RENUNGAN MISI: BAGAIMANA GEREJA ANDA MENJADI GEREJA MISIONER?
Semua
kekristenan, apalagi para hamba Tuhan, mengharapkan bahwa gereja mereka
adalah gereja yang misioner, yaitu sebuah gereja yang berkembang,
bertumbuh, dan memiliki wawasan yang luas. Untuk mencapai target ini,
kita sebagai orang Kristen harus mengerti misi.
Tujuan misi
adalah bahwa semua orang diperdamaikan dengan Allah dan hidup bagi
kemuliaan-Nya. Bagaimana tugas ini dapat terlaksana?
Melalui
gereja sebagai agen misi yang menuruti perintah Roh Kudus sebagai
Pembina misi; maka Allah dipermuliakan di seluruh dunia.
Dalam
Kisah Para Rasul 1:8 dikatakan, "... kamu akan menjadi saksi-Ku di
Yerusalem, Yudea, Samaria dan sampai ke ujung bumi"; Tuhan Yesus
menjelaskan pola yang harus dipakai, yaitu setiap gereja yang ingin
menjadi gereja misioner harus terlibat dalam 4 jenis penginjilan (PI):
a. "Yerusalem" (PI-O): Orang Yahudi (di mana murid-murid berada).
Artinya: Menginjili orang Kristen di lingkungan gereja/kota kita yang belum lahir baru.
b. "Yudea" (PI-1): Orang Yahudi (di dalam negeri murid-murid, tetapi di luar lingkungan gereja).
Artinya: Menginjili suku sendiri yang belum percaya.
c. "Samaria" (PI-2): Orang campuran Yahudi-Kafir yang belum percaya.
Artinya: Menginjili orang dengan kebudayaan yang mirip kebudayaan kita (misalnya orang Nias menginjili orang Batak).
d. "Ujung Bumi"(P1-3): Bangsa lain.
Artinya:
Menginjili suku dan/atau bangsa dengan kebudayaan yang berbeda dengan
kita (misalnya orang Indonesia menginjili orang Afrika).
Kita
tidak boleh mengatakan sesudah keluarga dan negara kita menjadi Kristen,
baru gereja kita bisa melibatkan diri dalam misi sedunia. Perhatikan
Kisah Para Rasul 1:8, di situ dikatakan, "Yerusalem, Yudea, Samaria dan
ujung bumi," bukan "sesudah Yerusalem, Yudea, Samaria tercapai dengan
Injil, baru ke ujung bumi."
Itu berarti setiap gereja semestinya
menjalankan ke-4 jenis penginjilan ini secara serentak. Ini artinya
menjadi generasi misioner.
Diambil dari:
Judul buletin: Terang Lintas Budaya, Edisi 40, Tahun 2000
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Yayasan Terang Lintas Budaya, Malang 2000
Halaman: 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar