TUJUAN GEREJA RUMAH
Saling Memperhatikan
Dalam ibadah berskala besar sangatlah sulit untuk bisa saling mengenal ataupun memperdulikan secara pribadi. Dalam gereja rumah yang sehat, Allah bekerja sehingga kesatuan sejati, kesehatian yang tulus(Kis 4:32) terwujud tanpa kemunafikan. Hal ini menunjang pertumbuhan rohani setiap anggota, saling menguatkan dan membawa kasih itu pada orang lain.
2.Penjangkauan Keluar (Pkh 4:9-12; Mat 28:18-20)
Kasih Kristus yang ada dalam gereja rumah adalah dorongan kuat dalam menjangkau jiwa-jiwa bagi Tuhan. Pertumbuhan rohani yang sehat tidak dapat dipisahkan dengan menjangkau yang terhilang.Kasih Kristus di dalam diri mereka mendorong tiap individu untuk terlibat dalam pelebaran Kerajaan Bapa surgawi.
3.Mengembangkan Karunia Rohani(Ef 1:13-14, Kis2:38,1 Kor 12:4-11)
Dalam gereja rumah, kita dapat saling memperhatikan, mendoakan dan mendorong dalam pertumbuhan hingga seorang jemaat yang dimuridkan dalam gereja rumah dapat mengembangkan karunia rohani yang ada dalamnya. Tiap jemaat didorong untuk menemukan rencana ilahi/visi pribadi, talenta, jawatan, karunia rohani dan motivasinya untuk terlibat di dalam diri mereka pribadi lepas pribadi agar dapat melaksanakan visi global di dalam memperlebar Kerajaan Allah.
4. Mempersiapkan gereja di masa sulit(di dalam tiap kondisi)
Gereja rumah bukan hanya menyiapkan seorang Kristen kuat dan bertumbuh namun mempersiapkan jemaat bertahan di masa sulit sebab ibadah tidak bergantung pada sebuah gedung atau bahkan rumah, sebab dapat bertemu di mana saja, “dua atau tiga orang berkumpul di situ Aku hadir”. Kekristenan merupakan gaya hidup dan ibadah dapat dilaksanakan dimana saja sebab Allah Maha Hadir dan Ia sangat mendambakan hubungan yang intim bukannya ritual agamawi yang membosankan (Kis 7:47-50, Mat 18:20).
KONSEP DASAR PELAYANAN GEREJA RUMAH YANG ALKITABIAH
Hal ini tercatat di dalam Alkitab baik di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, gereja harus dimulai di rumah atau tepatnya dimulai di dalam keluarga.
Perjanjian Lama:
Kisah penciptaan (Kej 1:26). Allah bekerja dalam kelompok (oikos), Allah menciptakan manusia seturut gambarNya oleh sebab itu kita perlu bekerja sebagaimana Dia.Atau di dalam ayat ke 28, dinyatakan beranakcuculah dan kuasai bumi. Allah menghendaki tiap keluarga bermultiplikasi sebagai keluarga-keluarga yang takut akan Tuhan dan menguasai bumi ini. Allah bekerja sebagai sebuah tim oleh sebab itu Ia menghendaki bekerja sebagai tim dalam wadah keluarga.
Bangsa Israel (Kej 35:22b-26). Bangsa ini bermultiplikasi dari keluarga Yakub, hingga menjadi bangsa yang sangat besar.
Teladan Musa (kel 18:23-27). Pola pendelegasian tugas ke dalam kelompok yang lebih kecil yang terdiri dari pemimpin dalam kelompoknya/keluarganya tepatnya.
Perjanjian Baru
Teladan Yesus (Mat 10:1-4, 17:1-13,26:36-46). Ia membina 12 orang murid dan memilih 3 orang sebagai “anak-anak” , dimana Ia mengungkapkan rahasia-rahasia kemuliaanNya.
Teladan gereja mula-mula (Kis 2:46, 3:1-10,12:1-19). Ibadah sekota merupakan komunikasi searah untuk mengarahkan dan mengutuhkan setiap gereja rumah tetap melangkah dalam rencana Tuhan, sedang gereja rumah merupakan keluarga rohani yang menjamin komunikas yang lengkap dan interaksi yang sehat sehingga setiap anggota menikmati hidup dan bertanggungjawab terhadap “keluarganya”.
Teladan para rasul (Kis 13:1-3)
Pola gereja rumah adalah ciptaan Allah sendiri sejak awalnya demi perluasan kerajaanNya.
Perbedaan Gereja Rumah Dan Gereja Tradisional
Gereja Tradisional : - Strategi yang digunakan hanya satu arah, yaitu khotbah mimbar, di mana satu orang aktif memimpin, berbicara dan anggota lain terlibat pasif (hanya datang dan mendengar).Bila ada kelompok kecil, maka itu hanya merupakan bagian dari suatu program; contoh ibadah anak, remaja, pemuda, wanita, pria, persekutuan doa,dll.
Kolose 1:28, melalui strategi satu arah, tujuan dalam ayat tersebut tidak akan tercapai secara maksimal. Tanpa memberdayakan “kelompok kecil” tidak mungkin terjadi berlangsungnya proses interaksi seperti tanya jawab, berbagi rasa, saling melayani, saling menolong, saling mendoakan,dll. Gereja tradisional menekankan ibadah raya sebagai pusat ibadah.
Gereja Rumah : Kisah Para Rasul 2:41-47, Pola gereja rumah menjadikan rumah dimana kita tinggal sebagai pusat ibadah. Didalam gereja rumah ini kita dapat memantau dan menolong setiap jemaat bertumbuh imannya di dalam Kristus. Di dalam gereja rumah lebih dikenal ibadah sekota namun tidak menolak adanya ibadah raya atau pertemuan besar.
Beberapa perbedaan khusus antara kedua jenis “gereja” ini :
Dalam gereja rumah, kegiatan ibadah di “rumah” adalah yang utama, dan semua kegiatan lain merupakan penunjang keberhasilan pertumbuhan gereja rumah tersebut. Sedang dalam gereja tradisional, ibadah kelompok kecil/sel hanya merupakan salah satu kegiatan; atau variasi metode.
Ibadah raya dalam pola gereja rumah, adalah efek samping/ akibat, itu pun bisa dilakukan atau tidak, sebab gereja rumah merupakan gereja yang interdependen (otonom namun saling berhubungan sebagai keluarga). Mengapa? Sebab di dalam gereja rumah, setiap anggota telah dibimbing menerima Kristus dan dimuridkan untuk bertumbuh di dalamNya. Ibadah raya/ ibadah sekota untuk memperkaya kehidupan anggota, untuk mempersatukan tujuan jemaat dalam visi global dan mempererat persaudaraan dalam kesatuan jemaat. Ibadah raya dalam gereja tradisi merupakan kegiatan utama, dengan tidak adanya pendekatan pribadi, sulit gereja tradisional bertumbuh dalam Tuhan dan dilahirkan kembali. Sebab hanya datang sebagai “kewajiban” agamawi.
Pola kepemimpinan dalam gereja rumah adalah jamak, di mana setiap jemaat berpeluang memimpin, hingga dapat diadakan pemberdayaan pemimpin melalui pelatihan pemuridan yang berkesinambungan dan pengawasan mutu karakter. Dalam gereja rumah pemimpin tidak dipilih tetapi dilahirkan melalui pemuridan yang menitik beratkan pada karakter dan integritas seseorang. Pola tradisi, kepemimpinan tunggal, satu orang menentukan segalanya.
Dalam gereja rumah, rumah menjadi tempat penjangkauan keluar. Setiap jemaat gereja rumah belajar bagaimana menjangkau orang lain di luar kelompoknya dengan berita Injil. Ini program utama gereja rumah, gereja rumah sebagai sarana pemuridan dan penginjilan yang efektif bagi pertumbuhan dan pelebaran kerajaan Allah, bukan bagi denominasi ataupun organisasi buatan tangan manusia.Sedang dalam gereja tradisi, tidak ada pola penjangkauan sistematis, biasanya dibentuk suatu tim khusus penginjilan atau bahkan tidak ada sama sekali karena “toleransi kehidupan beragama” yang membuat gereja tidak bergerak kemana-mana.
Dalam gereja rumah, gereja Tuhan dapat bertumbuh meski tidak memiliki gedung sekretariat ataupun ibadah sebab seluruh kegiatan utama berlangsung di rumah. Meski ada penganiyaan gereja rumah akan dapat berlangsung. Dalam pola tradisi, gedung gereja menjadi pusat, sering menjadi kebanggaan dan identitas sebuah “gereja”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar