenarnya. Janji sebenarnya adalah Yesus Kristus. Paulus menggunakan gambaran tanah Kanaan sebagai penggambaran betapa kaya dan dalamnya kekayaan di dalam Kristus. (Kis 20:32; Kol. 1:12).
" dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang.  Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih; di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa. " Kol. 1:12 - 14
Kita dapat melihat disini bagaimana Paulus menyatukan gambaran dari tanah Kanaan (Yos 14:1) dan Kerajaan AnakNya Yang Kekasih. Kerajaan ini, warisan ini, tanah perjanjian ini tidak lain tidak bukan adalah Tuhan Yesus Kristus yang menjadi bagian setiap orang kudus!













Tidak ada komentar: