Kamis, 25 Februari 2016

“GEREJA KOTA”



GEREJA KOTA

Gereja ada untuk kota dan bukan denominasi. Ini yang dapat kita sebut dengan gereja teritorial yang mengalahkan kekuatan teritorial dari kerajaan kegelapan pada sebuah kota. Gereja ini memerintah kota bukan secara politis tetapi dengan nilai-nilai kerajaan Tuhan. Gereja dapat menciptakan atmosfir dasyat bagi pemulihan kotanya.
Gereja Kota bukanlah gedung ibadah besar sebagai tempat pertemuan ibadah bagi orang Kristen  sekota tersebut, bukan pula satu organisasi Kristen se-kota.
Gereja Kota bukan berarti sebuah kota dengan mayoritas berpenduduk beragama Kristen. Sebab banyaknya “orang beragama Kristen” belum tentu mengubah keadaan kotanya. Saya percaya ketika umat Tuhan bertumbuh sebagai murid Kristus dan mau taat pada “blueprint”  Tuhan, barulah gereja dapat berdampak bagi kotanya.
Dalam sebuah penelitian di Amerika Serikat dinyatakan bahwa kota Dallas merupakan kota terbesar berpenduduk mayoritas Kristen. Bila mendengar hal tersebut tentunya kita berasumsi bahwa seharusnya kota itu akan merefleksikan “surga” di bumi. Tetapi pada kenyataannya Dallas masih memiliki masalah dalam hal rasialisme, kriminalitas yang tinggi, keburukan dalam sistem sosial, sakit penyakit dan kondisi ekonomi yang inkonsisten. Gereja di Dallas gagal menjadi terang dan garam dunia.
Lain lagi di Nagaland, salah satu negara bagian (propinsi) kecil di India. Nagaland berpenduduk 80% Kristen tetapi 70% remaja yang tinggal di ibukota propinsi tersebut terbelenggu narkoba. Umat Tuhan seharusnya menjadi terang dan garam, apakah terang kita tersembunyi di bawah gentong dan garam kita telah dibuang ke jalan sebab sudah kehilangan asinnya?
Gereja seharusnya memiliki otoritas untuk mengadakan transformasi bagi kotanya.
Gereja Kota merupakan salah satu ekspresi gereja. Ada 4 ekspresi Gereja yaitu Gereja Universal (tubuh Kristus), Gereja Kota (kumpulan orang percaya dalam sebuah wilayah tertentu), Gereja di rumah, dan tubuh kita sebagai rumah (bait) Allah. Gereja Kota mungkin disebut sebagai suatu terminologi yang seringkali kita nyatakan sebagai adalah universal.
Apa yang dibutuhkan gereja masa kini adalah perubahan mentalitas serta paradigma bergereja. Kita perlu berubah dari mentalitas lokal ke mentalitas regional, dari mentalitas denominasi kepada mentalitas Kerajaan, dari mentalitas gedung ke mentalitas rumah (bait Tuhan yang sah, kehidupan kita sebagai orang percaya)
Apakah gereja kota itu sendiri?
Gereja Kota adalah pernyataan Kerajaan Allah dalam sebuah kota dimana orang-orang kudus terlibat aktif dalam memutuskan nasib kotanya secara menyeluruh. Artinya komperehensif, jadi dia tidak selalu mengurus hal-hal rohani, tidak sekedar mengurus hal-hal yang kecil tapi dia mengurus secara komperenhensif atau menyeluruh.
Definisi dari Eklesia sebenarnya adalah berbicara tentang kota . Indentitas gereja dalam konteks ini adalah kota.
Apakah bentuk gereja kota? Gereja kota terdiri dari baik gereja “denominasi” maupun jejaring gereja rumah yang bergerak dalam jaringan secara interdependen (artinya tidak ada yang merasa lebih kuat) dalam kota yang sama. Secara interdependen melakukan karya mereka secara bersama.
Ada 3 kata dalam interdependen: independen, dependen, dan interdependen yang artinya saling bergantung.
Ini punya pengertian baik gereja “denominasi” maupun jejaring gereja rumah itu tidak mengatakan dia lebih super dari yang lain tetapi akan merupakan suplai kehidupan bagi gereja yang lain. Jaringan yang Tuhan kehendaki bukanlah jaringan laba-laba tapi adalah jaringan jala penangkap ikan.
Kalau jaringan laba-laba satu titik bergantung kepada titik lain dimana titik lain ini bergantung pada titik pusat dan kemudian ada lagi yang menyambung dan seterusnya. Tuhan mengajarkan kepada kita tidak ada titik pusat karena ini adalah ciri denominasi. Kalau jaringan yang normal adalah jaringan jala; kalau jala itu independen artinya setiap titik merupakan titik kontribusi bagi yang lain. Tidak ada yang merasa superior satu sama yang lain, gereja rumah ini berkumpul bersama dengan gereja rumah lainnya, bekerja sama, interdependen menjadi sebuah gereja kota. Kami sangat mengharapkan gereja “denominasi” pun dapat membuka diri dan bekerja bersama sebagai bagian dari tubuh Kristus.
Gereja kota paling gampang dibangun, keputusan kota gampang sekali dilakukan kalau misalnya 10 gereja bergabung menjadi satu.
Gereja adalah pernyataan Kristus lewat jemaat-Nya, pernyataan karunia-karunia yang berbeda untuk sungguh-sungguh menyatakan apa yang Tuhan Yesus inginkan bagi sebuah kota. Dalam setiap kota Roh Kudus berbicara secara spesifik.
Misalnya: Dalam Wahyu 2-3, Roh Tuhan berbicara spesifik kepada jemaat yang berada di 7 kota yang berbeda.
Men-generalisasi setiap kota sebagai hal yang sama itu adalah hal yang sangat tidak masuk akal, karena itu model denomination church (menyeragamkan semua kota dengan satu model).
Menurut Alkitab Tuhan memilih ekspresi kehendak-Nya selalu per-kota, karena Tuhan mau dalam kota tersebut terjadi kesejahteraan, nilai-nilai Kerajaan Allah dari gereja dinyatakan secara penuh melalui gereja, jangan diseragamkan.
Kisah Para Rasul 20:22-23àRasul Paulus tidak tahu apa yang akan terjadi dengan dirinya, tapi kesaksian Rohnya sama, pengertiannya bahwa Tuhan tidak pernah memberikan suatu pewahyuan kepada 1 gereja saja, Tuhan bisa buka kepada orang pewahyuan yang sama.
Tuhan tahu kebutuhan kota masing-masing, Roh Kudus bisa menyuarakan hati-Nya dari kota ke kota dan dimana-mana orang melakukan hal-hal yang kelihatannya mirip tapi ekspresinya agak berbeda.
Dewan kota = Eklesia = Gereja = kumpulan orang-orang yang berdiri di pintu gerbang  yang memutuskan nasib kotanya.
Dalam Wahyu 2 & 3 kita melihat pernyataan   " Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus (2: 1-7), di Smirna (2: 8-11), di Pergamus (2: 12-17), di Tiatira (2: 18-29), di Sardis (3:1-6), di Filadelfia (3:7-13), di Laodikia (3:14-22) "
Semua tafsiran berkata bahwa yang dimaksud malaikat adalah pemimpin-pemimpin, gembala jemaat di tiap kota. Tapi dalam kitab Wahyu ini malaikat adalah malaikat. His name Angel. Bagaimana Yohanes menerima Wahyu? Dari malaikat.
Wahyuà Allahà Yesus Kristusà Malaikatà Yohanes (Wahyu1).
Dalam setiap kota ada malaikat teritorial  (teritori angel), tapi malaikat tidak memutuskan sesuatu, yang memutuskan adalah gereja. Malaikat diciptakan untuk melayani gereja.
Jadi sebenarnya yang dimaksud Dewan Kota adalah semua orang percaya yang digereja-gereja rumah yang kemudian terbentuk dalam sebuah gereja kota. Semua wahyu yang turun dari kota ke kota, semua wahyu yang turun tidaklah berbicara wahyu perorangan.
Jadi saat Tuhan berbicara di Efesus, Tuhan berbicara secara menyeluruh bagi setiap gereja rumah di Efesus dimana gereja-gereja di Efesus ini menangkap sesuatu dari Tuhan dan di-implementasikan dalam kehidupan mereka seperti mereka terima dari Tuhan, maka perkataan-Nya: "Siapa bertelinga; hendaklah dia mendengar, apa yang dikatakan Roh". Waktu mereka menangkap hal tersebut adalah panggilan general orang yang bertanggung jawab saja yang melakukan. Waktu Tuhan berbicara pada gereja, Tuhan tahu kalau gereja-Nya adalah gereja yang bertanggung jawab dan gereja adalah pelaksana kehendak Allah.
Gereja kota memutuskan berdoa supaya pemimpin yang jahat dikota itu disingkirkan, supaya tidak ada sakit penyakit diturunkan di kota itu.
Paulus berkata kepada Timotius supaya mereka berdoa untuk pemerintah dimana mereka berada. Nasib kota diputuskan oleh eklesia. Semua panggilan Allah tidak ada panggilan    yang memaksa. Waktu Tuhan panggil Yesaya, Tuhan tidak sebut nama Yesaya (Yesaya 6), itu berarti panggilan itu panggilan umum. Siapapun yang memberikan respon pada panggilan itu dia orangnya, bertanggung jawab dengan apa yang dia miliki; masuk pada apa yang Tuhan inginkan.
Gereja punya 3 komitmen:
1.      kepada kehendak Allah (supaya kehendak Allah dinyatakan dalam satu kota itu)
2.      kepada sesama
3.      kepada kota mereka
Komitmen gereja rumah tidak pada pemimpin tapi pada 3 komitmen gereja tersebut.
Gereja yang tidak komit pada gereja kota, mereka akan kehilangan tujuan kenapa mereka menjadi gereja rumah di kota tersebut. Kehilangan tujuan berarti terjadi penyimpangan.
Dalam kitab Efesus, Paulus menulis kepada gereja kota di Efesus yang terdiri dari beberapa gereja rumah.
Efesus 4:11à secara pertumbuhan rohani,"Tuhan lebih tertarik mendewasakan kita daripada membuat kita nyaman".
Efesus 4:15à Pertumbuhan , karena Kristus adalah Kepala.
Yang membuat kita percaya pada 5 jawatan adalah karena semua diatur oleh Kepala.
Gereja sedang menolak Kristus untuk menjadi Kepala bagi gereja-Nya.
Yesus mengatur semuanya maka semuanya rapi, tersusun juga Roh Kudus me-manisfestasikan karunia-Nya; maka semua pelayanan tubuh Kristus berfungsi.
Apa yang dikerjakan gereja kota dan apa tanggung jawab gereja kota?
1.      Mengalahkan roh teritorial disebut gereja teritorial, punya tugas utama mengalahkan roh teritorial.
Efesus 6 = gereja adalah tentara Allah, pelaksana Firman Allah. Gereja harusnya kuat, peka, gereja harusnya mengalahkan roh-roh jahat diudara.
Konsep Roh Teritori itu me-manisfestasikan kepada orang-orang yang dibawahnya; mereka menguasai pada paradigma orang.
Efesus 2:1-2à ada 5 level : pemerintah, penguasa, penghulu, roh-roh jahat, manusia pemberontak (mau mengalahkan roh teritori, manisfestasinya disini).
2 Korintus 10:3-5àpeperangan pikiran = peperangan paradigma.
Paradigma bisa merupakan bentuk kubu yang dibangun olen kerajaan kegelapan yang dibangun diatas keangkuhan manusia yang menolak pengenalan akan Allah. Paradigma mempengaruhi gaya hidup.
Kakak rohani saya, Jonathan Pattiasina bercerita, “Hampir semua bentuk penyembahan berhala berdasarkan ketakutan bukan kepada kasih. Suku Toraja awalnya berasal dari Cina namanya suku Sin-ai. Di Toraja orang suka menyembah orang mati, dan mereka takut pada binatang yang namanya naga. Makanya di Toraja kalau di rumah ada katik(?) istilah lain untuk naga. Mereka takut sekali pada naga karena mereka punya pandangan: naga sekali bergerak selesai. Jadi mereka begitu ketakutan maka mereka menyembahnya. Saudara akan menyembah apa yang saudara takuti.”
Takut tidak sama dengan kasih. Itu paradigma, itu mempengaruhi cara mereka. Semua paradigma salah, akan senang sekali ditolong oleh kerajaan kegelapan.
Mengalahkan roh teritorial adalah melawan dengan roh yang berbeda atau berlawanan. Masyarakat sombong, angkuh, mementingkan uang; kita datang dengan kerendahan hati, dengan roh yang suka memberi, dengan roh yang lemah lembut kepada mereka. Ditengah-tengah orang yang penuh judi, tamak akan uang; kita datang dengan roh yang merdeka (roh yang berlawanan).
Roh yang berlawanan diputuskan oleh paradigma atau cara berpikir.
Gereja yang tidak mengalahkan roh teritorial di kota mereka, gereja itu akan menuai roh yang sama dengan penguasa kota di gereja mereka. Ini punya pengertian: kalau kamu tidak bisa mengalahkan roh perjinahan di kota itu, tunggu saja, nanti di kota atau di gereja itu akan tumbuh yang sama. Tidak mengalahkan roh tamak maka akan menuai di tempat itu, terimalah konsekuensinya.
2.      Establish The Kingdom = menetapkan Kerajaan Allah, memperluas Kerajaan Allah.
Berbicara tentang misi dan penginjilan.
3.      Membawa pelayanan pendamaian.
Menjadikan gereja sebagai rumah doa segala bangsa, dimana kita berfungsi sebagai imam buat mereka.
4.      Membangun komunitas dimana nilai-nilai Kerajaan Allah/kebenaran memerintah selamanya.
Tujuan Anak Allah menyatakan diri-Nya:
  • mengalahkan si jahat
  • menegakkan kebenaran selamanya
Membangun komunitas kebenaran adalah kita sungguh-sungguh membangun pola hidup. Ingat!! Doa Bapa Kami adalah doa komunitas kebenaran. Doa Bapa Kami lebih banyak dihidupi daripada diucapkan.
Gereja yang Am (Satu)
Dalam pandangan Tuhan perpecahan diantara kita sangatlah berdosa, bila kita menilik doa Yesus pada Bapa dalam Yohanes 17:20-23. “ Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.
Kita sebagai orang Kristen seharusnya menjadikan Kristus sebagai pusat kehidupan kita, sebab Ia adalah pusat dari segala sesuatu.
Banyaknya denominasi menimbulkan banyak masalah baru sebab tidak ada pernyataan di dalam Alkitab mengenai menciptakan denominasi baru. Kita perlu berhati-hati agar kita tidak terjebak dalam “permusuhan” akibat berbeda dalam doktrin, tata cara ibadah, dan yang sejenisnya. Aliran-aliran gereja hanyalah merupakan dalih bagi kedagingan kita, yang tidak jauh dari kesombongan, iri hati, dan cemburu. Perpecahan merupakan perbuatan daging. Apa yang mungkin terbaik untuk kita jalani kini adalah hidup sebagai suatu gereja tanpa mempermasalahkan aliran gereja atau denominasinya. Entah Anda tetap mau mempraktekkan gereja dengan cara tradisi atau pun pola jemaat mula-mula, Gereja hanya ada satu yaitu gereja Tuhan.
Sudah kita bahas berulangkali bahwa gereja adalah kumpulan orang percaya yang dipanggil keluar dari kerajaan kegelapan untuk memasuki Kerajaan Allah. Itu berarti kita berasal dari gereja yang sama. Menurut sifatnya, gereja adalah satu, karena kita semua dipanggil dari berbagai latar belakang untuk memasuki KerajaanNya. Gereja adalah satu dan tidak dapat dibagi-bagi.
Gereja mula-mula meskipun kecil tetapi mampu memenangkan dunia. Kemana saja mereka pergi, mereka mempunyai suatu keinginan untuk membawa seluruh dunia mengenal Kristus. Jelas sekali mereka tidak bersaing untuk membangun gedung ibadah yang lebih besar, atau hal lainnya sebagaimana yang sering kita lakukan dewasa ini. Tujuan mereka sepenuhnya memperluas Kerajaan Allah di bawah komando Yesus. Sayangnya kini kita tidak bernaung di bawah panji Kristus melainkan panji-panji nama lain. Yesus tidak mempunyai banyak gereja. Gereja adalah pengantin wanitaNya, dan IA tidak berpoligami. Ia hanya menikahi satu gereja saja yaitu gerejaNya.
Sebab itu kita mulai sekarang harus dapat saling menerima tanpa lagi mempermasalahkan perbedaan doktrin, tata ibadah, falsafah hidup, dan lainnya. Tuhan memerintahkan agar kita bertobat atas kebencian kita terhadap saudara dari denominasi lain. Kita dapat menjadi satu gereja kala kita mulai membagi hidup kita yang sederhana, yaitu hidup Kristus di dalam kita.








Tidak ada komentar: