ORANG YANG TEPAT PADA TEMPAT YANG TEPAT
DALAM WAKTU YANG TEPAT
(BE PROPORTIONAL)
By Jonathan Pattiasina
Topik ini adalah sebuah topik yang sangat menantang karena inilah kunci untuk menjadi relevan dalam segala hal baik itu dalam kehidupan sosial, pekerjaan, ataupun dalam upaya membangun jembatan hubungan dengan apapun dalam dunia kerja kita.
Menjadi Relevan
Ini adalah suatu tantangan bagi kehidupan kekristenan. Menjadi garam dan terang adalah suatu kehidupan yang relevan dengan keadaan. Terang dan garam di manapun berada selalu menjadi jawaban. Sesuatu yang dinantikan sesuatu yang diharapkan sesuatu yang mempengaruhi bukan dipengaruhi.
Mat. 3:12 Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."
Kata debu jerami dalam bahasa aslinya adalah gabah atau dalam bahasa Inggrisnya Chaff, defenisi dari chaff adalah everything beside the seed (apa saja selain bulir/bijinya). Artinya sebenarnya gabah atau jerami itu penting hanya sebatas jerami atau gabah itu melayani sampai munculnya benih. Ketika benih sudah muncul maka gabah atau jerami sudah tidak relevan lagi sehingga harus dibakar. Tidak relevan adalah dosa. Kita harus menjadi relevan dalam kehidupan kita. Bahkan lebih jauh lagi Tuhan mau kita menjadi proporsional dalam segala aspek kehidupan.
Menjadi orang Yang Tepat
Dari sinilah kita mulai segala sesuatu yang berhubungan relevansi dan menjadi proporsional.
Apa artinya menjadi orang yang tepat? Mari kita mulai dengan sebuah pernyataan ini: Saudara bukanlah kebetulan dan tempat di mana saudara berada bukanlah kebetulan pula. Saudara ada dalam dunia ini karena kehendak Tuhan dan Tuhan punya tujuan tertentu dalam menjadikan saudara. Artinya untuk menjadi orang yang tepat saudara harus menemukan kehendak tujuan Tuhan dalam kehidupan saudara serta berjalan dalam tujuan-tujuan Tuhan.
Itulah sebabnya orang yang tepat akan membangun kehidupannya diatas batukarang hubungan pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus. Dan bertumbuh dalam sikap mental yang sama seperti Yesus. Menjadi orang yang tepat adalah memiliki sikap hati, pikiran dan perasaan seperti yang terdapat di dalam Kristus. (Lihat pelajaran sikap yang benar) berarti menjadi orang yang tepat berhubungan dengan karakter kepribadian orang tersebut. Sebagai contoh taruhalah posisi saudara adalah posisi yang penting dalam sebuah perusahan, posisi saudara tidaklah akan bertahan seandainya saudara tidak menjadi orang yang tepat untuk posisi itu. Misalnya saudara bersikap salah, malas dan tidak bertanggung jawab dalam pekerjaan saudara. Hasilnya jelas saudara akan kehilangan posisi, respek dari orang lain bahkan mungkin saudara akan kehilangan pekerjaan saudara dan hidup tanpa penghasilan. Dalam posisi seperti itu kita sebaiknya menjadi orang yang tepat seperti posisi yang kita miliki.
Pada Tempat yang tepat
Tampat kita beradapun bukalah suatu kebetulan. Karena Tuhan punya maksud tertentu menempatkan kita pada ligkungan kita dengan tujuan supaya kita memberkati lingkungan kita serta kita dibentuk begiitu rupa oleh lingkungan kita sehingga kita menjadi begitu spesial dengan identitas yang unik. Jadi Tuhan menaruh kita pada lingkungan kita untuk memberkati serta membentuk kita dan sebaliknya.
Lihatlah bagaimana Yohanes Pembaptis melayani di padang gurun. Padang gurun menjadi tempat yang tepat buat Yohanes karena Tuhan menempatkannya di situ.
Markus 1:1-5 Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.
Seperti ada tertulis dalam kitab nabi Yesaya: "Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu;
ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya",
demikianlah Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun dan menyerukan: "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu."
Lalu datanglah kepadanya orang-orang dari seluruh daerah Yudea dan semua penduduk Yerusalem, dan sambil mengaku dosanya mereka dibaptis di sungai Yordan.
Berada pada tempat yang tepat akan menentukan apakah kita akan berbuah pada apa yang kita kerjakan. Artinya tempat yang tepat mempengaruhi produktifitas kehidupan kita. Tempat yang tepat yang dimaksudkan di sini bukan hanya sebuah tempat (lokasi) tapi juga posisi kita di hadapan Tuhan. Kalau kita keluar dari kehendak Tuhan maka di manapun kita berada akan tetap berada pada tempat yang salah. (1 Samuel 27:1-12)
Pada Waktu yang tepat
Berada pada waktu yang tepat, kita secara terus menerus menangkap moment-moment yang tepat yang di bawa Tuhan dalam kehidupan kita sehingga dapat bertindak tepat. Dalam 1 Tawarikh 12:32 Dari bani Isakhar orang-orang yang mempunyai pengertian tentang saat-saat yang baik, sehingga mereka mengetahui apa yang harus diperbuat orang Israel: dua ratus orang kepala dengan segala saudara sesukunya yang di bawah perintah mereka.
Mengetahui waktu sangat menentukan bagaimana reaksi kita pada apapun disekitar kita.
Jika saudara dapat mengambil suatu moment, menangkapnya, dan memeras keluar semua kehidupan yang tersedia di dalamnya maka sudah pasti moment tersebut adalah sesuatu yang ada di masa depan saudara dan bukan yang ada di masa lalu saudara. Apakah yang bakal terjadi kalau saudara mengetahui bahwa moment yang ada di depan saudara adalah moment yang mengubahkan kehidupanmu selamanya, moment yang penuh dengan potensi, moment yang penuh dengan segala kemungkinan baru? Bagaimana kalau saudara mengetahui bahwa ada sebuah moment ilahi, saat di mana Tuhan mau berjumpa dengan saudara dengan cara yang berbeda dan saudara akan berubah sama sekali? Di mana dalam moment itu keputusan yang saudara ambil menentukan momentum masa depan saudara? Bagaimana saudara akan memperlakukan moment tersebut? Bagaimana saudara mempersiapkan diri saudara untuk hal itu? Dapatkah saudara mengenalinya?
Moment tersedia sebanyak bintang dilangit dan pasir dilaut, moment apapun dalam banyaknya moment itu dapat menjadi moment ilahi saudara. Sekalipun sangat membosankan, tapi bisa jadi ada mujizat yang terbungkus dalam moment-moment tersebut
For everything there is a season, and a time for very purpose under heaven:
He hath made everything beautiful in its time: also he hath set eternity in their heart, yet so that man cannot find out the work that God hath done from the beginning even to the end. King Salomon
Kehidupan tidak dapat dipisahkan dari musim kehidupan. Musim kehidupan inilah yang terbanyak membentuk kita. Mengetahui musim-musim yang terjadi dalam kehidupan kita memberikan kepada antisipasi, pengharapan, dan persiapan dalam memberikan respon.
Kegagalan banyak orang adalah mereka bereaksi salah dalam musim-musim perubahan yang terjadi dalam kehidupan mereka.
Mengetahui waktu yang tepat memberikan kepada kita pengertian untuk apa sedang kita hadapi, bagaimana harus bersikap, dan cara yang tepat untuk bagaimana harus bereaksi, dan cara yang tepat untuk bertindak.
Mengapa kita perlu ada dalam musim-musim yang tepat?
1.Menangkap musim yang tepat adalah suatu fase pertumbuhan kedewasaan yang sangat penting bagi kita. Dalam musim-musim inilah kita mengalami apa yang disebut perubahan untuk menerima kekekalan dalam hati kita. Kita harus tahu bahwa Tuhan menjadikan segala sesuatu indah pada waktu atau musimnya. Arttinya musim perubahan apapun yang kita alami itu adalah untuk pendewasaan kita dan selalu indah bagi kita.
2.Menangkap waktu yang tepat akan memberikan kepada kita suatu kekuatan tersendiri untuk menghadapi keadaan sukar yang sedang kita hadapi.
3.Menangkap musim yang tepat adalah saat berbuah yang sangat tepat. Di sinilah kita mengerti bahwa ada dalam musim yang tepat adalah saat yang paling produktif dalam kehidupan kita.
Kalau memang menjadi proposional dan relevan itu sangat mempengaruhi porduktifitas kerja kita maka marilah menjadi orang yang tepat pada tempat yang tepat dan dalam waktu yang tepat pula.
Gereja merupakan organisme yang hidup dan bukan sekedar organisasi buatan tangan manusia. Gereja harus di mulai di rumah tangga kita masing-masing dan bukan sekedar aktivitas religius belaka namun bagian kehidupan sehari-hari. Gereja harus jadi terang dan garam di luar dinding gedung gereja. Sebab gereja adalah kita
Rabu, 26 Maret 2008
Sabtu, 15 Maret 2008
ATMOSFIR GEREJA
ATMOSFIR GEREJA
(By Jonathan Pattiasina)
PENGANTAR
Yohanes 12:24
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji sata; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.“
Perkara berbuah selalu berkaitan dengan kematian dan kehidupan, tidak pernah terjadi dengan metode. Gereja sel adalah sistem yang dapat meningkatkan kehidupan, tetapi kuncinya adalah kehidupan itu sendiri. Tanpa kehidupan, sistem tersebut tidak ada gunanya. Tetapi, apabila ada kehidupan, metode itu dapat menjadi sangat efektif. Bagian yang menakjubkan dari dari sistem gereja sel adalah bahwa di dalam sistem ini teradapat beberapa mekanisme yang dapat membantu kehidupan berkembang dan bertumbuh dengan pesat. Meskipun demikian, masalah terpenting bagi gereja manapun bukanlah semata-mata mengadakan penggantian sistem, tetapi mengupayakan adanya kehidupan yang diperlukan untuk terjadinya pertumbuhan.
PENJELASAN KONSEP ATMOSFIR SUATU GEREJA
Berbagai istilah yang berbeda dipakai untuk mengungkapkan mengungkapkan konsep yang sama :
Kehidupan
Kebudayaan
Nilai-nilai
Atmosfir
Yesus menekankan hal ini dalam pengajaranNya.
Ada kuasa yang luar biasa dalam atmosfir yakni kuasa yang mempengaruhi dan mengubah manusia tanpa mereka menyadarinya. Keluarga, organisasi, gereja, dan bangsa semuanya memiliki atmosfir. Atmosfir ini jelas-jelas berkaitan dengan para pemimpin lembaga-lembaga bersangkutan. Mengganti pemimpin bersangkutan tanpa mempertahankan atmosfir yang sama akan menyebabkan institusi itu berubah sama sekali.
SEPULUH ATMOSFIR GEREJA
1. KAMI MEMILIKI IMAN YANG POSITIF KEPADA TUHAN
Saya tidak dapat melakukan hal itu, tetapi Tuhan dapat. Tuhan mampu melakukan apa yang tidak dapat saya lakukan. Saya tidak dibatasi oleh kemungkinan yang ada pada manusia. Tuhan memanggil kita untuk mempercayaiNya melakukan perkara-perkara yang mustahil, perkara-perkara yang besar dan hebat.
2. GEREJA KAMI HARUS MENYENANGKAN DAN MENGGAIRAHKAN
Gereja tidak semestinya membosankan. Pergi ke gereja seharusnya dapat menyenangkan. Gereja harus menggairahkan. Bila gereja menyenangkan, jemaat akan membawa orang lain datang ke gereja itu. Tetapi, bila orang datang ke gereja dan tertidur di sana, mereka tentu tidak akan membawa orang lain datang ke gereja lagi. Bila para pendatang baru merasa senang sekali berada di gereja , merekapun akan ingin datang lagi.
Kita harus dapat membedakan antara keseriusan dan kekhusyukan. Kita bisa saja bersikap serius tanpa menjadi khusyuk. Sementara itu sebenarnya kita bisa menjadi sangat serius dan sekaligus sangat kocak. Sukacita dan gelak tawa adalah pemberian Tuhan.
3. KAMI SENANTIASA MANGGALI HAL-HAL TERBAIK DALAM DIRI ORANG LAIN
Kebenaran umum yang berlaku di mana-mana adalah kita memperlakukan sesorang tepat sebagaimana kita memandang dirinya. Begitu kita menemukan sesuatu yang ‘baik’ dalam diri seseorang, kita akan memperlakukannya lebih baik. Sementara kita memperlakukannya dengan lebih baik, orang itupun akan menjadi lebih baik.
Setiap orang diciptakan serupa dengan gambar Tuhan dan setiap orang Kristen diciptakan kembali dalam Kristus. Mereka semua berharga dan harus dipandang sebagai ciptaan yang memiliki nilai yang luar biasa pula. Mereka semua mempunyai sifat-sifat baik dalam kehidupan mereka sekaligus juga memiliki sisi-sisi jelek dari kemanusiaannya. Namun demikian, kebanyakan orang hanya melihat sisi jeleknya. Kita perlu belajar menjadi manusia yang mahir menekankan sifat-sifat baik orang lain.
Ada satu prinsip yang amat penting yang harus kita ingat. Bila kita bersikap negatif terhadap seseorang dan senantiasa menekankan berbagai kekurangannya, hal itu akan membuat dia terus bergelimang dalam kejelekannya, dan perilakunyapun akan semakin buruk. Bila kita bersikap positif dan memusatkan perhatian pada kebaikan-kebaikannya dan ia akan menjadi pribadi yang semakin baik.
Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia.
Amsal 23:7
Anggaplah angka 100 merupakan nilai tertinggi. Kita harus ingat bahwa tidak semua orang mulai dari angka 0. Ada sebagian orang yang nilai awalnya adalah minus (-) 600. Tetapi kini mereka telah mencapai kemajuan dan memperoleh nilai minus (-) 200. Nilai 100 masih sangat jauh dari jangkauan mereka, mereka bahkan belum mencapai nilai 0. Meskipun demikian, mereka telah membuat kemajuan sebanyak 400 poin. Tidakkah ini mengagumkan ?
4. PERKARA YANG UTAMA BAGI KAMI ADALAH MEMENUHI AMANAT AGUNG.
Perkara yang utama adalam menjaga agar perkara utama tetap menjadi perkara yang utama! Perkara utama itu adalah bahwa Anak manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Itulah alasan yang membuatNya mendirikan gereja - untuk menyelesaikan pekerjaan Yesus yang merupakan alasanNya datang ke dunia - mencari dan menyelamatkan yang hilang.
Lukas 19:10 : Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."
5. KAMI MANUSIA YANG MEMILIKI SUATU TUJUAN - KAMI TAHU KEMANA TUJUAN KAMI.
Manusia perlu memiliki visi untuk kehidupannya. Mereka harus tahu tujuan mereka dalam kehidupan ini. Mereka harus tahu bahwa mereka ditakdirkan memiliki suatu tujuan tertentu yamh harus digenapi dan dengan anugerah Tuhan, mereka akan dapat memenuhi tujuan tersebut. Kita ada di dunia ini bukan secara kebetulan. Kita semua hidup dengan memiliki suatu tujuan ilahi.
6. KAMI PERCAYA PADA KERJA KELOMPOK DAN KAMI MAHIR BEKERJASAMA
Tidak bekerjasama telah merupakan penyebab tidak adanya dampak yang kuat yang seharusnya kita miliki ditengah masyarakat. Kesepakatan adalah kuasa kehidupan.
Mengingat pepatah : Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Hidup dalam kesatuan dan bekerjasama dalam kesatuan adalah hal yang amat penting. Kita harus menjalin kesatuan yang erat dan dapat bekerjasama dengan baik sebagai suatu kelompok
7. KAMI ADALAH MANUSIA SEJATI - KAMI MANUSIA YANG BERINTEGRITAS
Penampilan lahiriah sama sekali tidak ada artinya. Hal yang paling menentukan adalah menjadi manusia yang sejati. Integritas adalah segala-galanya. Keadaaan lahiriah kita harus sama dengan kenyataan batiniah kita. Ini adalah kebalikan (lawan) dari kemunafikan. Alkitab berkata kita harus berjalan dalam terang. Itu berarti kita harus berjalan dalam keterbukaan.
8. KAMI PERLU SENANTIASA BERUBAH MENJADI SEMAKIN BAIK - PERUBAHAN HARUS TERUS TERJADI
Tuhan adalah Tuhan yang penuh perubahan. Ia adalah Tuhan yang penuh dengan hal-hal baru. Tuhan berkata bahwa hal-hal yang lama akan berlalu. Kita harus melupakan yang lama dan menyambut yang baru. Tuhan bahkan berkata bahwa Ia akan mendatangkan hal-hal baru. Perubahan adalah inti dalam Injil. Ketika seseorang menerima Kristus, ia menjadi suatu ciptaan baru. Yang lama telah berlalu.
2 Korintus 3:18
“Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambarNya, dalam kemuliaan yang semakin besar”
Seperti halnya individu-individu perlu mengalami perubahan terus menerus, demikian pula dengan gereja
9. TIDAK ADA PENONTON DI GEREJA KAMI - SEMUA ORANG HARUS AMBIL BAGIAN (TERLIBAT)
Kehendak Tuhan bagi gerejaNya adalah agar setiap orang terlibat dalam pembangunan seluruh Tubuh Kristus. Bagian inti dalam pengajaran reformasi yang dicetuskan oleh Martin Luther adalah keimamatan orang percaya. Setiap orang adalah imam dan dapat melayani Tuhan. Itu sebabnya Martin Luther menterjemahkan Alkitab dari bahasa Latin ke bahasa Jerman sehari-hari agar setiap orang dapat membaca Alkitab dan memakainya untuk melayani Tuhan. Dalam gereja Tuhan tidak ada tempat untuk penonton.
Dalam kumpulan yang saling mengasihi, yaitu komunitas sel, tidak terdapat satupun penonton. Setiap anggota harus saling mengasihi. Sebab, itulah yang dimaksudkan dengan kata ‘saling’. Tidak ada perkecualian. Inilah pola gereja yang dirancang Tuhan.
10. KAMI ADALAH MANUSIA SUPRAALAMI - TUHANLAH YANG MENGERJAKAN PEKERJAAN ITU
II Korintus 5:17 : “Kadi siapa yang ada di dalam Kristus, Ia adalah ciptaan baru; yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang”.
Kita adalah ciptaan baru. Artinya, roh kita menjadi baru sama sekali pada saat kita menerima Kristus. Kita sekarang adalah makhluk rohani. Diri saya yang sebenarnya adalah diri saya yang rohani. Pada dasarnya saya adalah roh. Roh saya hidup dalam tubuh jasmani saya. Dengan demikian, kita adalah manusia supraalami, bukan hanya di wilayah jasmani.
Supraalami adalah dimensi yang ada pada Tuhan. Tuhan adalah Roh. Sedangkan alam jasmani adalah dimensi yang dimiliki manusia. Kita harus manjadi manusia yang naik dari tingkatan manusia menuju ke tingkatan Tuhan. Supraalami merupakan dimensi dalam iman - alam jasmani merupakan dimensi yang ada dalam pandangan manusia. Kita diperintahkan untuk tidak hidup berdasarkan apa yang kita lihat melainkan harus berdasar iman. Di alam supraalami kita dapat melakukan hal-hal yang jauh melebihi semua yang dapat dilakukan manusia. Dalam dimensi itulah Tuhan bekerja. Dalam dimensi itulah Tuhan mau gerejaNya bergerak. Janganlah membatasi gereja Tuhan bergerak pada alam jasmani semata-mata.
CARA MENANAMKAN ATMOSFIR KE DALAM GEREJA
• Sebagai pemimpin, putuskalah melalui doa, kualitas atau atmosfir yang ingin dimiliki dalam gereja atau Karmel anda
• Para pemimpin harus bertekad untuk mengubah kehidupan pribadi mereka. Anda dapat berubah. Karakter anda yang sebenarnya lebih berpengaruh dari perkataan anda.
• Para pemimpin bersehati dalam upaya mendatangkan perubahan atmosfir.
• Perubahan kehidupan mengalir dari dalam ke luar dan tidak dapat dibuat-buat agar dilihat orang lain. Jadi, yang paling menentukan kepribadian anda yang sebenarnya adalah perilaku anda ketika orang lain tidak melihat anda atau ketika anda tidak sedang berdiri di depan sebagai pemimpin.
• Menjadikan perubahan kehidupan sebagai penekanan utama dalam gereja dengan cara memberikan penilaian dan ganjaran atas setiap perubahan perilaku.
• Upayakan secara khusus untuk membangun kualitas-kualitas kehidupan itu dalam diri orang-orang yang sedang dimuridkan secara pribadi dan dipengaruhi langsung oleh para pemimpin. Untuk melakukan ini, kuncinya adalah anda harus membuka diri agar mereka dapat melihat kualitas kehidupan pribadi anda.
• Konsistensi merupakan kunci dalam proses ini. Membangun suatu kualitas kehidupan membutuhkan waktu dan keuletan.
• Suatu kehidupan mempengaruhi kehidupan yang lainnya. Kehidupan itu sebenarnya ditularkan, bukan diajarkan. Bukalah diri anda, para pemimpin, dam anggota jemaat anda terhadap orang-orang yang memiliki atmosfir yang ingin anda tanamkan
(By Jonathan Pattiasina)
PENGANTAR
Yohanes 12:24
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji sata; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.“
Perkara berbuah selalu berkaitan dengan kematian dan kehidupan, tidak pernah terjadi dengan metode. Gereja sel adalah sistem yang dapat meningkatkan kehidupan, tetapi kuncinya adalah kehidupan itu sendiri. Tanpa kehidupan, sistem tersebut tidak ada gunanya. Tetapi, apabila ada kehidupan, metode itu dapat menjadi sangat efektif. Bagian yang menakjubkan dari dari sistem gereja sel adalah bahwa di dalam sistem ini teradapat beberapa mekanisme yang dapat membantu kehidupan berkembang dan bertumbuh dengan pesat. Meskipun demikian, masalah terpenting bagi gereja manapun bukanlah semata-mata mengadakan penggantian sistem, tetapi mengupayakan adanya kehidupan yang diperlukan untuk terjadinya pertumbuhan.
PENJELASAN KONSEP ATMOSFIR SUATU GEREJA
Berbagai istilah yang berbeda dipakai untuk mengungkapkan mengungkapkan konsep yang sama :
Kehidupan
Kebudayaan
Nilai-nilai
Atmosfir
Yesus menekankan hal ini dalam pengajaranNya.
Ada kuasa yang luar biasa dalam atmosfir yakni kuasa yang mempengaruhi dan mengubah manusia tanpa mereka menyadarinya. Keluarga, organisasi, gereja, dan bangsa semuanya memiliki atmosfir. Atmosfir ini jelas-jelas berkaitan dengan para pemimpin lembaga-lembaga bersangkutan. Mengganti pemimpin bersangkutan tanpa mempertahankan atmosfir yang sama akan menyebabkan institusi itu berubah sama sekali.
SEPULUH ATMOSFIR GEREJA
1. KAMI MEMILIKI IMAN YANG POSITIF KEPADA TUHAN
Saya tidak dapat melakukan hal itu, tetapi Tuhan dapat. Tuhan mampu melakukan apa yang tidak dapat saya lakukan. Saya tidak dibatasi oleh kemungkinan yang ada pada manusia. Tuhan memanggil kita untuk mempercayaiNya melakukan perkara-perkara yang mustahil, perkara-perkara yang besar dan hebat.
2. GEREJA KAMI HARUS MENYENANGKAN DAN MENGGAIRAHKAN
Gereja tidak semestinya membosankan. Pergi ke gereja seharusnya dapat menyenangkan. Gereja harus menggairahkan. Bila gereja menyenangkan, jemaat akan membawa orang lain datang ke gereja itu. Tetapi, bila orang datang ke gereja dan tertidur di sana, mereka tentu tidak akan membawa orang lain datang ke gereja lagi. Bila para pendatang baru merasa senang sekali berada di gereja , merekapun akan ingin datang lagi.
Kita harus dapat membedakan antara keseriusan dan kekhusyukan. Kita bisa saja bersikap serius tanpa menjadi khusyuk. Sementara itu sebenarnya kita bisa menjadi sangat serius dan sekaligus sangat kocak. Sukacita dan gelak tawa adalah pemberian Tuhan.
3. KAMI SENANTIASA MANGGALI HAL-HAL TERBAIK DALAM DIRI ORANG LAIN
Kebenaran umum yang berlaku di mana-mana adalah kita memperlakukan sesorang tepat sebagaimana kita memandang dirinya. Begitu kita menemukan sesuatu yang ‘baik’ dalam diri seseorang, kita akan memperlakukannya lebih baik. Sementara kita memperlakukannya dengan lebih baik, orang itupun akan menjadi lebih baik.
Setiap orang diciptakan serupa dengan gambar Tuhan dan setiap orang Kristen diciptakan kembali dalam Kristus. Mereka semua berharga dan harus dipandang sebagai ciptaan yang memiliki nilai yang luar biasa pula. Mereka semua mempunyai sifat-sifat baik dalam kehidupan mereka sekaligus juga memiliki sisi-sisi jelek dari kemanusiaannya. Namun demikian, kebanyakan orang hanya melihat sisi jeleknya. Kita perlu belajar menjadi manusia yang mahir menekankan sifat-sifat baik orang lain.
Ada satu prinsip yang amat penting yang harus kita ingat. Bila kita bersikap negatif terhadap seseorang dan senantiasa menekankan berbagai kekurangannya, hal itu akan membuat dia terus bergelimang dalam kejelekannya, dan perilakunyapun akan semakin buruk. Bila kita bersikap positif dan memusatkan perhatian pada kebaikan-kebaikannya dan ia akan menjadi pribadi yang semakin baik.
Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia.
Amsal 23:7
Anggaplah angka 100 merupakan nilai tertinggi. Kita harus ingat bahwa tidak semua orang mulai dari angka 0. Ada sebagian orang yang nilai awalnya adalah minus (-) 600. Tetapi kini mereka telah mencapai kemajuan dan memperoleh nilai minus (-) 200. Nilai 100 masih sangat jauh dari jangkauan mereka, mereka bahkan belum mencapai nilai 0. Meskipun demikian, mereka telah membuat kemajuan sebanyak 400 poin. Tidakkah ini mengagumkan ?
4. PERKARA YANG UTAMA BAGI KAMI ADALAH MEMENUHI AMANAT AGUNG.
Perkara yang utama adalam menjaga agar perkara utama tetap menjadi perkara yang utama! Perkara utama itu adalah bahwa Anak manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Itulah alasan yang membuatNya mendirikan gereja - untuk menyelesaikan pekerjaan Yesus yang merupakan alasanNya datang ke dunia - mencari dan menyelamatkan yang hilang.
Lukas 19:10 : Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."
5. KAMI MANUSIA YANG MEMILIKI SUATU TUJUAN - KAMI TAHU KEMANA TUJUAN KAMI.
Manusia perlu memiliki visi untuk kehidupannya. Mereka harus tahu tujuan mereka dalam kehidupan ini. Mereka harus tahu bahwa mereka ditakdirkan memiliki suatu tujuan tertentu yamh harus digenapi dan dengan anugerah Tuhan, mereka akan dapat memenuhi tujuan tersebut. Kita ada di dunia ini bukan secara kebetulan. Kita semua hidup dengan memiliki suatu tujuan ilahi.
6. KAMI PERCAYA PADA KERJA KELOMPOK DAN KAMI MAHIR BEKERJASAMA
Tidak bekerjasama telah merupakan penyebab tidak adanya dampak yang kuat yang seharusnya kita miliki ditengah masyarakat. Kesepakatan adalah kuasa kehidupan.
Mengingat pepatah : Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Hidup dalam kesatuan dan bekerjasama dalam kesatuan adalah hal yang amat penting. Kita harus menjalin kesatuan yang erat dan dapat bekerjasama dengan baik sebagai suatu kelompok
7. KAMI ADALAH MANUSIA SEJATI - KAMI MANUSIA YANG BERINTEGRITAS
Penampilan lahiriah sama sekali tidak ada artinya. Hal yang paling menentukan adalah menjadi manusia yang sejati. Integritas adalah segala-galanya. Keadaaan lahiriah kita harus sama dengan kenyataan batiniah kita. Ini adalah kebalikan (lawan) dari kemunafikan. Alkitab berkata kita harus berjalan dalam terang. Itu berarti kita harus berjalan dalam keterbukaan.
8. KAMI PERLU SENANTIASA BERUBAH MENJADI SEMAKIN BAIK - PERUBAHAN HARUS TERUS TERJADI
Tuhan adalah Tuhan yang penuh perubahan. Ia adalah Tuhan yang penuh dengan hal-hal baru. Tuhan berkata bahwa hal-hal yang lama akan berlalu. Kita harus melupakan yang lama dan menyambut yang baru. Tuhan bahkan berkata bahwa Ia akan mendatangkan hal-hal baru. Perubahan adalah inti dalam Injil. Ketika seseorang menerima Kristus, ia menjadi suatu ciptaan baru. Yang lama telah berlalu.
2 Korintus 3:18
“Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambarNya, dalam kemuliaan yang semakin besar”
Seperti halnya individu-individu perlu mengalami perubahan terus menerus, demikian pula dengan gereja
9. TIDAK ADA PENONTON DI GEREJA KAMI - SEMUA ORANG HARUS AMBIL BAGIAN (TERLIBAT)
Kehendak Tuhan bagi gerejaNya adalah agar setiap orang terlibat dalam pembangunan seluruh Tubuh Kristus. Bagian inti dalam pengajaran reformasi yang dicetuskan oleh Martin Luther adalah keimamatan orang percaya. Setiap orang adalah imam dan dapat melayani Tuhan. Itu sebabnya Martin Luther menterjemahkan Alkitab dari bahasa Latin ke bahasa Jerman sehari-hari agar setiap orang dapat membaca Alkitab dan memakainya untuk melayani Tuhan. Dalam gereja Tuhan tidak ada tempat untuk penonton.
Dalam kumpulan yang saling mengasihi, yaitu komunitas sel, tidak terdapat satupun penonton. Setiap anggota harus saling mengasihi. Sebab, itulah yang dimaksudkan dengan kata ‘saling’. Tidak ada perkecualian. Inilah pola gereja yang dirancang Tuhan.
10. KAMI ADALAH MANUSIA SUPRAALAMI - TUHANLAH YANG MENGERJAKAN PEKERJAAN ITU
II Korintus 5:17 : “Kadi siapa yang ada di dalam Kristus, Ia adalah ciptaan baru; yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang”.
Kita adalah ciptaan baru. Artinya, roh kita menjadi baru sama sekali pada saat kita menerima Kristus. Kita sekarang adalah makhluk rohani. Diri saya yang sebenarnya adalah diri saya yang rohani. Pada dasarnya saya adalah roh. Roh saya hidup dalam tubuh jasmani saya. Dengan demikian, kita adalah manusia supraalami, bukan hanya di wilayah jasmani.
Supraalami adalah dimensi yang ada pada Tuhan. Tuhan adalah Roh. Sedangkan alam jasmani adalah dimensi yang dimiliki manusia. Kita harus manjadi manusia yang naik dari tingkatan manusia menuju ke tingkatan Tuhan. Supraalami merupakan dimensi dalam iman - alam jasmani merupakan dimensi yang ada dalam pandangan manusia. Kita diperintahkan untuk tidak hidup berdasarkan apa yang kita lihat melainkan harus berdasar iman. Di alam supraalami kita dapat melakukan hal-hal yang jauh melebihi semua yang dapat dilakukan manusia. Dalam dimensi itulah Tuhan bekerja. Dalam dimensi itulah Tuhan mau gerejaNya bergerak. Janganlah membatasi gereja Tuhan bergerak pada alam jasmani semata-mata.
CARA MENANAMKAN ATMOSFIR KE DALAM GEREJA
• Sebagai pemimpin, putuskalah melalui doa, kualitas atau atmosfir yang ingin dimiliki dalam gereja atau Karmel anda
• Para pemimpin harus bertekad untuk mengubah kehidupan pribadi mereka. Anda dapat berubah. Karakter anda yang sebenarnya lebih berpengaruh dari perkataan anda.
• Para pemimpin bersehati dalam upaya mendatangkan perubahan atmosfir.
• Perubahan kehidupan mengalir dari dalam ke luar dan tidak dapat dibuat-buat agar dilihat orang lain. Jadi, yang paling menentukan kepribadian anda yang sebenarnya adalah perilaku anda ketika orang lain tidak melihat anda atau ketika anda tidak sedang berdiri di depan sebagai pemimpin.
• Menjadikan perubahan kehidupan sebagai penekanan utama dalam gereja dengan cara memberikan penilaian dan ganjaran atas setiap perubahan perilaku.
• Upayakan secara khusus untuk membangun kualitas-kualitas kehidupan itu dalam diri orang-orang yang sedang dimuridkan secara pribadi dan dipengaruhi langsung oleh para pemimpin. Untuk melakukan ini, kuncinya adalah anda harus membuka diri agar mereka dapat melihat kualitas kehidupan pribadi anda.
• Konsistensi merupakan kunci dalam proses ini. Membangun suatu kualitas kehidupan membutuhkan waktu dan keuletan.
• Suatu kehidupan mempengaruhi kehidupan yang lainnya. Kehidupan itu sebenarnya ditularkan, bukan diajarkan. Bukalah diri anda, para pemimpin, dam anggota jemaat anda terhadap orang-orang yang memiliki atmosfir yang ingin anda tanamkan
Rabu, 05 Maret 2008
GEREJA MENURUT PERJANJIAN BARU
GEREJA
MENURUT PERJANJIAN BARU
BY JONATHAN PATTIASINA
Definisi
• GEREJA bahasa PORTUGIS (Igreja)
• Jemaat bahasa INDONESIA
• Bahasa ALKITAB : Ekklesia (bhs Gerika)
Ek ---- = Keluar
Kaleo --= Dipanggil
• Ekklesia = Kelompok orang-orang yang dipanggil keluar, dikhususkan bagi Allah untuk suatu maksud yang mulia.
Apakah Gereja itu?
Mat. 16:18,....JemaatKu. " Ekkaleo"
Kata Ekkaleo yang merupakan akar kata dari Ekklesia yang punya pengertian "dipanggil keluar", merupakan istilah yang menunjuk kepada sebuah kelompok masyarakat yang dipanggil keluar, dan dipilih untuk berdiri di pintu gerbang untuk membuat/mengambil keputusan yang mempengaruhi sebuah kota.
I. KEINDAHAN JEMAAT
A. Kita disebut - I Pet.2:9
• Bangsa yang terpilih
• Imamat yang rajani
• Bangsa yang kudus
• Umat kepunyaan Allah
B. Yang telah keluar dari gelap pada terangNya yang ajaib
C. Dengan tujuan : memberitakan perbuatan- perbuatan yang ajaib dari Dia.
D. Memiliki kekuatan yang luar biasa - Mat.16:18
• Alam maut tidak berkuasa atasnya
• Kunci Kerajaan Sorga & otoritas ada dalam tangannya, ay19.
• Memberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah pada pemerintah-pemerintah dan penguasa - Eps. 3:10
E. Jemaat yang cemerlang tanpa cacat atau kerut(tidak bercela). Eps.5:27.
II. KIASAN TENTANG GEREJA
A. Tubuh Kristus - Eps.1:22-23;4:15-16
B. Keluarga Allah - Eps.2:19
C. Bangunan Allah - Eps.2:20-22
D. Mempelai wanita - Eps.5:23-3
E. Laskar Kristus - Eps.6:10-18
III. APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN GEREJA PERJANJIAN BARU
A. Sekelompok orang bukan bangunan.
I Pet.2:5; Eps.2:19-20; II Kor. 6:16-18
1. Suatu umat yang terikat janji
2. Batu yang hidup untuk pembangunan rumah rohani.
3. Pertemuan berlangsung di rumah-rumah
B. Bukanlah suatu pertemuan bersama yang hanya beberapa jam saja tetapi saling membagikan hidup secara tetap (sharing of life).
1. Kepunyaan mereka kepunyaan bersama - Kis.2:44-47.
2. Pertemuan mereka secara tetap dan terus - Kis.5:42
3. Selalu bersekutu dengan yang lain - Mat.18:19-20.
C. Suatu organisme bukan organisasi.
1. Organisasi memperhatikan penampilan, seluk beluk mekanisme lebih daripada hidup itu sendiri (organisme),.
2. Organisme Jemaat Perjanjian Baru, sama seperti tubuh manusia yang hidup yang setiap anggotanya mendapat kehidupan dan perhatian dari bagian-2 yang lain.
a. Menderita & bersukacita bersama - I Kor.12:18-27, Gal.6:2
b. Melayani satu sama lain - Gal.5:13;Pil.2:3-4, Ibr.10:24,25;3:13, I Pet.4:10
c. Menjadi terikat bersama - Eps.4:16; Kol.2:18-19
• dari lahir sampai mati kita butuh orang lain
• kita tidak bisa hidup sendiri
d. Menolak dosa dari kehidupan kita - Yak.5:16,19,20, Mat.5:23-24;Yud.23-24
3. Kristus sebagai kepala, menanam dan menetapkan otoritas didalam tubuhNya melalui mereka yang melayani.
• Efesus 1:22,23 ; 4:11-12
• Mat 20:25-28
• I Pet 5:2-3
D. Jemaat Perjanjian Baru bukanlah suatu penyanyi tunggal atau soloist tetapi simfoni bersama dimana Kristus sebagai pemimpin orkes.
1. Allah kehendaki Jemaat Perjanjian baru menjadi suatu tubuh yang terdiri orang-orang percaya yang dipersatukan dalam roh dan mempunyai satu tujuan dan pikiran yang sama. Fil 2:1,21 & Roma 15:5,6
2. Cara tradisional mengajarkan bahwa semua macam pelayanan dimulai dari gembala Gereja tersebut (one man show). Konsep Perjanjian Baru melibatkan semua atau seluruh anggota gereja dan bekerja sama sehingga semua dapat mencapai kesatuan iman dan kedewasaan penuh. Eps 4:11-16 ; Roma 12:6-8 ; I Kor 14:26 ; I Kor 12:17-19
IV. METODE PERTUMBUHAN GEREJA PERJANJIAN BARU
A. Doa. Kis 1:12-14
B. Kuasa Roh Kudus. Kis 1:8 ; 2:1 dst
1. Terbuka terhadap pergerakan Roh Kudus.
2. Peka terhadap suara Roh Kudus.
C. Win, Build, Send.
• Menangkan - win - P.I.
• Bina - Build - Melalui pemuridan dan menanam untuk bertumbuh dalam gereja lokal.
• Utus - send - menyadarkan setiap kita = Ambasador atau duta Kristus. II Kor 5:20
- P.I.
- Perintisan jemaat.
Selasa, 04 Maret 2008
KORELASI ANTARA INTEGRITAS DAN OTORITAS
Korelasi antara integritas dan otoritas
Ia menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya, dan menuntun
mereka dengan kecakapan tangannya (Mazmur 78:72).
So he shephered them according to the integrity of his heart, and guided
them by the skillfulness of his hands (New King James Version).
Salah satu isu utama kepemimpinan adalah memimpin dengan integritas.
Kepemimpinan rohani berjalan karena pemimpin menerima ketundukkan sukarela
dari yang dipimpin. Dan ketundukan sukarela datang karena kepercayaan. Namun
sudah pasti kepercayaan akan datang karena integritas. Kejujuran...kemurnian dari
bagian hati paling dalam. Otoritas tanpa integritas adalah kepemimpinan palsu.
Sebesar apapun otoritas struktural tanpa integritas hanya akan menghasilkan
kepemimpinan yang tersunat pengaruhnya. Kemudian lahirlah ketundukkan palsu,
bukannya ketundukkan yang lahir karena respek. Kepemimpinan rohani adalah satu-
satunya jenis kepemimpinan di dunia yang tidak dapat memaksakan otoritasnya.
Otoritas rohani hanya bisa berjalan dengan bersanding bersama integritas. Bos di
perusahaan memakai uang sebagai salah satu alasan otoritasnya dijalankan terhadap
karyawan. Hakim di pengadilan memastikan otoritas jabatan yuridisnya dengan
ketokan palu di meja ruang pengadilan. Polisi lalu lintas menjadi pemimpin di jalan
raya dengan menyandang seragam dan pistol atas nama negara untuk memastikan
semua pemakai jalan raya mematuhi semua peraturan lalu lintas. Tetapi dapatkah
pemimpin rohani memaksakan otoritasnya?
Beberapa kepemimpinan gaya dunia yang mungkin sekarang sedang mengincar
tengkuk kita -gereja- atau malah kita sudah terjerembab ke dalamnya:
* Menggunakan intimidasi . Hanya menunggu waktu saja sampai orang yang
dipimpin kehabisan energi untuk hidup dalam ketakutan dan luka kemudian
memberontak untuk keluar dari praktek sihir tersebut.
* Memimpin dengan pengetahuan akan segera berakhir tatkala sang pemimpin
tidak menghidupi lagi apa yang dia ketahui.
* Memimpin dengan manipulasi yang tak disadari "pengikut". Dengan mudah
mengeksploitasi orang di sekitarnya untuk memenuhi agenda dan ambisi
pribadinya. Proses manipulasi tersebut mungkin akan segera berakhir saat
orang menyadari tipu muslihat dan motif terselubung si pemimpin.
* Memimpin dengan kharisma tanpa karakter yang kuat.
Setelah tontonan kharisma usai dan pemimpin tidak mampu menunjukkan
karakter dan integritasnya dalam keseharian mereka maka sebentar kemudian
akan ditinggalkan banyak orang. Sudah sering kita mendengar contoh pemimpin
kharismatis yang ditinggal orang karena integritasnya soal keuangan atau
moralitas.
Kita belajar dari Perjanjian Baru bahwa Petrus telah terjatuh ke dalam
ketiadaan integritas. Petrus telah meluangkan waktu 3 tahun bersama Yesus. Ia
telah berjalan di samping Yesus dan menyaksikan mujizat-mujizat-Nya. Ia telah
menerima tugas dari Allah untuk menyampaikan Injil kepada orang-orang kafir. Ia
telah menerima kunci Kerajaan Allah. Namun Petrus masuk ke dalam suatu situasi
dimana ia tidak memiliki cukup integritas. Tidak peduli apakah kita seorang
pengajar, pengkotbah dan pelayan Tuhan selama bertahun-tahun, adalah mudah
bagi kita untuk merusak prinsip integritas. Namun kita tidak perlu jatuh ke dalam
pelanggaran kemunafikan ini.
“Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku berterang-terang menentangnya,
sebab ia salah. Karena sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus datang, ia
makan sehidangan dengan saudara-saudara yang tidak bersunat, tetapi setelah
mereka datang, ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut akan
saudara-saudara yang bersunat. Dan orang-orang Yahudi yang lainpun turut berlaku
munafik dengan dia, sehingga Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan
mereka. Tetapi waktu kulihat, bahwa kelakuan mereka itu tidak sesuai dengan
kebenaran Injil, aku berkata Kepada Kefas dihadapan mereka semua: Jika engkau,
seorang Yahudi, hidup secara kafir, dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah
engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara
Yahudi?” (Galatia 2:11-14).
Petrus telah bertindak secara munafik. Ia lebih peduli untuk terlihat benar di depan
orang percaya Yahudi dari Yerusalem daripada memelihara kesaksian Kristennya di
depan orang-orang kafir yang ia layani. Ia mengikuti trasdisi dan aturan-aturan
manusia - dan dengan melakukannya ia memperlihatkan dirinya sebagai orang
munafik. Ketakutan terhadap orang-orang agamawi itulah yang menyebabkan dia
jatuh ke dalam perangkap ini. Ia tampaknya mengubah perilaku menurut jenis
kumpulan orang yang ada di sekitarnya. Dalam kasus Petrus tersebut, Paulus
menghadapi Petrus secara terbuka dalam masalah yang berhubungan dengan
perilaku munafiknya dan menunjuk kepadanya kebodohan dari tindakan-
tindakannya. Paulus, anggota terbaru dalam kalangan rasul-rasul, memutuskan
untuk menantang Petrus karena kepura-puraannya Petrus telah memilih kembali
kepada legalisme Yahudi.
Kepemimpinan rohani hanya bisa berjalan dalam hubungan kepercayaan yang
kuat-antara pemimpin dengan yang dipimpin- yang disebabkan sang pemimpin
hidup dalam integritas dan kemurnian. Keteladanan yang muncul karena telah
menghidupi "kebenaran dalam batin" (Mazmur 51:8) akan menjadi kekuatan
kepemimpinan yang tak tergantikan oleh cara apapun. Hanya mereka yang murni
dan jujur saja yang dapat berkata di depan orang banyak seperti Paulus yang
berkata: "Ikuti teladanku!" (Filipi 3:17). Kepercayaan yang muncul karena integritas
dan kejujuran dalam kepemimpinan akan mengoptimalkan kekuatan hubungan yang
pada gilirannya akan menuntaskan semua visi dan misi bersama.
Lebih lanjut soal Integritas
Telah menjadi suatu kebiasaan normal bagi beberapa orang untuk mengenakan
topeng dan membuat orang lain mengira mereka hidup lebih baik dibanding yang
sesungguhnya tetapi sebenarnya itu merupakan gejala kurangnya integritas untuk
tampil beda dari yang sesungguhnya... berpura-pura dengan kerohanian palsu! Perlu
adanya pengajuan pertanyaan kepada kita terus menerus yang dapat
mengembangkan semacam "kewaspadaan" mengenai hal tersebut: Apakah Anda,
entah sadar atau tidak sadar, menciptakan kesan bahwa Anda adalah seorang yang
lebih baik dari diri Anda yang sesungguhnya? Apakah Anda telah berusaha untuk
tampil lebih baik dari diri Anda yang sesungguhnya? Anda munafik? Seharusnya
ada kesadaran untuk menjadi utuh secara moral tanpa kepalsuan. Konsekuensinya
jelas, bahwa orang yang tidak memiliki integritas akan kehilangan kepercayaan dari
orang-orang di sekitarnya, tidak peduli hal-hal lain yang telah ia kerjakan dalam
hidupnya. Bagi beberapa orang, kelihatan baik lebih penting daripada berbuat baik!
Mereka terperosok pada sikap menyenangkan orang lain sehingga mereka rela
membuat keputusan "yg kelihatan baik" dengan melakukan hal-hal yang
menunjukkan tidak adanya integritas.
Rasul Paulus berkata: "Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada
kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus." (Galatia 2:21).
Apa yang sedang dikatakan Paulus adalah bahwa jika seseorang kembali ke
legalisme,ia kembali terikat pada hal-hal tertentu yang harus ia katakan atau
lakukan supaya kelihatan baik. Itu sama dengan menyia-nyiakan kasih karunia
Allah! Orang yang berusaha terlihat rohani tetapi sebenarnya tidak terbukti sedang
menolak kasih karunia Allah. Dia membangun kebenaran "kosmetik", bukannya
"kebenaran dalam batin" (Mazmur 51:8). Orang-orang yang berintegritas tetap sama
dalam situasi kecil ataupun besar. Mereka ada disana ketika hari panas ataupun
hujan. Ia tidak berubah-ubah ketika terjadi badai, aniaya dan halangan apapun. Kita
perlu hidup dalam integritas dan kejujuran setiap waktu, khususnya dalam rumah
tangga kita. Mengakui kesalahan kita dan meminta pengampunan dari mereka
ketika kita melakukan kesalahan merupakan tanda integritas yang berbicara lebih
keras dan jelas.
Beberapa hal yang akan menguatkan dan menumbuhkan integritas:
* Temukan orang yang berani menantang kita jika kita keluar jalur, berikan ijin
untuk memasuki lingkungan pribadi dan berbicara tentang kehidupan kita jika
diperlukan (Galatia 2:11). Temukan penantang ... seperti Paulus menantang
Petrus dan nabi Natan menantang Daud!
* Jadilah orang yang punya rasa aman.
Orang yang hanya berusaha menyenangkan org lain adalah pemimpin yang
buruk, rasa ketidak-amanan selalu memimpinnya untuk berperilaku munafik.
(Galatia 2:12)
* Jadilah konsisten.
Kenalilah bidang-bidang ketidakkonsistenan kita dan memohon kasih karunia
untuk mengubahnya. (Galatia 2:14)
* Kotbahkan prinsip-prinsip, bukan hanya aturan-aturan.
Jauhilah legalisme yang terfokus kepada kebenaran diri bukan pada iman.
(Galatia 2:15)
Selanjutnya? Jika sebagai seorang pemimpin kita merasa teguh berdiri maka kita
perlu berhati-hati agar tidak jatuh. Sebaliknya menjadi semakin rendah hati, tetap
menjaga hati dan gentar di hadapan Tuhan.
PERTAHANKAN INTEGRITASMU!!
-Cornelius Wing-
Langganan:
Postingan (Atom)