Minggu, 27 Desember 2015

Be The Church (Apakah Gereja?)

APAKAH GEREJA ?

Saat kita mendengar kata gereja, apakah yang terlintas dalam benak kita? Bagi mayoritas orang itu merupakan sebuah tempat atau gedung ibadah bagi umat Kristen, mungkin dengan lambang salib di atas kubah gedung tersebut. Tetapi benarkah gereja merupakan sebuah tempat? Sebagian orang lagi menganggap gereja sebagai acara kebaktian (khususnya hari Minggu). Benarkah gereja hanya tentang acara semata? Ada pula yang menganggap gereja adalah organisasi agama dimana seorang Kristen wajib tergabung di dalamnya. Beberapa orang menyatakan gereja merupakan organisasi keagamaan yang sudah disahkan atau ditetapkan sebuah denominasi tertentu yang diakui pemerintah. Pernah suatu kali saya bertanya pada beberapa orang Kristen, mengapa mereka menjadi anggota gereja. Jawabannya, cukup mengejutkan, mereka bergabung agar mereka bisa diberkati pernikahannya atau dimakamkan saat meninggal. Benarkah gereja hanya semata organisasi buatan manusia? Apakah sesempit itu makna kita menjadi anggota dari keluarga Allah?  Kita perlu menemukan kembali makna dari gereja itu sebenarnya.

Kata “church”  (bahasa Inggris), “kerk” (bahasa Belanda), “die Kirkche (bahasa Jerman) atau gereja dalam bahasa Indonesia (kata ini kita diadopsi dari bahasa Portugis “igreja”) sebenarnya berasal dari kata sifat dalam bahasa Yunani kuriakos yang berarti “dari Tuhan” atau “milik kepunyaan Tuhan”.  Sedangkan kata benda dalam bahasa Yunani yang mendekati konsep ini adalah sunagoge yang dapat berarti ganda; “umat Tuhan dan tempat khusus dimana mereka berkumpul”. Di dalam Perjanjian Lama kata jemaat mempunyai dua pengertian, yaitu edah yang digunakan untuk menyebut sekumpulan umat Israel (Keluaran 12:47) dan kahal yang digunakan untuk menyebut umat Israel sebagai jemaat yang berhubungan dengan ibadah kepada Allah (Imamat 16:17). Namun menariknya dari arti-arti di atas tak ada satupun yang digunakan dalam Alkitab untuk mengacu pada jemaat atau gereja.
Kata gereja pertama kali disebut dalam Matius 16:18, “Akupun berkata kepadamu:”Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya.” Kata Bahasa Yunani yang Yesus gunakan ialah “ Ekkaleo” dan Yesus adalah orang pertama yang menggunakannya setelah zaman para nabi berakhir. Sebelumnya para nabi memberitakan kehendak Allah dengan pola berpikir kerajaan (Kingdom minded). Artinya semua nabi yang ada sebelum Yesus (termasuk Yohanes Pembaptis) menggunakan istilah Kerajaan. Kata Ekkaleo yang merupakan akar kata dari Ekklesia yang punya pengertian “dipanggil keluar”, merupakan istilah yang menunjuk kepada sebuah kelompok masyarakat yang dipanggil keluar, yang dipilih untuk berdiri di pintu gerbang untuk membuat/mengambil keputusan yang mempengaruhi sebuah kota. Gereja = Kerajaan.
Setiap kali kata “gereja” muncul dalam Perjanjian Baru ia berasal dari kata ekklesia. Kata ini tidak seperti kuriakos maupun sunagoge sebab ekklesia tidak pernah   mengacu pada bangunan atau tempat menyembah. Kata ini selalu mengacu pada sebuah pertemuan, kumpulan orang atau jemaat. Di luar Perjanjian Baru, kata ekklesia ini digunakan oleh perkumpulan politik yang secara teratur bertemu untuk suatu tujuan yaitu membuat keputusan atas kota dimana mereka tinggal. Yesus menggunakan kata-kata yang pasti telah dimengerti oleh orang-orang yang mendengarkanNya.
 
Jadi gereja bukanlah gedung atau denominasi tetapi kumpulan orang-orang yang dipanggil keluar untuk melakukan keputusan Allah terhadap suatu daerah tertentu. Sebagaimana tertulis dalam I Petrus 2:5-9,” Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: “Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan.” Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: “Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan.” Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan. Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.
Gereja bukanlah organisasi, acara, program atau bangunan, sebab gereja adalah kumpulan orang percaya. Gereja tidak bergantung pada adanya gedung, organisasi, acara atau program. Bahkan dalam Kamus Alkitab yang ada dalam Alkitab terbitan LAI pun menyebutkan arti gereja atau jemaat sebagai “Persekutuan orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus, baik yang di satu tempat maupun keseluruhan persekutuan Kristen. Juga disebut Tubuh Kristus yang didiami Roh Kudus. Bahasa Yunaninya ekklesia berarti perkumpulan orang-orang yang dipanggil dan dipilih Tuhan.
Wouw, sesuatu yang mengejutkan Anda? Kalau ya, fasten your seat belt, please (harap kencangkan sabuk pengaman Anda). Akan ada banyak hal yang mungkin mengejutkan Anda di halaman-halaman selanjutnya.
TAHUKAH ANDA KAPAN KITA MENGGUNAKAN “GEDUNG”?
Gedung pertemuan ibadah baru dikenal pada tahun 327 M yang diprakarsai oleh Kaisar Konstantin. Gedung ibadah tersebut dibangun berdasarkan basilika Romawi yang mengikuti model kuil-kuil penyembahan berhala Yunani. Sebelum masa itu gereja mula-mula bertumbuh, berkembang dan mempengaruhi dunia tanpa gedung ibadah. Kita harus mengingat bahwa Kaisar Konstantin merupakan penyembah Dewa Matahari sebelumnya.
Melalui pengorbanan Yesus Kristus di atas kayu salib, Ia telah membuat rumah Allah yang baru yaitu gereja atau kita sebagai kumpulan orang percaya. Tuhan Yesus menyatakan, “Jawab Yesus kepada mereka: “Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.” Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: “Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?”Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri” (Yohanes 2:19-21). Lebih jauh lagi ada tertulis dalam Alkitab, “Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu. Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?” (1 Korintus 3:17, 6:19). Allah tidak berdiam di dalam gedung konstruksi buatan manusia, itu merupakan pelecehan terhadap karya Kristus di atas kayu salib. Ada tertulis dalam Kisah Para Rasul 7:48,”Tetapi Yang Mahatinggi tidak diam di dalam apa yang dibuat oleh tangan manusia.” Ia tinggal dalam diri kita dan bukan di sebuah gedung. Kini tubuh kita adalah bait Allah yang harus dijaga kekudusannya setiap saat.
Gereja mula-mula berkumpul di rumah-rumah, inilah pola Allah bagi gerejaNya. Ini merupakan pola penggembalaan dimana setiap anggota saling memperhatikan, peduli, berkorban, melengkapi, terbuka, belajar dan bertumbuh bersama. Bahkan strategi penginjilan Yesus adalah melalui rumah – rumah. Dalam Matius 10:12-14,” Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu.”
Atau dalam Lukas 10:5-7,” Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah.”
Orang Kristen berkumpul di rumah-rumah atau dapat dikatakan mereka bergereja di rumah. Apakah ini alkitabiah? Ya, tentu saja apa yang saya tuliskan memiliki dasar Alkitab.
Kisah Para Rasul 2:46 “Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah (*). Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati.”
Kisah Para Rasul 5:42 Dan setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah(*) dan di rumah-rumah orang dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias.
(*) Jemaat mula-mula berkumpul di “Bait Allah” (hanya ada di kota Yerusalem saja)  saat mereka belum dianiaya oleh orang Yahudi. Namun itupun bukan berarti mereka berkumpul dan berada di dalamnya sebab hanya kaum Lewi saja yang boleh berada di dalam. Ingat struktur Bait Allah yang terbagi pada tiga bagian yaitu halaman, ruang kudus dan ruang maha kudus. Jemaat mula-mula mereka berada di “halaman” saja. Halaman merupakan tempat hang out pada masa itu. Bait Allah pun “hanya” ada di Yerusalem. Sebagai gambaran bagi kita yang hidup di Indonesia, bila Anda  berada di Alun-alun sebuah kota biasanya juga terdapat sebuah “tempat ibadah” dan dihadapan tempat ibadah tersebut biasanya ada halaman atau taman dimana orang-orang dapat berkumpul atau melakukan suatu aktivitas. Jadi bila anda membaca Kisah Para Rasul dan membaca jemaat mula-mula berkumpul di bait Allah, mereka tidak beribadah sebagaimana di gereja modern kita dewasa ini. Bait Allah bukanlah gedung gereja sebagaimana yang kita gunakan kini.
Kisah Para Rasul 8:3 Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara.
Kisah Para Rasul 12:12 Dan setelah berpikir sebentar, pergilah ia ke rumah Maria, ibu Yohanes yang disebut juga Markus. Di situ banyak orang berkumpul dan berdoa.
Kisah Para Rasul 16:40 Lalu mereka meninggalkan penjara itu dan pergi ke rumah Lidia; dan setelah bertemu dengan saudara-saudara di situ dan menghiburkan mereka, berangkatlah kedua rasul itu.
Kisah Para Rasul 20:20 Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu.
Roma 16:5 Salam juga kepada jemaat di rumah mereka. Salam kepada Epenetus, saudara yang kukasihi, yang adalah buah pertama dari daerah Asia untuk Kristus.
1 Korintus 16:19 Salam kepadamu dari Jemaat-jemaat di Asia Kecil. Akwila, Priskila dan Jemaat di rumah mereka menyampaikan berlimpah-limpah salam kepadamu.
Kolose 4:15 Sampaikan salam kami kepada saudara-saudara di Laodikia; juga kepada Nimfa dan jemaat yang ada di rumahnya.
Filemon 1:1-2 Dari Paulus, seorang hukuman karena Kristus Yesus dan dari Timotius saudara kita, kepada Filemon yang kekasih, teman sekerja kami dan kepada Apfia saudara perempuan kita dan kepada Arkhipus, teman seperjuangan kita dan kepada jemaat di rumahmu.
Pada dasarnya kata jemaat atau gereja selalu menunjuk pada jemaat yang bertemu di rumah dan tidak menunjuk pada denominasi-denominasi atau kelompok-kelompok gereja yang terorganisir ataupun pada bangunan-bangunan gedung gereja. Kelihatannya Alkitab lebih banyak memberikan informasi tentang gereja yang bertemu di rumah dari pada tentang gereja yang kita kenal sekarang ini.
Dalam Perjanjian Baru kita mengenal 3 ekspresi gereja yaitu Gereja Universal – Tubuh Kristus (Mat 16:18), Gereja Lokal atau Kota (Wahyu 2:1,8,12, 18 ; 3:1, 7, 14) dan Gereja yang bertemu di rumah-rumah ( Matius 18:15-20, Roma 16:5, dst).
Gereja ada untuk kotanya. Ia adalah agen Kerajaan Allah untuk menghadirkan KerajaanNya atas kota tersebut. Gereja ada untuk kesejahteraan kotanya. Ingat Doa Bapa Kami? Matius 6:9-10  Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
Gereja berkumpul secara teratur dan memiliki tujuan tertentu saat berkumpul.
Sedangkan gereja modern yang kita kenal saat ini adalah Gereja Denominasi (organisasi), Kongregasi (pertemuan ibadah atau kebaktian menurut tradisi setiap minggu) dan kebaktian di rumah tangga sebagai bagian program dari gereja pusat.

PERBEDAAN DALAM GEREJA MULA-MULA DAN MODERN


                                                    GEREJA MODERN           GEREJA MULA-MULA
LOKASI
Gedung  Ibadah
Di rumah-rumah
UKURAN
Besar, hubungan renggang
Kecil, hubungan akrab
HUBUNGAN
Jauh, cenderung tidak saling kenal dan acuh
Dekat, transparan, saling peduli
ADA MASALAH
Cari pendeta/Gembala Sidang
Saling menasehati dan membangun satu dengan yang lain
CARA HIDUP
Individu, perseorangan
Komunitas, kebersamaan
PUSAT
Kebaktian atau ibadah di gedung ibadah, dan aktif mengikuti program yang ada
Ketaatan sebagai pelaku Firman Tuhan setiap waktu yang dimulai di rumah atau keluarga
KEHIDUPAN DOA
Pilihan pribadi, terbatas
Penekanan yang kuat
PENGINJILAN
Penjangkauan keluar oleh orang-orang khusus, melalui program-program khusus
Pergi ke tetangga, saudara, teman dan masyarakat menjadi “kabar baik” dan bermultiplikasi secara alami
PEMURIDAN
Kelas, buku bacaan & catatan, sedikit teladan, transfer pengetahuan
“Mulut ke telinga”, teladan hidup, transfer pengetahuan dan kehidupan.
KEPEMIMPINAN
Gembala Sidang, kepemimpinan tunggal
Kepenatuaan, kepemimpinan jamak
TUGAS PEMIMPIN
Memimpin program kerja, menyampaikan khotbah dengan baik, mendoakan jemaat, visitasi dll
Memperlengkapi jemaat untuk melakukan pekerjaan Tuhan bersama-sama
KEUANGAN
Persembahan & Perpuluhan dari anggota
Membagi apa yang mereka miliki, jemaat mau saling berkorban bila ada sebuah kebutuhan
PENGAJARAN
Menekankan pengajaran atau kepercayaan khusus dari denominasi tsb. Disampaikan oleh “orang tertentu”
Mempelajari & mengaplikasikan kebenaran dalam kehidupan sehari-hari. Setiap jemaat dapat saling belajar dan berbagi.
GAYA PENGAJARAN
Statis, berpusat pada khotbah atau pengajaran satu arah
Kinetis, ada dialog dan tanya-jawab
KARUNIA ROHANI
Kurang berperan. Hanya dilakukan oleh orang tertentu
Dipraktekkan secara teratur oleh semua orang percaya untuk saling membangun
HARAPAN PADA ANGGOTA
Setia hadir pada tiap program, memberi perpuluhan, masuk kelas pemuridan, aktif membantu “pelayanan”, membawa banyak orang ke “gereja”
Menjadi “gereja” dimana saja, membawa “gereja” dalam masyarakat, melayani orang lain, menjadi terang dan garam di dunia, menjadi alat transformasi bagi kotanya
PERSPEKTIF
Ibadah raya sebagai titik fokus
Jemaat yang bertemu di rumah sebagai titik fokus
KATA KUNCI
Jadilah anggota “gereja”, datang bertumbuhlah bersama kami
Jadilah murid Kristus, pergi dan jadikan semua bangsa murid Kristus
MISI
Mengutus utusan Injil, profesional dan sudah terlatih.
Gereja mengutus dirinya sendiri untuk bermultiplikasi, jemaat menyadari semua terlibat misi dari Tuhan
KOMITMEN
Memperluas institusi atau denominasi, keseragaman
Memperluas Kerajaan Allah, bergerak bersama tubuh Kristus yang ada tanpa memandang “organisasinya”.
SPIRITUALITAS
Kristen cek-list, ketaatan pada agama/hukum, pemisahan antara kehidupan rohani dan sekuler
Menjadi “gereja”, taat karena mengasihi Tuhan,  kehidupan rohani maupun sekuler manunggal

Tidak ada komentar: