Minggu, 13 Desember 2015

Sebuah Ucapan Syukur



Sebuah Ucapan Syukur

Tidak terasa sudah bulan Desember 2015 lagi, waktu serasa berjalan begitu cepat. Tahun ini kami mengucap syukur sebab istriku, Novie, sudah disembuhkan Tuhan dan kami dapat melayani bersama-sama kembali. Tidak henti-hentinya kami mengucap syukur dan berterimakasih pada setiap saudara seiman kami yang telah berdoa dan mendukung kami selama ini. Terimakasih telah ada bersama kami dalam keadaan suka bahkan saat kami harus melalui keadaan duka sekalipun, kalian tetap ada untuk mendukung.
Terimakasih untuk Bapak Daniel Alexander yang telah menguatkan kaki kami yang sempat goyah 6 bulan lalu, hingga akhirnya kami berkomitmen kembali fokus untuk melayani pekerjaan Tuhan bagi mereka yang selama ini terpinggirkan. Terimakasih untuk setiap dukungan doa, daya (tenaga) dan dana dari setiap saudara seiman, terimakasih telah percaya pada kami selama ini. Terimakasih atas keluarga baru ku dalam komunitas Oikos Fellowship di Bandung maupun saudara-saudara seiman lainnya di kota Bandung, terimakasih atas dukungan dan komitmen kalian semua. Terimakasih juga atas dukungan gereja Tuhan (tubuh Kristus) di Surabaya yang selama ini telah dengan setia mendoakan dan mendukung kami. Juga keluarga rohani ku yang bekerja di perantauan. Tetap cinta Tuhan dan layani bangsa-bangsa yang belum mengenal Tuhan di sana.
Kami mengucap syukur dan berterimakasih atas setiap sumbangan dan persembahan bagi saudara-saudara seiman yang membutuhkan. Terimakasih banyak atas belaskasihan bagi mereka yang kurang mampu. Selama tahun ini kami telah menyalurkan bantuan pakaian bekas, mainan anak, MP3 berisi lagu pujian, Alkitab, literatur Kristen lainnya, makanan dan bantuan finansial bagi mereka yang hidup di jalanan termasuk para pemulung, tukang sampah, anak jalanan dan bagi saudara seiman yang dalam kemalangan.
Kami mengadakan hal ini bukan sebagai sebuah program tetapi lebih kepada menjadikan “memberi” sebagai gaya hidup kita sebagai orang percaya. Tuhan telah memberikan teladan pada kita dalam Yohanes 3:16, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga IA mengaruniakanAnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Rasul Paulus pun menyatakan dan memberikan teladan,”Adalah lebih baik memberi daripada menerima” (Kis 20:35).
Kami percaya bahwa untuk memberitakan Kabar Baik tidak cukup dengan kesaksian atau khotbah, sebab kita tahu “perbuatan” kita berbicara lebih keras daripada ucapan kita. Saya ingat saat masih kecil, mama saya mengajarkan bahwa saya harus selalu jujur dan tidak boleh berbohong (Suatu pengajaran yang tentu bagus dan harus ditaati)….tetapi suatu kali ketika ada tamu datang dan mama tidak mau menemuinya….mama segera memanggil saya dan berkata,”Dave, kamu nanti buka pintu dan bilang sama tamunya mama belum pulang ya.” Pengalaman masa kecil itu membekas dalam diri saya. Sebab mama mengajarkan suatu hal yang baik tetapi beliau sendiri mengingkari ajarannya. “Orang dunia yang tinggal dalam dosa” butuh teladan hidup bukan sekedar orang “yang pintar bicara”. Tuhan memanggil kita menjadi terang dan garam dunia. Bukan hanya sekedar jadi juru bicara tetapi menjadi “kaki dan tangan” dari kasih Kristus yang menjamah dunia.
Orang-orang yang kami layani bukanlah “kaum” yang suka dilayani oleh bahkan gereja. Kalaupun ada pelayanan diakonia, rata-rata hanya melihat sebagai program pelayanan bagi kaum miskin..bagi-bagi sembako, pengobatan gratis, bimbingan belajar gratis dll (yang semuanya itu baik)….kelemahannya adalah tidak adanya hubungan dengan “kaum” tersebut. Padahal banyak di antara mereka yang ingin didengarkan dan dilayani. Sebab kaum miskin seringkali dianggap “merepotkan” dan suka meminta-minta terus. Biasanya dulu saya diajarkan agar jangan memberi mereka roti tetapi berikan mereka pancing agar bisa mandiri. Dan saya telah melakukan hal tersebut dan …….menemui kegagalan…..sebab memberi pancing saja tidak cukup….mereka butuh umpan bila hendak memancing dan terlebih lagi mereka butuh “seseorang” yang mengajarkan cara  dan trik memancing dengan baik.
Apa yang saya percayai adalah kita, orang percaya dipanggil untuk memperluas pengaruh Kerajaan Tuhan..bukan dengan memperbanyak bangunan gedung gereja yang megah….tetapi memperluas pengaruh kita di berbagai aspek kehidupan. Saya berpikir seandainya uang untuk pembangunan gedung gereja….setengahnya saja digunakan untuk dibuat koperasi simpan pinjam atau bank perkreditan rakyat bukanlah akan lebih bermanfaat baik bagi saudara seiman maupun orang belum percaya (dapat menjadi sarana penginjilan) atau “gereja mapan dengan omzet milyaran” bisa membangun perumahan rakyat bagi saudara seiman yang kesulitan memiliki rumah karena persyaratan-persyaratan tertentu….
Jemaat mula-mula disebut pertama kali sebagai Kristen di Anthiokia sebab orang di kota tersebut melihat gaya atau cara hidup yang sangat berbeda dengan orang sezamannya. Hingga mereka melihat pribadi Kristus dalam kehidupan jemaat mula-mula. Bagaimana dengan kita saat ini?
Saya melihat bila saudara seiman diberkati secara finansial, itu berarti Tuhan mempercayakan harta tersebut untuk perluasan pengaruh Kerajaan Tuhan. Anda tentu bisa menggunakannya untuk membeli mobil Hammer, Bentley, Jaguar..dstnya…atau memiliki apartemen atau rumah di perumahan mewah atau berbelanja tas Hermes, Prada, Gucci..yang asli dan bukan KW. Tetapi jangan lupa bahwa Anda dapat berkelimpahan harta karena Tuhan. Dan Tuhan punya tujuan atas hal tersebut. Saya membaca hasil sebuah survey yang menyatakan bilamana seluruh orang percaya di dunia ini mengumpulkan 10% dari seluruh penghasilannya dan di kumpulkan maka “kemiskinan di muka bumi akan terhapus”. Wauw seandainya hasil survey tersebut valid, maka gereja dapat menjadi jawaban……sayangnya banyak biaya kita keluarkan untuk pembangunan dan pemeliharaan fasilitas. Seandainya kita dapat membangun fasilitas yang lebih sederhana dan menggunakan dana tersebut untuk membangun kota dengan pengentasan kemiskinan dengan membuka UKM  atau kebodohan dengan sekolah murah dstnya.
Saya melihat teladan gereja mula-mula, mereka tidak punya fasilitas apa-apa, para rasul pun tidak memiliki fasilitas pribadi apa-apa…..tetapi mereka membuat “dunia berguncang”……bila menilik ke belakang dan melihat “dunia kita” saat ini…seharusnya kita bisa berbuat lebih. Jemaat mula-mula bisa berkembang pesat karena “gaya hidup Kristus” yang tampak dalam keseharian mereka hingga dunia yang belum percaya di sekitarnya terjamah. Dalam catatan sejarah anak-anak yang di buang di jalanan, dipungut, dirawat dan dibesarkan oleh jemaat mula-mula seperti anak sendiri…mereka juga merawat dan memelihara kaum miskin……orangtua yang sudah renta dan diabaikan dirawat di rumah sendiri seperti orangtua sendiri..dlll. Belaskasih Kristus bukan saja tercermin dalam kehidupan mereka tetapi dapat dirasakan secara nyata. Bahkan dalam Kisah Para Rasul dituliskan,”Semua orang yang telah menjadi  percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama. (Kis 2:44).Bagaimana dengan kita? Saya percaya bila kita memang terkoneksi dengan Tuhan dan memiliki hubungan dengan saudara-saudara seiman maka kita akan dengan mudah untuk memberi. Bahkan Tuhan mengajarkan agar kita membalas kejahatan dengan kebaikan,”Jika seterumu lapar, berilah dia makan, jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya. Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan! (Roma  12:20-21).
Pada tahun 2016 kami pun merencanakan untuk memperlengkapi rekan-rekan saudara seiman untuk terlibat dalam pergerakan pemuridan bangsa-bangsa dan melayani lebih banyak lagi jiwa yang selama ini belum terjangkau dan merasakan kasih Kristus. Bila Anda ingin menghubungi atau mendukung kami dapat mengirimkan email davebroos@yahoo.co.uk atau SMS 081330135643 atau juga melalui inbox FB ini.
OK thanks atas perhatiannya semoga apa yang saya bagikan dapat menjadi berkat. Terimakasih telah menyempatkan membaca posting kami. God bless you all.

Tidak ada komentar: