“APAKAH GEREJA ?”
Saat kita mendengar kata gereja, apakah yang terlintas dalam benak kita?
Bagi mayoritas orang itu merupakan sebuah tempat atau gedung ibadah bagi umat
Kristen, mungkin dengan lambang salib di atas kubah gedung tersebut. Tetapi
benarkah gereja merupakan sebuah tempat? Sebagian orang lagi menganggap gereja
sebagai acara kebaktian (khususnya hari Minggu). Benarkah gereja hanya tentang
acara semata? Ada pula yang menganggap gereja adalah organisasi agama dimana
seorang Kristen wajib tergabung di dalamnya. Beberapa orang menyatakan gereja
merupakan organisasi keagamaan yang sudah disahkan atau ditetapkan sebuah
denominasi tertentu yang diakui pemerintah. Pernah suatu kali saya
bertanya pada beberapa orang Kristen, mengapa mereka menjadi anggota gereja.
Jawabannya, cukup mengejutkan, mereka bergabung agar mereka bisa diberkati
pernikahannya atau dimakamkan saat meninggal. Benarkah gereja hanya semata organisasi buatan manusia? Apakah
sesempit itu makna kita menjadi anggota dari keluarga Allah? Kita perlu menemukan kembali makna dari gereja itu sebenarnya.
Kata “church” (bahasa Inggris), “kerk” (bahasa Belanda),
“die Kirkche (bahasa Jerman) atau gereja dalam bahasa Indonesia (kata ini kita diadopsi
dari bahasa Portugis “igreja”) sebenarnya berasal dari kata sifat dalam bahasa
Yunani kuriakos yang berarti “dari
Tuhan” atau “milik kepunyaan Tuhan”. Sedangkan kata benda dalam bahasa Yunani yang
mendekati konsep ini adalah sunagoge
yang dapat berarti ganda; “umat Tuhan dan tempat khusus dimana mereka berkumpul”.
Di dalam Perjanjian Lama kata jemaat mempunyai dua pengertian, yaitu edah yang digunakan untuk menyebut
sekumpulan umat Israel (Keluaran 12:47) dan kahal
yang digunakan untuk menyebut umat Israel sebagai jemaat yang berhubungan
dengan ibadah kepada Allah (Imamat 16:17). Namun menariknya dari arti-arti di atas tak ada satupun yang digunakan
dalam Alkitab untuk mengacu pada jemaat atau gereja.
Kata gereja pertama kali disebut dalam Matius 16:18, “Akupun berkata
kepadamu:”Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu
dan alam maut tidak akan
menguasainya.” Kata Bahasa Yunani yang Yesus gunakan ialah “ Ekkaleo”
dan Yesus adalah orang pertama yang menggunakannya setelah zaman para nabi
berakhir. Sebelumnya para nabi memberitakan kehendak Allah dengan pola berpikir
kerajaan (Kingdom minded). Artinya semua nabi yang ada sebelum Yesus (termasuk
Yohanes Pembaptis) menggunakan istilah Kerajaan. Kata Ekkaleo yang merupakan
akar kata dari Ekklesia yang punya pengertian “dipanggil keluar”,
merupakan istilah yang menunjuk kepada sebuah kelompok masyarakat yang
dipanggil keluar, yang dipilih untuk berdiri di pintu gerbang untuk
membuat/mengambil keputusan yang mempengaruhi sebuah kota. Gereja = Kerajaan.
Setiap kali kata “gereja” muncul dalam Perjanjian Baru ia berasal dari kata
ekklesia. Kata ini tidak seperti kuriakos maupun sunagoge sebab ekklesia tidak
pernah mengacu pada bangunan
atau tempat menyembah. Kata ini selalu mengacu pada sebuah pertemuan, kumpulan
orang atau jemaat. Di luar Perjanjian Baru, kata ekklesia ini digunakan oleh perkumpulan politik yang secara teratur
bertemu untuk suatu tujuan yaitu membuat keputusan atas kota dimana mereka
tinggal. Yesus menggunakan kata-kata yang pasti telah dimengerti oleh
orang-orang yang mendengarkanNya.
Jadi gereja bukanlah gedung atau denominasi tetapi kumpulan
orang-orang yang dipanggil keluar untuk melakukan keputusan Allah terhadap
suatu daerah tertentu. Sebagaimana tertulis dalam I Petrus 2:5-9,” Dan biarlah kamu juga dipergunakan
sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu
imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus
Kristus berkenan kepada Allah. Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: “Sesungguhnya,
Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang
mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan.” Karena itu
bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: “Batu
yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru,
juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan.” Mereka tersandung
padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka
juga telah disediakan. Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang
rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu
memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu
keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.
Gereja bukanlah organisasi, acara, program atau bangunan, sebab gereja
adalah kumpulan orang percaya. Gereja
tidak bergantung pada adanya gedung, organisasi, acara atau program. Bahkan
dalam Kamus Alkitab yang ada dalam Alkitab terbitan LAI pun menyebutkan arti
gereja atau jemaat sebagai “Persekutuan orang-orang yang percaya kepada Yesus
Kristus, baik yang di satu tempat maupun keseluruhan persekutuan Kristen. Juga
disebut Tubuh Kristus yang didiami Roh Kudus. Bahasa Yunaninya ekklesia berarti
perkumpulan orang-orang yang dipanggil dan dipilih Tuhan.
Wouw, sesuatu yang mengejutkan Anda? Kalau ya, fasten your seat belt, please (harap kencangkan sabuk
pengaman Anda). Akan ada banyak
hal yang mungkin mengejutkan Anda di halaman-halaman selanjutnya.
TAHUKAH ANDA KAPAN KITA MENGGUNAKAN
“GEDUNG”?
Gedung pertemuan ibadah baru dikenal pada tahun 327 M yang diprakarsai oleh
Kaisar Konstantin. Gedung
ibadah tersebut dibangun berdasarkan basilika Romawi yang mengikuti model
kuil-kuil penyembahan berhala Yunani. Sebelum masa itu gereja mula-mula
bertumbuh, berkembang dan mempengaruhi dunia tanpa gedung ibadah. Kita
harus mengingat bahwa Kaisar Konstantin merupakan penyembah Dewa Matahari sebelumnya.
Melalui pengorbanan Yesus Kristus di atas kayu salib, Ia telah membuat
rumah Allah yang baru yaitu gereja atau kita sebagai kumpulan orang percaya.
Tuhan Yesus menyatakan, “Jawab Yesus kepada mereka: “Rombak Bait Allah ini, dan
dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.” Lalu kata orang Yahudi
kepada-Nya: “Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau
dapat membangunnya dalam tiga hari?”Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri”
(Yohanes 2:19-21). Lebih jauh lagi ada tertulis dalam Alkitab, “Jika ada orang
yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait
Allah itu ialah kamu. Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam
di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa
kamu bukan milik kamu sendiri?” (1 Korintus 3:17, 6:19). Allah tidak berdiam di
dalam gedung konstruksi buatan manusia, itu merupakan pelecehan terhadap karya
Kristus di atas kayu salib. Ada tertulis dalam Kisah Para Rasul 7:48,”Tetapi Yang Mahatinggi tidak diam di dalam apa yang
dibuat oleh tangan manusia.” Ia
tinggal dalam diri kita dan bukan di sebuah gedung. Kini tubuh kita adalah bait Allah yang harus
dijaga kekudusannya setiap saat.
Gereja mula-mula berkumpul di rumah-rumah, inilah pola Allah bagi
gerejaNya. Ini merupakan pola penggembalaan dimana setiap anggota saling
memperhatikan, peduli, berkorban, melengkapi, terbuka, belajar dan bertumbuh
bersama. Bahkan strategi penginjilan Yesus adalah melalui rumah – rumah. Dalam
Matius 10:12-14,” Apabila kamu masuk
rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya,
salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Dan
apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah
dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu.”
Atau dalam Lukas 10:5-7,” Kalau kamu
memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah
ini. Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka
salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali
kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu,
makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja
patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah.”
Orang Kristen berkumpul di rumah-rumah atau dapat dikatakan mereka
bergereja di rumah. Apakah ini alkitabiah? Ya, tentu saja apa yang saya
tuliskan memiliki dasar Alkitab.
Kisah Para Rasul 2:46 “Dengan bertekun dan dengan sehati
mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah (*). Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir
dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati.”
Kisah Para Rasul 5:42 Dan setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah(*) dan di rumah-rumah orang dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah
Mesias.
(*) Jemaat mula-mula berkumpul di “Bait Allah” (hanya ada di kota Yerusalem
saja) saat mereka belum dianiaya oleh
orang Yahudi. Namun itupun bukan berarti mereka berkumpul dan berada di
dalamnya sebab hanya kaum Lewi saja yang
boleh berada di dalam. Ingat struktur Bait Allah yang terbagi pada tiga
bagian yaitu halaman, ruang kudus dan ruang maha kudus. Jemaat mula-mula mereka
berada di “halaman” saja. Halaman merupakan tempat hang out pada masa itu. Bait Allah pun “hanya” ada di Yerusalem.
Sebagai gambaran bagi kita yang hidup di Indonesia, bila Anda berada di Alun-alun sebuah kota biasanya juga
terdapat sebuah “tempat ibadah” dan dihadapan tempat ibadah tersebut biasanya
ada halaman atau taman dimana orang-orang dapat berkumpul atau melakukan suatu
aktivitas. Jadi bila anda membaca Kisah Para Rasul dan membaca jemaat mula-mula
berkumpul di bait Allah, mereka tidak beribadah sebagaimana di gereja modern
kita dewasa ini. Bait Allah bukanlah gedung gereja sebagaimana yang kita
gunakan kini.
Kisah Para Rasul 8:3 Tetapi Saulus berusaha membinasakan
jemaat itu dan ia memasuki rumah demi
rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka
untuk dimasukkan ke dalam penjara.
Kisah Para Rasul 12:12 Dan setelah berpikir sebentar, pergilah
ia ke rumah Maria, ibu Yohanes yang
disebut juga Markus. Di situ banyak orang
berkumpul dan berdoa.
Kisah Para Rasul 16:40 Lalu mereka meninggalkan penjara itu dan
pergi ke rumah Lidia; dan setelah
bertemu dengan saudara-saudara di situ dan menghiburkan mereka, berangkatlah
kedua rasul itu.
Kisah Para Rasul 20:20 Sungguhpun demikian aku tidak pernah
melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada
kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan
di rumah kamu.
Roma 16:5 Salam juga kepada jemaat di rumah mereka. Salam kepada Epenetus, saudara yang
kukasihi, yang adalah buah pertama dari daerah Asia untuk Kristus.
1 Korintus 16:19 Salam kepadamu dari Jemaat-jemaat di Asia Kecil.
Akwila, Priskila dan Jemaat di rumah
mereka menyampaikan berlimpah-limpah salam kepadamu.
Kolose 4:15 Sampaikan salam kami kepada saudara-saudara di
Laodikia; juga kepada Nimfa dan jemaat
yang ada di rumahnya.
Filemon 1:1-2 Dari Paulus, seorang hukuman karena Kristus Yesus
dan dari Timotius saudara kita, kepada Filemon yang kekasih, teman sekerja kami
dan kepada Apfia saudara perempuan kita dan kepada Arkhipus, teman seperjuangan
kita dan kepada jemaat di rumahmu.
Pada dasarnya kata jemaat atau gereja selalu menunjuk pada jemaat yang
bertemu di rumah dan tidak menunjuk pada denominasi-denominasi atau
kelompok-kelompok gereja yang terorganisir ataupun pada bangunan-bangunan
gedung gereja. Kelihatannya Alkitab lebih banyak memberikan informasi tentang
gereja yang bertemu di rumah dari pada tentang gereja yang kita kenal sekarang
ini.
Dalam Perjanjian Baru kita mengenal 3 ekspresi gereja yaitu Gereja
Universal – Tubuh Kristus (Mat 16:18), Gereja Lokal atau Kota (Wahyu 2:1,8,12,
18 ; 3:1, 7, 14) dan Gereja yang bertemu di rumah-rumah ( Matius 18:15-20, Roma
16:5, dst).
Gereja ada untuk kotanya. Ia adalah agen Kerajaan Allah untuk menghadirkan
KerajaanNya atas kota tersebut. Gereja ada untuk kesejahteraan kotanya. Ingat
Doa Bapa Kami? Matius 6:9-10 Karena itu
berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu
di bumi seperti di sorga.
Gereja berkumpul secara teratur dan memiliki tujuan tertentu saat
berkumpul.
Sedangkan gereja modern yang kita kenal saat ini adalah Gereja Denominasi
(organisasi), Kongregasi (pertemuan ibadah atau kebaktian menurut tradisi
setiap minggu) dan kebaktian di rumah tangga sebagai bagian program dari gereja
pusat.
PERBEDAAN DALAM GEREJA MULA-MULA DAN MODERN
GEREJA MODERN GEREJA MULA-MULA
LOKASI
|
Gedung Ibadah
|
Di rumah-rumah
|
UKURAN
|
Besar, hubungan
renggang
|
Kecil, hubungan
akrab
|
HUBUNGAN
|
Jauh, cenderung
tidak saling kenal dan acuh
|
Dekat,
transparan, saling peduli
|
ADA MASALAH
|
Cari
pendeta/Gembala Sidang
|
Saling
menasehati dan membangun satu dengan yang lain
|
CARA HIDUP
|
Individu,
perseorangan
|
Komunitas,
kebersamaan
|
PUSAT
|
Kebaktian atau
ibadah di gedung ibadah, dan aktif mengikuti program yang ada
|
Ketaatan
sebagai pelaku Firman Tuhan setiap waktu yang dimulai di rumah atau keluarga
|
KEHIDUPAN DOA
|
Pilihan
pribadi, terbatas
|
Penekanan yang
kuat
|
PENGINJILAN
|
Penjangkauan
keluar oleh orang-orang khusus, melalui program-program khusus
|
Pergi ke
tetangga, saudara, teman dan masyarakat menjadi “kabar baik” dan
bermultiplikasi secara alami
|
PEMURIDAN
|
Kelas, buku
bacaan & catatan, sedikit teladan, transfer pengetahuan
|
“Mulut ke
telinga”, teladan hidup, transfer pengetahuan dan kehidupan.
|
KEPEMIMPINAN
|
Gembala Sidang,
kepemimpinan tunggal
|
Kepenatuaan,
kepemimpinan jamak
|
TUGAS PEMIMPIN
|
Memimpin
program kerja, menyampaikan khotbah dengan baik, mendoakan jemaat, visitasi
dll
|
Memperlengkapi
jemaat untuk melakukan pekerjaan Tuhan bersama-sama
|
KEUANGAN
|
Persembahan
& Perpuluhan dari anggota
|
Membagi apa
yang mereka miliki, jemaat mau saling berkorban bila ada sebuah kebutuhan
|
PENGAJARAN
|
Menekankan
pengajaran atau kepercayaan khusus dari denominasi tsb. Disampaikan oleh
“orang tertentu”
|
Mempelajari
& mengaplikasikan kebenaran dalam kehidupan sehari-hari. Setiap jemaat
dapat saling belajar dan berbagi.
|
GAYA PENGAJARAN
|
Statis,
berpusat pada khotbah atau pengajaran satu arah
|
Kinetis, ada
dialog dan tanya-jawab
|
KARUNIA ROHANI
|
Kurang berperan.
Hanya dilakukan oleh orang tertentu
|
Dipraktekkan
secara teratur oleh semua orang percaya untuk saling membangun
|
HARAPAN PADA ANGGOTA
|
Setia hadir
pada tiap program, memberi perpuluhan, masuk kelas pemuridan, aktif membantu
“pelayanan”, membawa banyak orang ke “gereja”
|
Menjadi
“gereja” dimana saja, membawa “gereja” dalam masyarakat, melayani orang lain,
menjadi terang dan garam di dunia, menjadi alat transformasi bagi kotanya
|
PERSPEKTIF
|
Ibadah raya
sebagai titik fokus
|
Jemaat yang bertemu
di rumah sebagai titik fokus
|
KATA KUNCI
|
Jadilah anggota
“gereja”, datang bertumbuhlah bersama kami
|
Jadilah murid
Kristus, pergi dan jadikan semua bangsa murid Kristus
|
MISI
|
Mengutus utusan
Injil, profesional dan sudah terlatih.
|
Gereja mengutus
dirinya sendiri untuk bermultiplikasi, jemaat menyadari semua terlibat misi
dari Tuhan
|
KOMITMEN
|
Memperluas
institusi atau denominasi, keseragaman
|
Memperluas
Kerajaan Allah, bergerak bersama tubuh Kristus yang ada tanpa memandang
“organisasinya”.
|
SPIRITUALITAS
|
Kristen
cek-list, ketaatan pada agama/hukum, pemisahan antara kehidupan rohani dan
sekuler
|
Menjadi
“gereja”, taat karena mengasihi Tuhan,
kehidupan rohani maupun sekuler manunggal
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar