Rabu, 24 April 2013

BERBUAH


BERBUAH
 
Yohanes 15:1-8
1."Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.
2.Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.
3.Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
4.Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
5.Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
6.Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
7.Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.
8.Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."
 
Kehidupan kita dalam hubungannya dengan Kristus digambarkan dengan begitu akurat oleh  Tuhan Yesus dalam pasal pembacaan ini. Dalam pernyataan Yesus ini kita melihat bahwa kekristenan yang berbuah merupakan akibat langsung dari hubungan yang intim dengan Yesus. Yesus berkata bahwa Dia adalah pohonnya sedangkan kita orang percaya adalah rantingnya (cabang). Sebuah hubungan yang tidak dapat disubstitusikan dengan yang lain. Ranting tidak bisa langsung mendapatkan makanan dari akar. Dari pembacaan ini kita dapat menarik beberapa hal penting mengenai berbuah.
 
1.      Bapa menghendaki (mencari dan mengharapkan) buah yang maksimal dari hidup kita. Melibatkan memotong dan membersihkan dalam proses mendapatkan buah.
2.      Berbuah adalah akibat hubungan intim dengan pokok anggur (Yesus)..
3.      Kita cuma punya dua pilihan Berbuah atau dibuang. Berbuah atau binasa
4.      Kehidupan yang berbuah adalah kehidupan yang mempermuliakan Bapa.
 
Mengapa berbuah sangat penting bagi kehidupan kekristenan kita, karena jika tidak ada buah maka kehidupan pasti punah. Kita harus mengerti bahwa di dalam kita telah diinvestasikan kehidupan Tuhan Yesus Kristus yang pasti akan bertumbuh. Sampai kemudian menghasilkan buah.
Kebanyakan orang kristen tidak dapat memahami arti dari tinggal di dalam Yesus atau memiliki hubungan intim dengan Yesus akan menghasilkan buah. Mereka selalu mengharapkan buah yang instant (seketika).
Hidup yang berbuah adalah suatu proses yang sangat alami dari pengalaman rohani kita.
Dalam pembahasan ini kita akan melihat beberapa proses yang alamiah dari kehidupan yang berbuah. Arti dari alamiah adalah  suatu proses terjadi dengan sendirinya bukan direkayasa atau direncanakan. Tetapi sebuah akibat natural dari sebuah proses seperti yang dikatakan dalam Yohanes 15:4.
 
1.      Berbuah sebagai akibat Pertumbuhan.
Kadangkala kita tidak menyadari bahwa masalah berbuah seperti yang Tuhan Yesus katakan adalah hasil natural dari pengalaman kehidupan supernatural yang memakan waktu. Markus 4:26-29 dalam terjemahan sehari-hari
4:26 Yesus menyambung pembicaraan-Nya lagi, "Bila Allah memerintah sebagai Raja, keadaannya dapat diumpamakan seperti seorang yang menabur benih di ladangnya.
4:27 Malam hari ia tidur; siang hari ia bangun. Dan sementara itu benih-benih itu terus bertumbuh dan menjadi besar. Tetapi bagaimana caranya benih-benih itu tumbuh dan menjadi besar, orang itu tidak tahu.
4:28 Tanah itulah yang dengan sendirinya mengeluarkan hasil: mula-mula tangkainya, kemudian bulirnya, lalu buahnya.
4:29 Dan kalau gandum itu sudah masak, orang itu pun mulailah menyabit karena sudah waktunya untuk menuai."
Ayat ini secara gamblang menunjukkan kepada kita bahwa hal berbuah adalah akibat dari pertumbuhan. Tapi dengan jelas ayat ini juga memberikan kepada kita prinsip rohani dari pertumbuhan itu sendiri,
        Pertumbuhan dimulai dengan menjadikan Yesus sebagai Raja. Suatu keputusan untuk menaklukkan diri kepada kehendak Tuhan Yesus Kristus.
Kenapa kita tidak menghasilkan  buah karena kita selalu gagal dalam menjadikan Yesus sebagai penguasa tunggal dalam kehidupan kita
 
Kemudian lihat bagaimana dikatakan dalam ayat yang ke 28; “bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah”.
Dapat dikatakan proses terjadi dengan sendirinya tergantung pada tanahnya apakah tanah itu subur atau tidak. Mark 4:8,20
4:8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, ia tumbuh dengan suburnya dan berbuah, hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat."
4:20 Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat."
        Pertumbuhan sangat membutuhkan tanah yang subur yang adalah ketaatan kita pada Firman Tuhan. Ketaatan pada Firman Tuhan adalah atmosfir pertumbuhan.
Yang terakhir dari pertumbuhan adalah bahwa kehidupan kita sebagai pohon yang bertumbuh harus memiliki kondisi yang baik. Maz. 92:13-16
92:13  Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon;
92:14 mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita.
92:15 Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar,
92:16 untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya.
Di sinilah kita melihat di mana tertanamnya sebuah pohon akan mempengaruhi pertumbuhannya. Tertanam berbicara komitment; sebuah kehidupan yang terikat janji, suatu bentuk kesetiaan kepada kehendak Tuhan dalam kehidupan kita. Dalam ayat di atas disebut bahwa pohon tersebut tertanam di bait Allah. Punya pengertian tertanam dalam hadirat Tuhan.
        Pertumbuhan adalah sebuah kehidupan yang terikat terus menerus dalam hubungannya dengan sumber kehidupan.
Kehidupan yang bersumber dari kasih karunia Tuhan dan bukan karena kita sanggup. Para rasul berdosa supaya kita bertumbuh dalam kasih karunia.
 
Kesimpulan berbuah sebagai akibat pertumbuhan; 1 Kor 13:11
13:11 Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.
Kalau kita betumbuh menjadi dewasa kita akan produktif dalam menghasilkan buah.
 
 
 
 
2.      Berbuah sebagai akibat kematian
Yohanes 12:23-26
12:23 Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan.
12:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.
12:25 Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.
12:26 Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.
 
 
Semua orang yang mempelajari makhluk hidup yang adalah ciptaan Tuhan akhirnya akan menemukan  sesuatu yang disebut oleh para ilmuwan sebagai “potensi alamiah” (potensi biotik). Ahli ekologi mendefinisikannya sebagai “kapasitas yang melekat dalam suatu organisme atau species untuk bereproduksi dan mempertahankan kelangsungan hidup”.
Konsep ini sama sekali tidak dikenal dalam dunia teknologi. Mesin tidak bisa melahirkan mesin. (beri contoh antara mesin pembuat kopi, dengan biji atau pohon kopi= mesin pembuat kopi dapat menghasilkan kopi untuk diminum, tetapi pohon kopi berbuah bukan saja biji kopi tapi pohon kopi yang lain).
Tapi mengapa harus mati sebagai jalan untuk berbuah?
Sewaktu berurusan dengan proses alam, potensi yang melekat ini (potensi biotik) perlu memiliki kendali yang bebas. Perbedaan antara potensi alamiah dan pertumbuhan yang terbukti (baik di laboratorium ataupun di lapangan) disebut tenaga penghambat lingkungan.
Walaupun jelas bahwa pertumbuhan tidak dapat “dibuat” atau dipaksakan, sangat penting untuk meminimalkan tenaga penghambat dari lingkungan bagi terciptanya kondisi yang terbaik untuk pertumbuhan.
Inilah yang Tuhan Yesus maksudkan dengan perkataanNya
Yohanes 12:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.
Ini mungkin adalah prinsip yang paling alami dan sekaligus penuh dengan keajaiban.
Ayat di atas adalah ucapan Tuhan Yesus Kristus yang memiliki nilai kebenaran kekal.
Di sini berbuah dalam arti yang lebih lebih luas. Kata yang lebih tepat seperti yang kita kenal sekarang adalah prinsip pelipatgandaan..
Pengertian kematian di sini adalah kematian bagi diri sendiri dan hidup bagi Tuhan Yesus. Yang dalam pengertian praktis adalah kehidupan yang diinvestasikan dalam kehidupan orang lain. Di mana kita tidak mementingkan diri kita tapi menyerahkan hidup kita untuk orang lain Bukankah ini adalah roh Yesus Kristus. Inilah prinsip yang dibawa oleh salib Yesus Kristus. Yohanes 12:32-33
12:32 dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku."
12:33 Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati.
 
Perkara berbuah selalu berkaitan dengan kematian dan kehidupan, tidak pernah terjadi dengan metode atau sistem tetapi kuncinya adalah kehidupan itu sendiri. Tanpa kehidupan, sistem tersebut tidak ada gunanya. Tetapi, apabila ada kehidupan, metode dan  sistem itu dapat menjadi sangat efektif. Bagian yang menakjubkan dari proses pertumbuhan alamiah adalah bahwa di dalam proses  ini teradapat beberapa mekanisme yang dapat membantu kehidupan berkembang dan bertumbuh dengan pesat. Meskipun demikian, masalah terpenting bagi setiap orang kristen adalah mengupayakan adanya kehidupan yang diperlukan untuk terjadinya pertumbuhan.
Kematian yang menghasilkan buah di sini berhubungan secara spesifik dengan pola hidup kita. Disini kita melihat bahwa kematian  terhadap “tenaga penghambat lingkungan” akan menghasilkan buah.
 
        Kematian bagi kedagingan  (kehidupan lama atau kehidupan dosa) adalah masuknya dalam kehidupan yang dipimpin oleh Roh Kudus yang membawa kita pada kehidupan yang menghasilkan buah Roh Kudus. Efesus 5:19-23
 
        Kematian bagi Hukum Taurat  (cara-cara legalistik Agama) adalah kehidupan bagi Tuhan di mana bukan kita lagi yang hidup tapi Yesus yang hidup dalam kita. Sehingga rupa Kritus (kasih karunia dan kebenaran) menjadi nyata atas kita. Galatia 2:19-20.
 
        Kematian bagi dunia adalah kehidupan yang diperbaharui terus menerus sampai segambar dengan Tuhan Yesus. Kolose 3:5-10 ; 1 Yohanes 2:15-17
 
 
Proses pertumbuhan alamiah adalah pertumbuhan yang terikat oleh waktu dan mengandung  penghentian pertumbuhan dalam dirinya sendiri. Organisme bersangkutan tidak bertumbuh tanpa akhir tetapi bereproduksi ; suatu bentuk pertumbuhan yang melampaui individualitasnya sendiri.
Semua makhluk hidup ciptaan Tuhan dicirikan dengan kemampuan menghasilkan buah dan tujuannya sekali lagi tidaklah hal yang lain tapi menghasilkan sifat yang sejenis dengan kata lain species yang sama.
Pelipatgandaan adalah proses reproduksi yang sama sifatnya di mana kita akan mengetahui bahwa buah sejati dari pohon pisang bukanlah pisang itu sendiri tetapi pohon pisang yang lain. Buah sejati dari seorang penginjil bukanlah jiwa baru tapi penginjil yang baru. Buah sejati dari seorang gembala bukanlah seekor domba (anggota jemaat) tapi justru gembala yang lain.
 
 
3.      Berbuah karena kasih karunia
Lukas 13:6-9
13:6. Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya.
13:7 Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!
13:8 Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya,
13:9 mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"
 
Dalam perumpamaan di atas kita menjumpai bahwa sekali lagi bahwa Bapa menghendaki buah. Satu hal yang perlu kita ketahui dari buah adalah bahwa buah itu kelihatan secara jasmani. Itulah sebabnya kita dapat mengenal seorang berkualitas atau tidak dari buahnya (Mat 7:15-20 baca) . Buah yang kelihatan itu bisa berupa perkataan, perasaan atau pikiran, sikap mental, tindakan, tingkah laku ataupun reaksi-rekasi kita terhadapa masalah yang datang dalam kehidupan kita. Itulah sebabnya kita menemukan bahwa Yesus satu kali melihat sebuah pohon yang rindang tapi tidak berbuah  reaksi Yesus adlah mengutuki pohon ara itu.  Dalam Markus 11:12-14
11:12. Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar.
11:13 Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara.
11:14 Maka kata-Nya kepada pohon itu: "Jangan lagi seorangpun makan buahmu selama-lamanya!" Dan murid-murid-Nyapun mendengarnya.
 
Perumpamaan dalam Lukas menunjukkan keadaan kehidupan orang kristen yang mandul (tidak berbuah). Kelihatannya penyebab utamanya adalah tumbuh dalam tanah yang salah (dasar yang salah). Kita sudah lihat dalam poin 1 bahwa pertumbuhan sangat ditentukan oleh faktor tanah, dan faktor pohon itu sendiri. Kehidupan yang tidak berbuah adalah kehidupan yang percuma.
Kehidupan yang berbuah selalu terikat waktu dan Tuhan pun selalu mengerti mengenai waktu tersebut. Untuk kehidupan yang tidak berbuah Tuhan tetap memberikan kasih karunia berupa;
        Kesempatan untuk berbuah. Sebagai orang kristen yang tidak berbuah kita perlu sekali menangkap kesempatan untuk menghasilkan buah. Ingatlah hukum alam ini bahwa buah selalu muncul pada musimnya. Dan musim itu disebut musim perubahan. Dan buah yang kita hasilkan seharusnya merupakan tanda kita masuk dalam musim perubahan.
 
Pengkhotbah 3:1-11
3:1. Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.
3:2 Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam;
3:3 ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun;
3:4 ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari;
3:5 ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk;
3:6 ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang;
3:7 ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara;
3:8 ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai.
3:9 Apakah untung pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah?
3:10 Aku telah melihat pekerjaan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan dirinya.
3:11. Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
3:12 Aku tahu bahwa untuk mereka tak ada yang lebih baik dari pada bersuka-suka dan menikmati kesenangan dalam hidup mereka.
3:13 Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah.
3:14 Aku tahu bahwa segala sesuatu yang dilakukan Allah akan tetap ada untuk selamanya; itu tak dapat ditambah dan tak dapat dikurangi; Allah berbuat demikian, supaya manusia takut akan Dia.
3:15 Yang sekarang ada dulu sudah ada, dan yang akan ada sudah lama ada; dan Allah mencari yang sudah lalu.
 
Kita mengetahui bahwa kunci dari ayat-ayat kontroversial di atas adalah supaya kita memahami bahwa musim apapun yang kita lewati atas kehendak Tuhan  itu indah pada waktunya dan yang paling penting supaya Tuhan menaruhkan hal-hal yang kekal dalam kita sebagai buahnya. Apakah hal yang kekal itu? Tidak lain dan tidak bukan adalah sifat-sifat Tuhan sendiri. (Kisah naik mobil hujan-hujan untuk buah kerendahan hati). Kita perlu mengenali kesempatan untuk berbuah. Kesempatan untuk berbuah adalah kasih karunia.
 
 
        Proses-proses Vertilisasi, Pemberian pupuk Ini yang dimaksud dengan diberi pupuk supaya bisa berbuah. Ini biasanya sebuah situasi yang tidak enak sebuah pengalaman lembah yang akan menghasilkan kerendahan hati Sehingga berhenti dari melakukan kehendak sendiri dan mulai melakukan kehendak Tuhan.
Pemberian pupuk ini berarti diberi sampah (bhs Inggris menyebutnya DUNK). Arti rohani dari pemberian pupuk adalah tantangan, oposisi atau hal-hal yang datang dalam bentuk krisis. Di sinilah kita dituntut bukan melawan oposisi dengan tenaga kita. Justru kita dapat menggunakan kekuatan oposisi untuk keuntungan dan kemajuan kita. Kita dapat menggunakan prinsip olahraga berselancar dan bukan bertinju. Kalau dalam bertinju kita mengumpulkan tenaga untuk menghantam oposisi kita dan setelah melepaskan pukulan pada oposisi kita biasanya tenaga kita terkuras, tetapi kalau berselancar kita justru menggunakan tenaga ombak atau gelombang untuk meluncur diatasnya. Itu punya pengertian bahwa kita harus menggunakan krisis secara kreatif untuk dapat berselancar di atasnya yang hasilnya adalah kemajuan kita.
 
 
 
4.      Berbuah Karena Menabur.
 
Ada satu hukum yang tidak akan pernah berhenti berlaku dalam kehidupan ini selama bumi masih ada dan hukum itu adalah hukum menabur dan menuai. Sebab Tuhan berfirman:
Kejadian 8:22 Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam."
Kita hanya menuai apa yang kita tabur. Artinya kita hanya menuai yang sejenis dengan yang kita tabur. Saudara tidak mungkin menuai anggur kalau saudara menabur durian misalnya.
Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai tabur tuai ini saya sebaiknya akan membuat perbedaan yang jelas mengenai hukum tabur tuai ini dibandingkan dengan hukum karma yang diyakini oleh penganut agama Hindu. Dalam Buku “The World Religion” Bruce J. Nicholls menyatakan hal ini:
Karma adalah “tindakan” atau “perbuatan” yang merupakan suatu penafsiran dari hukum alamiah tentang sebab akibat di mana setiap tindakan adalah akibat dari suatu sebab dan pada saatnya akan merupakan sebab dari suatu akibat.
Sesuai dengan hukum karma seseorang bisa saja lahir kembali sebagai dewa, anggota dari kasta yang tinggi atau rendah bahkan menjadi binatang, sesuai dengan setiap pikiran, perkataan atau perbuatannya. Setiap orang untuk itu selalu membawa masalalunya, bahkan mereka adalah masalalu mereka.
Hukum ini adalah prinsip dari reaksi moral yang berlaku baik untuk hal yang baik ataupun jahat. Seperti yang ditabur orang itu yang dituainya. Perbuatan jahat menuai penderitaan dan keterikatan bagi keberadaan manusia sedangkan perbuatan baik menuntun pada kemerdekaan dari keterikatannya. Seperti hukum ini tidak dapat dihindarkan dalam alam ini begitu pula hukum ini pasti dalam alam rohani[1].
Sedangkan dalam Firman Tuhan ada suatu keadaan yang mengubah kehidupan manusia yaitu pertobatan. Kalau dalam hukum karma keadaan manusia ditentukan oleh manusia itu sendiri (ciri dari agama) maka dalam Firman Tuhan ada yang disebut dengan intervensi Tuhan dalam menolong manusia keluar dari masalah dosa dalam kehidupan mereka. Hukum tabur tuai dalam Alkitab adalah hukum yang menyatakan keadilan Allah tapi bukan berarti dalam keadilanNya Tuhan tidak lagi berbelaskasihan. Di sinilah kasih karunia akan sangat berarti.
Sekarang mari kita lihat bagaimana kita berbuah karena menabur;
 
Apa yang kita tabur ?
Kita perlu memperhatikan apa yang kita tabur. Gal 6:7-10
6:7 Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.
6:8 Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.
6:9 Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.
6:10 Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.
 
Arti menabur di sini adalah pikiran, perkataan dan tindakan yang kita hasilkan dalam kehidupan. Ada pernyataan yang berkata menabur pikiran menuai tindakan, menabur tindakan menuai kebiasaan, menabur kebiasaan menuai karakter dan menabur karakter menuai dalam kekekalan.
Dalam ayat yang kita baca kita harus perhatikan baik-baik kata ini: jangan sesat! Allah tidak membiarkan diriNya dipermainkan. Punya pengertian kita semua manusia menabur di hadapan Tuhan. Untuk itu bersikaplah benar.
Dalam ayat di atas kita harus menabur dalam Roh, punya pengertian bahwa perkataan, pikiran dan perbuatan kita seharusnya lahir dari kehidupan yang dipimpin atau dikuasai oleh Roh demikian juga sebaliknya dengan kehidupan kedagingan.
Di sinilah kita perlu sekali untuk membuat keputusan dalam kasih karunia Tuhan untuk setiap saat dikuasai oleh Roh Kudus.
 
Bagaimana Kita menabur?
Dengan menunjukkan sikap mental yang baik kepada sesama kita, secara khusus saudara-saudara seiman.
Berbuat baik kepada sesama yang didasari oleh cinta kepada Tuhan dan cinta pada sesama.
 
2 Kor 9:6-15
9:6. Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.
9:7 Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
9:8 Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
9:9 Seperti ada tertulis: "Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya."
9:10 Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu;
9:11 kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami.
9:12 Sebab pelayanan kasih yang berisi pemberian ini bukan hanya mencukupkan keperluan-keperluan orang-orang kudus, tetapi juga melimpahkan ucapan syukur kepada Allah.
9:13 Dan oleh sebab kamu telah tahan uji dalam pelayanan itu, mereka memuliakan Allah karena ketaatan kamu dalam pengakuan akan Injil Kristus dan karena kemurahan hatimu dalam membagikan segala sesuatu dengan mereka dan dengan semua orang,
9:14 sedangkan di dalam doa mereka, mereka juga merindukan kamu oleh karena kasih karunia Allah yang melimpah di atas kamu.
9:15 Syukur kepada Allah karena karunia-Nya yang tak terkatakan itu!
 
        Kita harus menabur banyak.
        Kita harus menabur dengan rela.
        Kita harus tahan uji dalam menabur.
 
Buah dari menabur seperti yang Tuhan kehendaki
 
        Berlimpah dalam Kasih Karunia
        Berkecukupan dalam segala sesuatu
        Berkelebihan dalam pelbagai kebajikan
        Diperkaya dalam segala macam kemurahan hati

Tidak ada komentar: