“GEREJA KOTA”
Gereja ada untuk kota dan bukan denominasi. Ini yang dapat
kita sebut dengan gereja teritorial yang mengalahkan kekuatan teritorial dari
kerajaan kegelapan pada sebuah kota. Gereja ini memerintah kota bukan secara
politis tetapi dengan nilai-nilai kerajaan Tuhan. Gereja dapat menciptakan
atmosfir dasyat bagi pemulihan kotanya.
Gereja Kota
bukanlah gedung ibadah besar sebagai tempat pertemuan ibadah bagi orang
Kristen sekota tersebut, bukan pula satu
organisasi Kristen se-kota.
Gereja Kota
bukan berarti sebuah kota dengan mayoritas berpenduduk beragama Kristen. Sebab
banyaknya “orang beragama Kristen” belum tentu mengubah keadaan kotanya. Saya
percaya ketika umat Tuhan bertumbuh sebagai murid Kristus dan mau taat pada
“blueprint” Tuhan, barulah gereja dapat
berdampak bagi kotanya.
Dalam sebuah
penelitian di Amerika Serikat dinyatakan bahwa kota Dallas merupakan kota
terbesar berpenduduk mayoritas Kristen. Bila mendengar hal tersebut tentunya
kita berasumsi bahwa seharusnya kota itu akan merefleksikan “surga” di bumi.
Tetapi pada kenyataannya Dallas masih memiliki masalah dalam hal rasialisme,
kriminalitas yang tinggi, keburukan dalam sistem sosial, sakit penyakit dan
kondisi ekonomi yang inkonsisten. Gereja di Dallas gagal menjadi terang dan
garam dunia.
Lain lagi di
Nagaland, salah satu negara bagian (propinsi) kecil di India. Nagaland
berpenduduk 80% Kristen tetapi 70% remaja yang tinggal di ibukota propinsi
tersebut terbelenggu narkoba. Umat Tuhan seharusnya menjadi terang dan garam,
apakah terang kita tersembunyi di bawah gentong dan garam kita telah dibuang ke
jalan sebab sudah kehilangan asinnya?
Gereja
seharusnya memiliki otoritas untuk mengadakan transformasi bagi kotanya.
Gereja Kota
merupakan salah satu ekspresi gereja. Ada 4 ekspresi Gereja yaitu Gereja
Universal (tubuh Kristus), Gereja Kota (kumpulan orang percaya dalam sebuah wilayah
tertentu), Gereja di rumah, dan tubuh kita sebagai rumah
(bait) Allah. Gereja Kota mungkin
disebut sebagai suatu terminologi yang seringkali kita nyatakan sebagai adalah
universal.
Apa yang dibutuhkan gereja masa kini adalah perubahan
mentalitas serta paradigma bergereja. Kita perlu berubah dari mentalitas lokal
ke mentalitas regional, dari mentalitas denominasi kepada mentalitas Kerajaan,
dari mentalitas gedung ke mentalitas rumah (bait Tuhan yang sah, kehidupan kita
sebagai orang percaya)
Apakah gereja
kota itu sendiri?
Gereja Kota
adalah pernyataan Kerajaan Allah dalam sebuah kota dimana orang-orang kudus
terlibat aktif dalam memutuskan nasib kotanya secara menyeluruh. Artinya
komperehensif, jadi dia tidak selalu mengurus hal-hal rohani, tidak sekedar
mengurus hal-hal yang kecil tapi dia mengurus secara komperenhensif atau
menyeluruh.
Definisi dari
Eklesia sebenarnya adalah berbicara tentang kota . Indentitas gereja dalam
konteks ini adalah kota.
Apakah bentuk
gereja kota? Gereja kota terdiri dari baik gereja “denominasi” maupun
jejaring gereja rumah yang bergerak
dalam jaringan secara interdependen (artinya tidak ada yang merasa lebih kuat)
dalam kota yang sama. Secara
interdependen melakukan karya mereka secara bersama.
Ada 3 kata dalam
interdependen: independen, dependen, dan interdependen yang artinya saling
bergantung.
Ini punya
pengertian baik gereja
“denominasi” maupun jejaring gereja
rumah itu tidak mengatakan dia lebih super dari yang lain tetapi akan merupakan
suplai kehidupan bagi gereja yang lain. Jaringan yang Tuhan kehendaki bukanlah
jaringan laba-laba tapi adalah jaringan jala penangkap ikan.
Kalau jaringan
laba-laba satu titik bergantung kepada titik lain dimana titik lain ini
bergantung pada titik pusat dan kemudian ada lagi yang menyambung dan
seterusnya. Tuhan mengajarkan kepada kita tidak ada titik pusat karena ini
adalah ciri denominasi. Kalau jaringan yang normal adalah jaringan jala; kalau
jala itu independen artinya setiap titik merupakan titik kontribusi bagi yang
lain. Tidak ada yang merasa superior satu sama yang lain, gereja rumah ini
berkumpul bersama dengan gereja rumah lainnya, bekerja sama, interdependen
menjadi sebuah gereja kota. Kami sangat mengharapkan gereja “denominasi”
pun dapat membuka diri dan bekerja bersama sebagai bagian dari tubuh Kristus.
Gereja kota
paling gampang dibangun, keputusan kota gampang sekali dilakukan kalau misalnya
10 gereja bergabung menjadi satu.
Gereja adalah
pernyataan Kristus lewat jemaat-Nya, pernyataan karunia-karunia yang berbeda
untuk sungguh-sungguh menyatakan apa yang Tuhan Yesus inginkan bagi sebuah
kota. Dalam setiap kota Roh Kudus berbicara secara spesifik.
Misalnya: Dalam
Wahyu 2-3, Roh Tuhan berbicara spesifik kepada jemaat yang berada di 7 kota
yang berbeda.
Men-generalisasi
setiap kota sebagai hal yang sama itu adalah hal yang sangat tidak masuk akal,
karena itu model denomination church (menyeragamkan semua kota dengan satu
model).
Menurut Alkitab
Tuhan memilih ekspresi kehendak-Nya selalu per-kota, karena Tuhan mau dalam
kota tersebut terjadi kesejahteraan, nilai-nilai Kerajaan Allah dari gereja
dinyatakan secara penuh melalui gereja, jangan diseragamkan.
Kisah Para Rasul
20:22-23àRasul Paulus tidak tahu
apa yang akan terjadi dengan dirinya, tapi kesaksian Rohnya sama, pengertiannya
bahwa Tuhan tidak pernah memberikan suatu pewahyuan kepada 1 gereja saja, Tuhan
bisa buka kepada orang pewahyuan yang sama.
Tuhan tahu
kebutuhan kota masing-masing, Roh Kudus bisa menyuarakan hati-Nya dari kota ke
kota dan dimana-mana orang melakukan hal-hal yang kelihatannya mirip tapi
ekspresinya agak berbeda.
Dewan kota =
Eklesia = Gereja = kumpulan orang-orang yang berdiri di pintu gerbang yang memutuskan nasib
kotanya.
Dalam Wahyu 2
& 3 kita melihat pernyataan "
Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus (2: 1-7), di Smirna (2: 8-11), di Pergamus (2: 12-17), di Tiatira (2: 18-29), di Sardis (3:1-6), di Filadelfia (3:7-13), di Laodikia (3:14-22) "
Semua tafsiran
berkata bahwa yang dimaksud malaikat adalah pemimpin-pemimpin, gembala jemaat
di tiap
kota. Tapi dalam kitab Wahyu ini malaikat adalah malaikat. His name Angel.
Bagaimana Yohanes menerima Wahyu? Dari malaikat.
Wahyuà Allahà Yesus Kristusà Malaikatà Yohanes (Wahyu1).
Dalam setiap
kota ada malaikat teritorial (teritori angel), tapi malaikat
tidak memutuskan sesuatu, yang memutuskan adalah gereja. Malaikat diciptakan
untuk melayani gereja.
Jadi sebenarnya
yang dimaksud Dewan Kota adalah semua orang percaya yang digereja-gereja rumah
yang kemudian terbentuk dalam sebuah gereja kota. Semua wahyu yang turun dari
kota ke kota, semua wahyu yang turun tidaklah berbicara wahyu perorangan.
Jadi saat Tuhan
berbicara di Efesus, Tuhan berbicara secara menyeluruh bagi setiap gereja rumah
di Efesus dimana gereja-gereja di Efesus ini menangkap sesuatu dari Tuhan dan
di-implementasikan dalam kehidupan mereka seperti mereka terima dari Tuhan,
maka perkataan-Nya: "Siapa bertelinga; hendaklah dia mendengar, apa yang
dikatakan Roh". Waktu mereka menangkap hal tersebut adalah panggilan
general orang yang bertanggung jawab saja yang melakukan. Waktu Tuhan berbicara
pada gereja, Tuhan tahu kalau gereja-Nya adalah gereja yang bertanggung jawab
dan gereja adalah pelaksana kehendak Allah.
Gereja kota
memutuskan berdoa supaya pemimpin yang jahat dikota itu disingkirkan, supaya
tidak ada sakit penyakit diturunkan di kota itu.
Paulus berkata
kepada Timotius supaya mereka berdoa untuk pemerintah dimana mereka berada.
Nasib kota diputuskan oleh eklesia. Semua panggilan Allah tidak ada
panggilan yang memaksa. Waktu Tuhan panggil Yesaya, Tuhan
tidak sebut nama Yesaya (Yesaya 6), itu berarti panggilan itu panggilan umum.
Siapapun yang memberikan respon pada panggilan itu dia orangnya, bertanggung
jawab dengan apa yang dia miliki; masuk pada apa yang Tuhan inginkan.
Gereja punya 3
komitmen:
1. kepada kehendak Allah (supaya kehendak Allah
dinyatakan dalam satu kota itu)
2. kepada sesama
3. kepada kota mereka
Komitmen gereja
rumah tidak pada pemimpin tapi pada 3 komitmen gereja tersebut.
Gereja yang
tidak komit pada gereja kota, mereka akan kehilangan tujuan kenapa mereka
menjadi gereja rumah di kota tersebut. Kehilangan tujuan berarti terjadi
penyimpangan.
Dalam kitab
Efesus, Paulus menulis kepada gereja kota di Efesus yang terdiri dari beberapa
gereja rumah.
Efesus 4:11à secara pertumbuhan rohani,"Tuhan
lebih tertarik mendewasakan kita daripada membuat kita nyaman".
Efesus 4:15à Pertumbuhan , karena Kristus adalah
Kepala.
Yang membuat
kita percaya pada 5 jawatan adalah karena semua diatur oleh Kepala.
Gereja sedang
menolak Kristus untuk menjadi Kepala bagi gereja-Nya.
Yesus mengatur
semuanya maka semuanya rapi, tersusun juga Roh Kudus me-manisfestasikan
karunia-Nya; maka semua pelayanan tubuh Kristus berfungsi.
Apa yang
dikerjakan gereja kota dan apa tanggung jawab gereja kota?
1. Mengalahkan roh teritorial disebut gereja
teritorial, punya tugas utama mengalahkan roh teritorial.
Efesus 6 =
gereja adalah tentara Allah, pelaksana Firman Allah. Gereja harusnya kuat,
peka, gereja harusnya mengalahkan roh-roh jahat diudara.
Konsep Roh
Teritori itu me-manisfestasikan kepada orang-orang yang dibawahnya; mereka
menguasai pada paradigma orang.
Efesus 2:1-2à ada 5 level : pemerintah, penguasa,
penghulu, roh-roh jahat, manusia pemberontak (mau mengalahkan roh teritori,
manisfestasinya disini).
2 Korintus
10:3-5àpeperangan pikiran = peperangan paradigma.
Paradigma bisa
merupakan bentuk kubu yang dibangun olen kerajaan kegelapan yang dibangun
diatas keangkuhan manusia yang menolak pengenalan akan Allah. Paradigma
mempengaruhi gaya hidup.
Kakak rohani
saya, Jonathan Pattiasina bercerita, “Hampir semua bentuk penyembahan berhala
berdasarkan ketakutan bukan kepada kasih. Suku Toraja awalnya berasal dari Cina
namanya suku Sin-ai. Di Toraja orang suka menyembah orang mati, dan mereka takut
pada binatang yang namanya naga. Makanya di Toraja kalau di rumah ada katik(?) istilah
lain untuk naga. Mereka takut sekali pada naga karena mereka punya pandangan:
naga sekali bergerak selesai. Jadi mereka begitu ketakutan maka mereka
menyembahnya. Saudara akan menyembah apa yang saudara takuti.”
Takut tidak sama
dengan kasih. Itu paradigma, itu mempengaruhi cara mereka. Semua paradigma
salah, akan senang sekali ditolong oleh kerajaan kegelapan.
Mengalahkan roh
teritorial adalah melawan dengan roh yang berbeda atau berlawanan. Masyarakat sombong, angkuh, mementingkan
uang; kita datang dengan kerendahan hati, dengan roh yang suka memberi, dengan
roh yang lemah lembut kepada mereka. Ditengah-tengah orang yang penuh judi,
tamak akan uang; kita datang dengan roh yang merdeka (roh yang berlawanan).
Roh yang
berlawanan diputuskan oleh paradigma atau cara berpikir.
Gereja yang
tidak mengalahkan roh teritorial di kota mereka, gereja itu akan menuai roh
yang sama dengan penguasa kota di gereja mereka. Ini punya pengertian: kalau
kamu tidak bisa mengalahkan roh perjinahan di kota itu, tunggu saja, nanti di
kota atau di gereja itu akan tumbuh yang sama. Tidak mengalahkan roh tamak maka
akan menuai di tempat itu, terimalah konsekuensinya.
2. Establish The Kingdom = menetapkan Kerajaan Allah,
memperluas Kerajaan Allah.
Berbicara tentang misi dan penginjilan.
3. Membawa pelayanan pendamaian.
Menjadikan
gereja sebagai rumah doa segala bangsa, dimana kita berfungsi sebagai imam buat
mereka.
4. Membangun komunitas dimana nilai-nilai Kerajaan
Allah/kebenaran memerintah selamanya.
Tujuan Anak
Allah menyatakan diri-Nya:
- mengalahkan si jahat
- menegakkan kebenaran selamanya
Membangun
komunitas kebenaran adalah kita sungguh-sungguh membangun pola hidup. Ingat!!
Doa Bapa Kami adalah doa komunitas kebenaran. Doa Bapa Kami lebih banyak
dihidupi daripada diucapkan.
Gereja yang Am
(Satu)
Dalam pandangan Tuhan perpecahan diantara kita sangatlah
berdosa, bila kita menilik doa Yesus pada Bapa dalam Yohanes 17:20-23. “ Dan bukan
untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya
kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya
mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku
di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya,
bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka
kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya
mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan
Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu,
bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama
seperti Engkau mengasihi Aku.
Kita sebagai orang Kristen seharusnya menjadikan Kristus
sebagai pusat kehidupan kita, sebab Ia adalah pusat dari segala sesuatu.
Banyaknya denominasi menimbulkan banyak masalah baru sebab
tidak ada pernyataan di dalam Alkitab mengenai menciptakan denominasi baru.
Kita perlu berhati-hati agar kita tidak terjebak dalam “permusuhan” akibat
berbeda dalam doktrin, tata cara ibadah, dan yang sejenisnya. Aliran-aliran
gereja hanyalah merupakan dalih bagi kedagingan kita, yang tidak jauh dari
kesombongan, iri hati, dan cemburu. Perpecahan merupakan perbuatan daging. Apa
yang mungkin terbaik untuk kita jalani kini adalah hidup sebagai suatu gereja
tanpa mempermasalahkan aliran gereja atau denominasinya. Entah Anda tetap mau
mempraktekkan gereja dengan cara tradisi atau pun pola jemaat mula-mula, Gereja
hanya ada satu yaitu gereja Tuhan.
Sudah kita bahas berulangkali bahwa gereja adalah kumpulan
orang percaya yang dipanggil keluar dari kerajaan kegelapan untuk memasuki
Kerajaan Allah. Itu berarti kita berasal dari gereja yang sama. Menurut
sifatnya, gereja adalah satu, karena kita semua dipanggil dari berbagai latar
belakang untuk memasuki KerajaanNya. Gereja adalah satu dan tidak dapat
dibagi-bagi.
Gereja mula-mula meskipun kecil tetapi mampu memenangkan
dunia. Kemana saja mereka pergi, mereka mempunyai suatu keinginan untuk membawa
seluruh dunia mengenal Kristus. Jelas sekali mereka tidak bersaing untuk
membangun gedung ibadah yang lebih besar, atau hal lainnya sebagaimana yang
sering kita lakukan dewasa ini. Tujuan mereka sepenuhnya memperluas Kerajaan
Allah di bawah komando Yesus. Sayangnya kini kita tidak bernaung di bawah panji
Kristus melainkan panji-panji nama lain. Yesus tidak mempunyai banyak gereja.
Gereja adalah pengantin wanitaNya, dan IA tidak berpoligami. Ia hanya menikahi
satu gereja saja yaitu gerejaNya.
Sebab itu kita mulai sekarang harus dapat saling menerima
tanpa lagi mempermasalahkan perbedaan doktrin, tata ibadah, falsafah hidup, dan
lainnya. Tuhan memerintahkan agar kita bertobat atas kebencian kita terhadap
saudara dari denominasi lain. Kita dapat menjadi satu gereja kala kita mulai
membagi hidup kita yang sederhana, yaitu hidup Kristus di dalam kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar