Sabtu, 15 Maret 2008

ATMOSFIR GEREJA

ATMOSFIR GEREJA
(By Jonathan Pattiasina)
PENGANTAR
Yohanes 12:24
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji sata; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.“
Perkara berbuah selalu berkaitan dengan kematian dan kehidupan, tidak pernah terjadi dengan metode. Gereja sel adalah sistem yang dapat meningkatkan kehidupan, tetapi kuncinya adalah kehidupan itu sendiri. Tanpa kehidupan, sistem tersebut tidak ada gunanya. Tetapi, apabila ada kehidupan, metode itu dapat menjadi sangat efektif. Bagian yang menakjubkan dari dari sistem gereja sel adalah bahwa di dalam sistem ini teradapat beberapa mekanisme yang dapat membantu kehidupan berkembang dan bertumbuh dengan pesat. Meskipun demikian, masalah terpenting bagi gereja manapun bukanlah semata-mata mengadakan penggantian sistem, tetapi mengupayakan adanya kehidupan yang diperlukan untuk terjadinya pertumbuhan.

PENJELASAN KONSEP ATMOSFIR SUATU GEREJA
Berbagai istilah yang berbeda dipakai untuk mengungkapkan mengungkapkan konsep yang sama :
Kehidupan
Kebudayaan
Nilai-nilai
Atmosfir

Yesus menekankan hal ini dalam pengajaranNya.
Ada kuasa yang luar biasa dalam atmosfir yakni kuasa yang mempengaruhi dan mengubah manusia tanpa mereka menyadarinya. Keluarga, organisasi, gereja, dan bangsa semuanya memiliki atmosfir. Atmosfir ini jelas-jelas berkaitan dengan para pemimpin lembaga-lembaga bersangkutan. Mengganti pemimpin bersangkutan tanpa mempertahankan atmosfir yang sama akan menyebabkan institusi itu berubah sama sekali.

SEPULUH ATMOSFIR GEREJA
1. KAMI MEMILIKI IMAN YANG POSITIF KEPADA TUHAN
Saya tidak dapat melakukan hal itu, tetapi Tuhan dapat. Tuhan mampu melakukan apa yang tidak dapat saya lakukan. Saya tidak dibatasi oleh kemungkinan yang ada pada manusia. Tuhan memanggil kita untuk mempercayaiNya melakukan perkara-perkara yang mustahil, perkara-perkara yang besar dan hebat.

2. GEREJA KAMI HARUS MENYENANGKAN DAN MENGGAIRAHKAN
Gereja tidak semestinya membosankan. Pergi ke gereja seharusnya dapat menyenangkan. Gereja harus menggairahkan. Bila gereja menyenangkan, jemaat akan membawa orang lain datang ke gereja itu. Tetapi, bila orang datang ke gereja dan tertidur di sana, mereka tentu tidak akan membawa orang lain datang ke gereja lagi. Bila para pendatang baru merasa senang sekali berada di gereja , merekapun akan ingin datang lagi.
Kita harus dapat membedakan antara keseriusan dan kekhusyukan. Kita bisa saja bersikap serius tanpa menjadi khusyuk. Sementara itu sebenarnya kita bisa menjadi sangat serius dan sekaligus sangat kocak. Sukacita dan gelak tawa adalah pemberian Tuhan.

3. KAMI SENANTIASA MANGGALI HAL-HAL TERBAIK DALAM DIRI ORANG LAIN
Kebenaran umum yang berlaku di mana-mana adalah kita memperlakukan sesorang tepat sebagaimana kita memandang dirinya. Begitu kita menemukan sesuatu yang ‘baik’ dalam diri seseorang, kita akan memperlakukannya lebih baik. Sementara kita memperlakukannya dengan lebih baik, orang itupun akan menjadi lebih baik.
Setiap orang diciptakan serupa dengan gambar Tuhan dan setiap orang Kristen diciptakan kembali dalam Kristus. Mereka semua berharga dan harus dipandang sebagai ciptaan yang memiliki nilai yang luar biasa pula. Mereka semua mempunyai sifat-sifat baik dalam kehidupan mereka sekaligus juga memiliki sisi-sisi jelek dari kemanusiaannya. Namun demikian, kebanyakan orang hanya melihat sisi jeleknya. Kita perlu belajar menjadi manusia yang mahir menekankan sifat-sifat baik orang lain.
Ada satu prinsip yang amat penting yang harus kita ingat. Bila kita bersikap negatif terhadap seseorang dan senantiasa menekankan berbagai kekurangannya, hal itu akan membuat dia terus bergelimang dalam kejelekannya, dan perilakunyapun akan semakin buruk. Bila kita bersikap positif dan memusatkan perhatian pada kebaikan-kebaikannya dan ia akan menjadi pribadi yang semakin baik.
Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia.
Amsal 23:7
Anggaplah angka 100 merupakan nilai tertinggi. Kita harus ingat bahwa tidak semua orang mulai dari angka 0. Ada sebagian orang yang nilai awalnya adalah minus (-) 600. Tetapi kini mereka telah mencapai kemajuan dan memperoleh nilai minus (-) 200. Nilai 100 masih sangat jauh dari jangkauan mereka, mereka bahkan belum mencapai nilai 0. Meskipun demikian, mereka telah membuat kemajuan sebanyak 400 poin. Tidakkah ini mengagumkan ?

4. PERKARA YANG UTAMA BAGI KAMI ADALAH MEMENUHI AMANAT AGUNG.
Perkara yang utama adalam menjaga agar perkara utama tetap menjadi perkara yang utama! Perkara utama itu adalah bahwa Anak manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Itulah alasan yang membuatNya mendirikan gereja - untuk menyelesaikan pekerjaan Yesus yang merupakan alasanNya datang ke dunia - mencari dan menyelamatkan yang hilang.
Lukas 19:10 : Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."

5. KAMI MANUSIA YANG MEMILIKI SUATU TUJUAN - KAMI TAHU KEMANA TUJUAN KAMI.
Manusia perlu memiliki visi untuk kehidupannya. Mereka harus tahu tujuan mereka dalam kehidupan ini. Mereka harus tahu bahwa mereka ditakdirkan memiliki suatu tujuan tertentu yamh harus digenapi dan dengan anugerah Tuhan, mereka akan dapat memenuhi tujuan tersebut. Kita ada di dunia ini bukan secara kebetulan. Kita semua hidup dengan memiliki suatu tujuan ilahi.

6. KAMI PERCAYA PADA KERJA KELOMPOK DAN KAMI MAHIR BEKERJASAMA
Tidak bekerjasama telah merupakan penyebab tidak adanya dampak yang kuat yang seharusnya kita miliki ditengah masyarakat. Kesepakatan adalah kuasa kehidupan.
Mengingat pepatah : Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Hidup dalam kesatuan dan bekerjasama dalam kesatuan adalah hal yang amat penting. Kita harus menjalin kesatuan yang erat dan dapat bekerjasama dengan baik sebagai suatu kelompok


7. KAMI ADALAH MANUSIA SEJATI - KAMI MANUSIA YANG BERINTEGRITAS
Penampilan lahiriah sama sekali tidak ada artinya. Hal yang paling menentukan adalah menjadi manusia yang sejati. Integritas adalah segala-galanya. Keadaaan lahiriah kita harus sama dengan kenyataan batiniah kita. Ini adalah kebalikan (lawan) dari kemunafikan. Alkitab berkata kita harus berjalan dalam terang. Itu berarti kita harus berjalan dalam keterbukaan.

8. KAMI PERLU SENANTIASA BERUBAH MENJADI SEMAKIN BAIK - PERUBAHAN HARUS TERUS TERJADI
Tuhan adalah Tuhan yang penuh perubahan. Ia adalah Tuhan yang penuh dengan hal-hal baru. Tuhan berkata bahwa hal-hal yang lama akan berlalu. Kita harus melupakan yang lama dan menyambut yang baru. Tuhan bahkan berkata bahwa Ia akan mendatangkan hal-hal baru. Perubahan adalah inti dalam Injil. Ketika seseorang menerima Kristus, ia menjadi suatu ciptaan baru. Yang lama telah berlalu.
2 Korintus 3:18
“Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambarNya, dalam kemuliaan yang semakin besar”
Seperti halnya individu-individu perlu mengalami perubahan terus menerus, demikian pula dengan gereja

9. TIDAK ADA PENONTON DI GEREJA KAMI - SEMUA ORANG HARUS AMBIL BAGIAN (TERLIBAT)
Kehendak Tuhan bagi gerejaNya adalah agar setiap orang terlibat dalam pembangunan seluruh Tubuh Kristus. Bagian inti dalam pengajaran reformasi yang dicetuskan oleh Martin Luther adalah keimamatan orang percaya. Setiap orang adalah imam dan dapat melayani Tuhan. Itu sebabnya Martin Luther menterjemahkan Alkitab dari bahasa Latin ke bahasa Jerman sehari-hari agar setiap orang dapat membaca Alkitab dan memakainya untuk melayani Tuhan. Dalam gereja Tuhan tidak ada tempat untuk penonton.
Dalam kumpulan yang saling mengasihi, yaitu komunitas sel, tidak terdapat satupun penonton. Setiap anggota harus saling mengasihi. Sebab, itulah yang dimaksudkan dengan kata ‘saling’. Tidak ada perkecualian. Inilah pola gereja yang dirancang Tuhan.


10. KAMI ADALAH MANUSIA SUPRAALAMI - TUHANLAH YANG MENGERJAKAN PEKERJAAN ITU
II Korintus 5:17 : “Kadi siapa yang ada di dalam Kristus, Ia adalah ciptaan baru; yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang”.
Kita adalah ciptaan baru. Artinya, roh kita menjadi baru sama sekali pada saat kita menerima Kristus. Kita sekarang adalah makhluk rohani. Diri saya yang sebenarnya adalah diri saya yang rohani. Pada dasarnya saya adalah roh. Roh saya hidup dalam tubuh jasmani saya. Dengan demikian, kita adalah manusia supraalami, bukan hanya di wilayah jasmani.
Supraalami adalah dimensi yang ada pada Tuhan. Tuhan adalah Roh. Sedangkan alam jasmani adalah dimensi yang dimiliki manusia. Kita harus manjadi manusia yang naik dari tingkatan manusia menuju ke tingkatan Tuhan. Supraalami merupakan dimensi dalam iman - alam jasmani merupakan dimensi yang ada dalam pandangan manusia. Kita diperintahkan untuk tidak hidup berdasarkan apa yang kita lihat melainkan harus berdasar iman. Di alam supraalami kita dapat melakukan hal-hal yang jauh melebihi semua yang dapat dilakukan manusia. Dalam dimensi itulah Tuhan bekerja. Dalam dimensi itulah Tuhan mau gerejaNya bergerak. Janganlah membatasi gereja Tuhan bergerak pada alam jasmani semata-mata.


CARA MENANAMKAN ATMOSFIR KE DALAM GEREJA
• Sebagai pemimpin, putuskalah melalui doa, kualitas atau atmosfir yang ingin dimiliki dalam gereja atau Karmel anda
• Para pemimpin harus bertekad untuk mengubah kehidupan pribadi mereka. Anda dapat berubah. Karakter anda yang sebenarnya lebih berpengaruh dari perkataan anda.
• Para pemimpin bersehati dalam upaya mendatangkan perubahan atmosfir.
• Perubahan kehidupan mengalir dari dalam ke luar dan tidak dapat dibuat-buat agar dilihat orang lain. Jadi, yang paling menentukan kepribadian anda yang sebenarnya adalah perilaku anda ketika orang lain tidak melihat anda atau ketika anda tidak sedang berdiri di depan sebagai pemimpin.
• Menjadikan perubahan kehidupan sebagai penekanan utama dalam gereja dengan cara memberikan penilaian dan ganjaran atas setiap perubahan perilaku.
• Upayakan secara khusus untuk membangun kualitas-kualitas kehidupan itu dalam diri orang-orang yang sedang dimuridkan secara pribadi dan dipengaruhi langsung oleh para pemimpin. Untuk melakukan ini, kuncinya adalah anda harus membuka diri agar mereka dapat melihat kualitas kehidupan pribadi anda.
• Konsistensi merupakan kunci dalam proses ini. Membangun suatu kualitas kehidupan membutuhkan waktu dan keuletan.
• Suatu kehidupan mempengaruhi kehidupan yang lainnya. Kehidupan itu sebenarnya ditularkan, bukan diajarkan. Bukalah diri anda, para pemimpin, dam anggota jemaat anda terhadap orang-orang yang memiliki atmosfir yang ingin anda tanamkan

Tidak ada komentar: