Kamis, 31 Januari 2008

Sahabat Seperjuangan

SAHABAT DALAM PERJUANGAN
Di dalam kitab Amsal 17:17 dikatakan “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.” Ini merupakan ciri utama jemaat mula-mula di dalam kitab Kisah Para Rasul. Mengapa jemaat di Anthiokia disebut Kristen oleh orang kafir? Sebab “gaya hidup” orang percaya saat itu berbeda dengan cara hidup orang sezamannya. Mereka saling mengasihi, berbelaskasihan tinggi, hidup dalam kekudusan, dan seterusnya. Kekristenan mula-mula berdampak luar biasa sebab “gaya hidup Kristus” nyata dalam kehidupan orang percaya. (Kis 2:41-47, 4:32-37)
Saya percaya kini adalah saatnya bagi tubuh Kristus untuk bersatu, bukan hanya sekedar dalam pertemuan formal tetapi sungguh-sungguh menjadi “saudara”. Belumkah kita lelah membangun kerajaan sendiri atau hanya perduli pada lingkungan “gereja lokal” dan acuh terhadap anggota tubuh Kristus yang lainnya? Jangan sampai kita hanya mau bersekutu dengan yang satu denominasi atau merk gereja atau pengajaran. Ingatlah selalu Tuhan tidak pernah menciptakan seragam, Ia menciptakan keragaman di dalam tubuh Kristus.
Kami menyadari bahwa tidak mungkin untuk melaksanakan amanat Tuhan tanpa sinergi dengan anggota tubuh Kristus yang lainnya. (1 Kor 12:12-31)
Saat ini kami tengah merintis sebuah pelayanan bernama The Eagles Nest Ministries di kota Bandung. Kami berjejaring sebagai saudara dengan anggota tubuh Kristus lainnya baik di Indonesia (Vineyard Bandung, Gereja Oikos Surabaya, GPdI Moria Banyuwangi, LK3 Jakarta, Jesus Christ Ministries Salatiga, Gema Sion Ministries Jakarta, gereja-gereja rumah di Indonesia,dll) maupun luar negeri (DAWN Ministries, Zoe Ministries, Outreach Fellowship International, Shadow of The Cross, Cathedral University, The Prophetic Voice Institute,dll). Ada pun hubungan kami satu dengan yang lain dilandasi hubungan persaudaraan dimana kami saling membuka diri dan membantu. Hubungan ini dilandasi lebih pada persahabatan dan bukan karena materi. Kami percaya bahwa hubungan persaudaraan yang erat dan akrab merupakan elemen penting dalam perluasan Kerajaan Tuhan yang telah lama hilang. Kini Tuhan tengah memulihkannya kembali di tengah kita.
Visi kami adalah “MEMBERITAKAN KABAR BAIK, MEMURIDKAN & MENGUTUS SETIAP ANAK TUHAN UNTUK “MENJADI” GEREJA DIMANA PUN MEREKA BERADA”.
Untuk lebih jelasnya anda dapat masuk dalam weblog kami di http://3a9l35-n35t.blogspot.com .
Dalam pergerakan pelayanan ini, kami tidak memiliki donatur atau pun sponsor tetap, hingga untuk saat ini kami coba untuk mencari donasi baik dari pelayanan maupun usaha kecil yang sedang kami coba kembangkan. Kami mengundang rekan-rekan seiman yang mau menjadi partner kami dalam perjuangan ini. Kami tidak meminta donasi secara cuma-cuma tetapi menawarkan paket buku. Donasi anda akan kami gunakan untuk mendanai pelayanan kami. Pelayanan apa saja yang kami kerjakan?
1. PELAYANAN DOA & KONSELING:
GLOBAL PRAYER NETWORK, PELAYANAN DOA SYAFAAT SECARA GLOBAL:
Persekutuan doa bagi tiap pribadi yang butuh dukungan doa, syafaat bagi gereja teraniaya dan suku terabaikan.
Menyebarkan kartu doa bagi mereka yang butuh dukungan doa pribadi atau institusi.
http://globalprayernetwork.blogspot.com
THE HELPING HAND PROJECT, PELAYANAN KONSELING KRISTIANI & TERAPI KELOMPOK:
Pelayanan konseling melalui telpon, surat menyurat, tatap muka (dengan perjanjian), e-mail dan yahoo messenger.
Pertemuan terapi kelompok sesuai permasalahan.
Layanan ini diinformasikan/dipublikasikan melalui perorangan, internet dan majalah kristiani.
HOUSE OF HEALING & RESTORATION,
PERSEKUTUAN PEMULIHAN DAN KESEMBUHAN ILAHI:
Persekutuan pemulihan luka bathin dan kesembuhan ilahi
Mempelajari dasar Firman Tuhan mengenai luka-luka bathin dan janji kesembuhan ilahi
Kelompok doa dengan nilai kekeluargaan dimana tiap anggota saling mendoakan untuk pemulihan dan kesembuhannya.
2. PELAYANAN KASIH DAN PENGINJILAN:
THE GUARDIAN ANGELS,PELAYANAN PROFETIK PRAKTIS/MENYUARAKAN STANDAR MORIL:
http://9u4rd14n-4n93ls.blogspot.com
Suatu pergerakan profetis praktis dalam hal moril dan etika kristiani
Pro-life movement
Wait Til Marriage (virginity movement)
Against Pornography
Against violence
Memerangi narkoba dan bahaya AIDS
ANTI TRAFFICKING
GENERASI TANPA AYAH,PELAYANAN KHUSUS BAGI ORANG YANG BERLATAR BROKEN HOME:
Pelayanan khusus bagi anak-anak yang dibuang oleh orangtuanya, anak-anak broken home, anak geng, anak yang diusir dari rumah dan remaja bermasalah.
Menyediakan panti asuhan dan youth’s shelter dengan nilai kekeluargaan.
FRIENDSHIP EVANGELISM:
Penjangkauan yang paling efektif adalah penginjilan melalui persahabatan
Langkah penginjilan yang persuasif pada saudara, kerabat dan sahabat di mana mereka berada
Kelompok penginjilan praktis dan alami
SOMEONE CARES, MERCY MINISTRY:
Pelayanan kasih dalam bentuk perhatian & bantuan sandang pangan papan pekerjaan bagi anak-anak panti asuhan, orangtua di panti werda, anak jalanan, gelandangan dan keluarga miskin
Pelayanan kasih bagi korban bencana
Pelayanan kasih bagi anak,wanita & pria korban pemerkosaan, pelecehan seksual, KDRT & trafficking
SHADOW OF THE CROSS, MINISTRY TO THE SUBCULTURES:
Pelayanan khusus menangani anak-anak subkultur seperti anak geng, punk, goth dan subkultur lainnya yang berkembang di perkotaan.
www.shaddowcross.com
3. PEMURIDAN DAN PELATIHAN:
EAGLES NEST DISCIPLESHIP, PEMURIDAN DAN PEMBAPAAN
Kelompok pendalaman Alkitab & pemuridan
Materi dasar kekristenan yang praktis & mengajarkan prinsip Kerajaan Allah/ Pengajaran Para Rasul
Kelompok pemuridan melalui pembapaan & mentoring untuk pertumbuhan yang lebih baik
Bagi peserta yang telah lulus mengikuti sebuah kelas mendapatkan sebuah sertifikat dan izin mengajar topik tersebut.
THE BODY BUILDING,PELAYANAN JARINGAN DIMANA KAMI BERJEJARING DENGAN GEREJA / YAYASAN LAIN BAGI PELEBARAN KERAJAAN ALLAH:
Jejaring dengan anggota tubuh Kristus yang lain sebab kita satu tubuh dan perlu bergerak & bekerja bersama agar Kerajaan Allah diperluas di muka bumi.
THE SCHOOL OF MISSION & CHURCH PLANTING:
Sekolah Alkitab yang menekankan pada pemuridan dan penggenapan Amanat Agung melalui penanaman gereja di rumah, sekolah/universitas dan market place.
4. PENANAMAN GEREJA & PASTORAL http://gerejaperjanjianbaru.blogspot.com
SIMPLE CHURCH; PELAYANAN PENANAMAN GEREJA & PASTORAL DALAM KELOMPOK KECIL DIMANA SAJA/TEMPAT YANG MEMUNGKINKAN:
Pelayanan penanaman gereja & pastoral dalam kelompok kecil dimana saja/tempat yang memungkinkan oleh kaum awam / kepala rumah tangga
Mengikuti teladan gereja mula-mula / Perjanjian Baru
Kepemimpinan oleh penatua dibantu diaken.
SIMPLE CHURCH NETWORK; PELAYANAN JARINGAN ANTAR KOMUNITAS KECIL:
Sebagai wadah jejaring antar komunitas kecil untuk saling menguatkan, menolong & memperlengkapi; juga menjaga kesatuan sebagai Keluarga Allah dalam visi, missi, nilai dan strategi.
Dimana sebulan sekali diadakan pertemuan bersama antar penatua & juga komunitas kota, secara berkala akan diperlengkapi oleh tim apostolik/pelayanan lima jawatan dari dalam maupun luar negeri.
Diharapkan melalui jejaring ini “gereja kota” berdampak bagi kota dimana mereka tinggal melalui pelayanan holistik hingga nama Bapa di sorga dipermuliakan
Bekerjasama dengan YWAM Publishing dan Vineyard Publishing kami menawarkan beberapa paket buku. Melalui pembelian paket buku rohani ini bukan saja anda dapat mengembangkan kapasitas rohani anda namun juga menjadi rekan seperjuangan atau partner kami dalam pelebaran Kerajaan Tuhan.
PAKET 1; dengan memberikan donasi Rp.100.000 anda dapat memilih 3 jenis buku yang berbeda judul & tertera di bawah ini (sudah termasuk ongkos kirim):
10 Prinsip Penanaman dan Pengembangan Gereja (David Garrison) [GEREJA]
Doa Syafaat, Gairah dan Kepuasan (Joy Dawson) [DOA]
Berbagai Cara Allah dalam Kesembuhan (Joy Dawson) [DOA]
Kesembuhan lewat Peperangan Rohani (Dr. Peggy Scarborough) [DOA]
Bersahabat Akrab dengan Allah (Joy Dawson) [DOA]
Pemimpin Yang Revolusioner (Tri Robinson) [KEPEMIMPINAN]
Pelayanan Penyembahan yang Efektif (Tom Kraeuter) [WORSHIP]
Pelayanan Metropolitan (Floyd McClung) [MISSI PERKOTAAN]
Gerakan Roh Kudus di Jendela 10/40 (Luis Bush & Beverly Pegues) [KESAKSIAN & DOA]
Teologi Kerajaan Allah (Derek Morphew) [TEOLOGIA]
PAKET 2; dengan memberikan donasi Rp.50.000 anda dapat memilih 5 jenis booklet yang tertera di bawah ini (sudah termasuk ongkos kirim) :
35 Inventoris Keinginan Daging (Yusak Tanasyah) [PERTUMUBUHAN ROHANI]
Singles & Seks (Dean Sherman) [HUBUNGAN]
Farisi, Saduki atau Yesus (Dean Sherman) [KARAKTER]
Sepuluh Langkah Doa Syafaat (Joy Dawson) [DOA]
Istri Lebih Dari Satu ? (Yusak Tanasyah) [KELUARGA]
7 Cara Menghadapi Pemimpin Yang Salah (Floyd McClung) [HUBUNGAN]
Tujuh alasan Anda Menang Atas Setan (Yusak Tanasyah) [PERTUMBUHAN ROHANI]
50 Tanda Kesombongan (Yusak Tanasyah) [PERTUMBUHAN ROHANI]
Mendengar Suara Allah (Loren Cunningham) [DOA]
Pribadi Yang Unggul Lepas Dari Dosa (Floyd McClung) [PERTUMBUHAN ROHANI]
Karakter Seorang Yang Berkata “Pergi” (Joy Dawson) [DOA]
Bagaimana Berdoa Untuk Seorang Di Dekat Anda Yang Jauh Dari Tuhan (Joy Dawson) [DOA]
Buku-buku ini telah mengubah banyak jiwa menjadi agen perubahan Tuhan di hampir belahan dunia. Diterbitkan oleh Youth With A Mission, didirikan oleh Loren Cunningham dan menjadi salah satu organisasi missi terbesar di dunia dan juga gereja Vineyard yang dipakai Tuhan untuk membawa berbagai pemulihan dalam tubuh Kristus, terutama dalam bidang pemulihan dan kesembuhan yang dibapai pendirinya John Wimber.
Bila anda berminat menjadi rekan seperjuangan kami dengan membeli PAKET 1 atau PAKET 2. Anda dapat mentransfer uang ke BCA cabang Bandung II no rek 0081824788 atas nama Dave Broos. Lalu konfirmasikan pada kami melalui SMS judul buku yang anda minati, jangan lupa nama dan alamat lengkap, ada pun nomor HP kami 081330135643.
Mari kita bekerja bersama membangun Kerajaan Tuhan, sambil terus bertumbuh sebagai murid Kristus. Terimakasih atas perhatian kalian, juga atas kebersamaan ini.
KEEP ON MOVING UNTIL JESUS COMING AGAIN. GOD BLESSES YOU, ALL.
Pdt. Dave Broos

Dicari Seorang Murid

DICARI YANG MAU MENJADI MURID KRISTUS
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKU dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:19-20)
Sebuah pesan terakhir dari Kristus Yesus bagi setiap kita,sebab Ia mencari disciples (murid) dan bukan sekedar follower(pengikut). Semua orang percaya wajib menjadi murid Kristus dan juga seorang yang memuridkan orang lain. Wauw, sebuah tantangan besar bagi gereja masa kini. Mengapa saya katakan tantangan? Sebab banyak orang lebih suka kata “pergi”, orang suka dengan yang namanya “traveling”, sepertinya ada kebanggaan bila sudah pelayanan keliling di beberapa negara. Ada juga yang senang dengan kata “baptis” sebab itu berarti jumlah statistik anggota gereja bertambah, biasanya orang menjadi bangga kalau anggotanya banyak. Begitu juga dengan kata “ajar”, orang sangat senang mengajar di kelas atau mimbar, sebab nanti dapat “amplop”. Padahal kata imperative dalam kalimat Amanat Agung itu adalah “jadikanlah murid”. Mengapa kata ini dihindari? Sebab pemuridan ala Yesus bukan seperti kelas SOM atau model perkuliahan di STT. Sistem pendidikan yang diadopsi masa kini dan juga diterapkan dalam gereja merupakan “pola pendidikan Yunani” sedang pemuridan yang diajarkan oleh Yesus merupakan “pola pendidikan Yahudi”. Dimana pengajaran tidak disampaikan hanya searah tetapi dua arah, ada suatu dialog dan bukan monolog. Pelajaran atau pemuridan diberikan dimana saja, bisa di rumah, di bukit, di atas perahu, di bait Allah dan lain-lain; tidak dimonopoli di sebuah ruang kelas atau kompleks tertentu. Hubungan antara sang guru dan murid pun bukan hubungan ala dosen dengan mahasiswanya tetapi lebih pada hubungan ayah dan anak.
Kesedihan hati kami adalah saat melihat bagaimana kondisi gereja pada umumnya tidak membawa dampak besar bagi masyarakat yang ada di sekitarnya. Rasa asin gereja sebagai “garam dunia” tidak terasa, cahaya gereja sebagai “terang dunia” pun mulai redup. Saat kami masih menggembalakan jemaat, banyak diantara mereka yang tidak bertumbuh atau menjadi orang Kristen yang suam-suam. Hati kami sedih hingga suatu kali saat berdoa Tuhan membukakan hal ini pada kami. Bapa menghendaki murid-murid Kristus, mempelai yang dewasa bagi AnakNya dan bukan bayi dengan dot di mulut & mengenakan popok pampers. Dulu kami bangga dengan jumlah jemaat tetapi sekarang kebanggaan itu luruh. Kini kami berkonsentrasi dan memberi hidup untuk memuridkan anak-anak Tuhan bertumbuh pada kedewasaan dalam Kristus bersama rekan-rekan tubuh Kristus yang lainnya kami bersinergi agar pemulihan pelayanan lima jawatan terjadi atas gereja Tuhan. Kerinduan kami adalah melihat setiap anak Tuhan diperlengkapi dan menggenapi panggilan Tuhan atas hidupnya. Kami percaya setiap anak Tuhan, adalah alat Tuhan dan tidak ada yang namanya hanya “jemaat biasa”. Setiap anak Tuhan adalah orang-orang yang luar biasa di dalam tanganNya.
Apakah harga seorang murid? Alkitab berkata,”Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi muridKU.” (Luk 14:27)…..”ia tidak layak bagiKU” (Mat 10:38). Pikul salib, yang berarti mati terhadap diri sendiri dan hidup sebagai ciptaan baru dalam Kristus.(2 Kor 5:17, Gal 2:19b-20).
Maukah anda membayar harga itu?
Bila anda rindu untuk menjadi murid Kristus dan ingin terus bertumbuh menjadi seorang yang berdampak bagi Kerajaan Tuhan maka kami mau mengajak anda bergabung di dalam kelompok pemuridan Eagles Nest Discipleship. Ada pun pelayanan kami bersifat interdenominasi, kita akan membahas bersama teologia dasar kekristenan dan pemuridan. Materi yang akan kita bahas bersama diantaranya :
Doktrin Theologia,
Kristologi,
Pneumatology(Roh Kudus),
Angelology(Malaikat),
Anthropology(Manusia),
Bibliology(Alkitab),
Soteriology(Keselamatan),
Ecclesiology(Gereja),
Thanatology(Kematian)
Eskatologi (Akhir Zaman)
Dasar Yang Benar
Kuasa Doa
Belajar Alkitab Praktis
Hidup Rumahtangga atau Keluarga
Bagaimana Hidup Dipimpin Roh Tuhan
Kuasa Pujian
Pelayanan Mujizat
Hidup Kekristenan yang Berkemenangan
Peperangan Rohani
Menjadi Saksi Kristus sampai ke ujung bumi
Ada pun The Eagles Nest Discipleship bekerjasama dengan lembaga pendidikan The Prophetic Voice Institute – Amerika Serikat, setiap murid yang mengikuti pertemuan dengan setia dan mengikuti ujian akhir akan mendapatkan Diploma in Discipleship dari lembaga tersebut.
Bagi yang berdomisili di kota Bandung, kita dapat bertemu dan belajar bersama sedang untuk di kota lain, kami bisa mengunjungi anda atau sekalipun tidak bisa jumpa secara tatap muka, kita berhubungan melalui e-mail (davebroos@yahoo.co.uk atau novie_durant@yahoo.com , yahoo messenger dengan I D davebroos, atau menelpon/SMS di 081330135643.
Sebagaimana yang kami tekankan di atas kerinduan kami bukan sekedar mentransfer ilmu pengetahuan tetapi kehidupan. Kerinduan kami kelompok pemuridan ini bukan saja memiliki nilai kekeluargaan yang kuat dalam Kristus tetapi juga bertumbuh bersama sebagai keluarga Tuhan yang berdampak bagi bangsanya bahkan bagi bangsa-bangsa.
Tuhan memberkati dan jangan ragu untuk menghubungi kami.
Pdt. Dave Broos
The Eagles Nest Ministries http://3a9l35-n35t.blogspot.com
Renungan Kehidupan http://renungandave.blogspot.com
Gereja Perjanjian Baru http://gerejaperjanjianbaru.blogspot.com
Suara Profetik http://9u4rd14n-4n93ls.blogspot.com
Pelayanan Doa http://globalprayernetwork.blogspot.com
Zoe Ministries http://zoeministries.blogspot.com
House Church and Me http://davebroos.blogspot.com

Jumat, 25 Januari 2008

Gereja Tuhan bangkitlah Dari Tidur

Shalom saudara-saudaraku,
Melihat pertumbuhan gereja saat ini kadang menyedihkan hati saya. Miris hati ini melihat cara gereja bertumbuh, banyak yang menyatakan bahwa gereja mereka diberkati dan disertai Tuhan oleh sebab itu jemaat mereka bertambah banyak. Namun benarkah itu jemaat yang mereka menangkan dari pemberitaan Injil dan hasil dari pemuridan, hingga menimbulkan ekses multiplikasi yang dasyat seperti jemaat mula-mula dalam Kitab Perjanjian Baru? Atau hanya bertambah banyak sebab ada perpindahan jemaat dari gereja A ke gereja B. Sudah menjadi rahasia umum jemaat terutama di perkotaan besar, yang menjadi anggota gereja dari beberapa organisasi/denominasi yang berbeda atau sama denominasi tapi beda nama. Kadang saya berpikir orang memperlakukan gereja, seperti tempat hiburan atau restoran, tergantung “mood” dan “selera”. Tergantung siapa “pembicara minggu ini” yang datang, akhirnya pembicara pun seperti selebritis rohani. Ini adalah hal yang sudah menjadi rahasia umum, beberapa pelayan Tuhan di antaranya memberi tarif sebelum menerima undangan khotbah.
Sayangnya di hari akhir ini, banyak gereja atau pelayanan sudah seperti perusahaan hiburan atau restoran yang saling bersaing(mengikuti selera pasar), melalui ibadah yang megah di tempat yang bak istana atau di hotel berbintang, dengan sound system yang terkini, pengkhotbah ternama dan worship leader yang sudah menelurkan album rohani ditambah musikus handal yang luar biasa bahkan artis ternama pun diundang, ada jemputan bagi jemaat, pembagian sembako, tunjangan bagi janda miskin (asal aktif kegiatan gereja), beragam seminar dan KKR, dll..dll. Selama motivasi benar, sebenarnya tidak masalah namun bila tanpa sadar kita bukan memperlebar “Kerajaan Tuhan” tetapi memperlebar “kerajaan tuan”. Bukan demi kebesaran “NamaNya” tetapi “namanya”. CELAKALAH KITA.
Kini saya bosan dengan pertanyaan, “Dari gereja mana? Gerejanya terletak dimana? Berapa jemaatnya?” Dulu saya dengan bangga akan menyebutkan saya dari G......., gereja kami ada di Jalan ........., dan jemaat kami tengah bertumbuh pesat dalam setahun ini sudah ada 150 orang, 70% jemaat baru dari non Kristen. Dengan senyuman penuh kebanggaan yang tersungging di bibir. Sampai suatu hari saya menyadari dan bertobat sebab Tuhan menghendaki kesatuan dalam tubuh Kristus, bukan kesombongan organisasi gereja. Lalu saya sadari bahwa gereja atau jemaat Tuhan adalah umat percaya alias “orang” bukan gedung, mengapa saya bangga dengan gedung bukannya bangga akan jiwa-jiwa yang bertumbuh sampai mereka mengerti tujuan hidup mereka di muka bumi. Apa artinya jumlah jemaat bertambah(kuantitas) bila tidak bertumbuh dan memiliki kualitas Kristus.
Salahkah pendeta kaya, memiliki rumah mewah, mobil keluaran baru, laptop tercanggih, handphone terkini, dll-nya yang terbaik? Tidak salah, tetapi kalau itu menjadi “lifestyle” dan hidup bak selebritis rohani sementara masih banyak rekan pelayanan yang susah atau jemaat miskin, my God, apa yang terjadi dengan gereja Tuhan?
Ada seorang pendeta besar yang menyatakan pada saya, mengapa gerejanya menjadi yang terbesar dan paling banyak jemaatnya. Jawaban beliau sebab Roh Kudus ada besertanya. Apakah itu benar? Apakah satu-satunya ukuran sebuah gereja disertai Tuhan adalah banyak anggota dan besar gedung ibadahnya? Kalau jawabannya ya, berarti yang beribadah di “gereja bawang” alias saudara tiri kita, lebih disertai Roh Kudus sebab tempat ibadah mereka jauh lebih besar dari yang kita miliki dan tiap hari Jumat pun lebih banyak yang ikut ibadah.
Saya melihat “esensi keberadaan gereja” itu sendiri di muka bumi telah terlupakan atau bila pun ada menjadi prioritas yang kesekian. Esensi keberadaan gereja di dunia:
Gereja ada untuk Tuhan/Bapa, kekudusan dan penyembahan, eksklusif untuk Tuhan dan hubungan intim dengan Tuhan (1 Ptr 1:14-16 ; Yoh 4:23).
Gereja ada untuk dunia, melayani dan menginjili dunia (Yak 1:26-27;Mat 25:35-40)
Gereja ada untuk kita, pemuridan dan persekutuan/fellowship (Mat 28:19-20, Kis 2:42,44,46)
Dalam Amanat Agung, Tuhan Yesus menekankan agar kita menjadikan semua bangsa muridNya, namun gereja sekarang dipenuhi anggota atau members. Tuhan menekankan discipleship dan bukan membership! “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.”(Matius 28:19-20a). Dalam kalimat di atas ada 4 “lah”, yaitu pergilah, jadikanlah murid, baptislah dan ajarlah segala sesuatu. Banyak yang menekankan pada pergilah akhirnya banyak pelayan Tuhan suka sekali “traveling”, ada yang menekankan pada baptislah yang berarti bertambahnya jumlah statistik anggota gereja, ada pula yang menekankan ajarlah sebab sesudah mengajar biasanya mendapatkan amplop persembahan, itu pun biasanya tidak semua kebenaran diajarkan sebab takut anggota jemaat lari ke gereja lain atau bakal tidak diunadng lagi sebab khotbahnya terlalu keras. Sedikit sekali yang mau memuridkan sebab dalam pemuridan kita harus membagikan hidup bagi mereka yang kita muridkan. Ingatlah selalu bahwa pola pendidikan atau pemuridan (pola kelas) kita saat ini bukan pola yang ada di Alkitab sebab pada perkembangannya gereja mengadopsi cara Yunani, hubungan “dosen dan mahasiswa” sedang yang tertera dalam Alkitab merupakan pola Yahudi (Keluaran 6:4-9) hubungan “ayah dan anak”(pola hubungan membagi hidup). Mengapa saya menekankan hal ini sebab kalimat imperatif/kerja dalam ayat tersebut menekankan jadikan segala bangsa muridKU. Jadi Amanat Agung tidak bisa kita penggal-penggal semaunya.
Gereja yang melaksanakan pemuridan akan bertumbuh kokoh namun bila gereja hanya dipenuhi anggota/members, maka mereka akan terus menerus minta dilayani. Apalagi untuk mempertahankan anggota yang kaya, fasilitas kenyamanan pun harus meningkat. Makanya banyak members yang merasa tidak dilayani atau diperhatikan oleh bapak gembala, akan pindah ke tempat/gereja lain. Sudah saatnya bagi para gembala, tidak terfokus pada jumlah anggotanya, apalagi bangga untuk hal itu, sebab saya jamin saat “service” anda tidak memuaskan lagi, para members akan hijrah ke gereja lain yang mereka anggap lebih baik “service”nya. Para pemimpin gereja dipanggil untuk fokus pada pemuridan, hasilkan murid-murid yang memiliki kualitas rohani dan dapat membawa dampak bagi kota dimana kita tinggal. Pemimpin gereja dipanggil untuk memperlengkapi jemaat Tuhan untuk melaksanakan pekerjaan Tuhan dan bukannya memonopoli semua pelayanan. Sudah bukan zamannya pergerakan “para superman rohani” sebab ini adalah saatnya pergerakan orang percaya/ the saint movement. Pemimpin gereja dipanggil menjadi “bapa rohani” yang menghasilkan “anak-anak rohani”. Bila jemaat kita muridkan dan memiliki hubungan “ayah dan anak”, mereka tidak akan semudah itu meninggalkan kita akibat adanya “tawaran menarik” dari tempat lain, itu adalah kekuatan “hubungan”.
Banyak di antara kita sebagai pemimpin umat Tuhan, terfokus pula pada gedung ibadah. Tidak salah memiliki gedung ibadah tetapi jangan kita sampai stress akibat pembangunan gedung gereja apalagi sampai terlilit hutang yang mencekik leher dan lalu didemo warga agar ditutup atau lebih ekstrim dihancurkan... yang tentunya menambah stress kita. Mengapa kita tidak lebih memfokuskan keuangan kita untuk membangun “gereja” yang sebenarnya? Siapa gereja itu? Kita, umat Tuhan. Daripada menghabiskan ratusan juta bahkan miliar atau trilyunan rupiah kita pada bangunan yang kita gunakan hanya beberapa jam seminggu itu, mengapa kita tidak investasikan pada umat Tuhan? Jangan jadikan gedung gereja sebagai “monumen kebanggaan” kita. Anda tahu artinya, dalam sejarah gereja kita belajar umat Tuhan selalu bergerak dalam pergerakan atau “movement” tapi lalu setelah beberapa waktu mereka mulai membangun “monumen”, artinya mulai puas diri, nyaman, settle atau “ saya sudah mencapainya sekarang”....lalu “movement” berhenti dan mati ditandai dengan “monumen”, yang bisa berbentuk apapun..bisa gedung gereja, bisa organisasi/denominasi baru, dll.
Banyak anak Tuhan yang putus sekolah padahal pintar, mengapa kita tidak menolong mereka untuk dapat mendapatkan pendidikan yang terbaik agar kelak ia dapat menjadi “pengaruh” bagi dunia, entah di dunia politik, ekonomi, pertanian dan lain sebagainya. Contoh yang lain ada begitu banyak pengusaha Kristen di dalam gereja, seandainya mereka dimuridkan dan diperlengkapi, maka mereka dapat memuridkan jemaat yang rindu untuk menjadi pengusaha Kristen yang takut akan Tuhan. Lebih banyak pengusaha Kristen yang berhasil maka akan ada lebih banyak lapangan pekerjaan terbuka, dan lebih banyak bukan saja anak Tuhan yang dapat bekerja namun juga mereka yang belum percaya. Hingga kita memiliki kesempatan untuk menjadi saksi Kristus bagi mereka. Gereja Tuhan dapat menjadi jawaban bagi keterpurukan ekonomi bangsa ini dan itu berarti gereja mempengaruhi bangsanya.
Saya memiliki impian, setiap anak Tuhan dimuridkan, mengalami hubungan yang intim dengan Bapa Surgawi hingga ia dapat melihat apa yang Bapa sedang kerjakan dan dibimbing oleh “bapa rohani” sebagai mentor yang mengarahkan ia pada seluruh kepenuhan potensinya. Hingga dimanapun ia berada, ia dapat menjadi alat Tuhan. Entah di dunia usaha, politik, pertanian, kesehatan, dan lain sebagainya. Gereja seharusnya menjadi dampak yang lebih besar dan tidak hanya sekedar membuat acara-acara besar seperti KKR yang bersifat temporal dan menghabiskan dana banyak. Beberapa tahun lalu gereja yang saya gembalakan mengadakan KKR mengundang pembicara dari luar negeri, dengan berbagai penyajian berita Injil melalui, pujian, drama dan kesaksian lainnya, plus bonus pembagian sembako, gedung gereja penuh sesak oleh orang belum percaya. Semua rekan pelayanan dari gereja lain yang terlibat menyalami saya, dan berkata,” Selamat ya, Pak. Acaranya sukses.” Darimana mereka mengukur acara itu sukses? Tentunya dari jumlah orang yang hadir 3 malam itu, dari jumlah orang belum percaya yang maju ke depan dan minta didoakan. Namun hati saya sedih, sebab itu bukan sukses setelah orang-orang itu pulang, masihkah ada kasih Yesus dalam diri mereka. Atau mereka hanya datang ke acara tersebut untuk menerima kesembuhan, hidup yang kekal, bebas dari perasaan bersalah, ada sembako gratis atau engga ada kerjaan di rumah lalu iseng hadir mumpung ada antar jemput. Saat kami mencoba menindak lanjuti hasil KKR itu, banyak orang menolak kami saat datang ke rumahnya atau alamat yang diberikan fiktif /tidak lengkap. Dari hasil kenferensi missi se dunia, penginjilan yang efektif dan menghasilkan murid-murid Kristus yang militan adalah hasil friendship evangelism, penginjilan melalui hubungan persahabatan. Biayanya lebih ringan dan efektif. Saya tidak mau lagi memboroskan uang Tuhan untuk hal-hal yang kurang efisien.
Kita ada di muka bumi sebagai perpanjangan tangan Tuhan untuk menyatakan kasihNya. Umat Tuhan di Indonesia bisa berbuat lebih bagi bangsa ini dari berbagai segi. My God, gereja Tuhan, bangkitlah dari tidur yang berkepanjangan. Kita seharusnya membawa dampak yang positif. Kita harus keluar dari mentalitas “bless me” pada “bless others”, dari “give me” pada give them” dan dari “send him” pada “send me”. Sudah terlalu lama gereja Tuhan dininabobokan dengan pengajaran teologia yang egois. Gereja yang seharusnya menjadi sumber kasih Tuhan, pengharapan, pemulihan dan transformasi, kini malah lebih nampak seperti “Bless Me Club”(Klub Berkati Saya). Saya tidak menentang orang Kristen untuk menjadi kaya namun kita harus tahu setelah kaya, kita harus melakukan apa. Kita kaya oleh kasih karunia Tuhan, itu berarti ada tujuan Tuhan. Jadi kita harus tahu apa yang Tuhan mau untuk kita lakukan dengan kekayaan yang telah Ia limpahkan. Sangat jarang saya dengar rekan-rekan pelayan Tuhan mengkhotbahkan gaya hidup jemaat mula-mula dalam Kisah para Rasul 2:41-47 dan 4:32-37, terutama kalimat “Sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka.” Betapa kompaknya gereja mula-mula sebagai sungguh-sungguh keluarga rohani yang bukan hanya perduli jiwa seseorang diselamatkan namun juga perduli pada saudara-saudara seimannya secara holistik. Atau apa yang diajarkan oleh Rasul Paulus mengenai pelayanan kasih pada jemaat di Korintus (2 Korintus 8:1-15, Paling tidak baca ayat 14-15)
Kita perlu mencermati praktek gereja kita kini dengan apa yang gereja lakukan dalam Alkitab sebagai tolok ukur.
“Saudara tiri kita” dan bahkan “orang komunis” banyak mengadopsi cara-cara atau ajaran dalam Perjanjian Baru, gereja Tuhan tersadarlah....sampai kapan kita akan tidur? Tahukah anda mereka membuat berbagai usaha untuk mensupport pergerakan mereka? Saat ada dana yang cukup besar, mereka segera melakukan sesuatu, seperti membuka lahan kelapa sawit, peternakan ayam, dan lain-lain.Tahukah anda mereka memberikan beasiswa bagi kaum mereka yang tak mampu namun pandai untuk belajar sampai ke luar negeri? Bagaimana strategi mereka pun memasukkan “murid-murid” mereka dalam berbagai bidang lainnya seperti politik, media, entertainment, ekonomi dan lain sebagainya.
Tahukah anda mereka membangun bank dan koperasi untuk menolong sesamanya dan bukan itu saja mereka membuat “pemuridan calon pengusaha”? Mereka yang sudah berhasil sebagai pengusaha atau enterpreuneur melatih, memberikan teladan dan mencarikan modal pinjaman agar “para murid” menjadi pengusaha yang sukses. Anda dapat melihat pelatihan-pelatihan yang dibuat oleh Aa Gym, Valentino Dinsi, Purdie Chandra dll. Ini mereka adopsi dari sebuah perkumpulan pengusaha Kristen di luar negeri bernama Incubator.
Tahukah anda strategi mereka demi membuat “saudara-saudara kita” berpindah haluan? Coba anda melihat berita bila ada bencana, bila anda cermati sering kali ada ormas atau partai politik “hijau” yang membantu “segera” para korban bencana. Belum lagi berita-berita dari daerah “kantung Kristen”, bagaimana orang beralih iman karena urusan perut dan pendidikan yang terjangkau. Saudara-saudara tiri kita memberikan bantuan modal dan pelatihan bagi mereka. Begitu pula untuk pendidikan, bahkan menjadi gratis bila mereka mau beralih “iman”. Sementara anak Tuhan di kota berfellowship di Starbuck ( tidak dosa), di banyak tempat pendeta hidup dalam kemiskinan dan begitu pula jemaat yang digembalakan. Bergumul dengan panen yang gagal, pupuk dan bibit yang mahal, sumber mata air yang kering, anak putus sekolah, menganggur dll. Tidak cukup kita sekedar bernyanyi “ Bergandengan tangan dalam satu kasih..bergandengan tangan dalam satu iman... saling mengasihi.. dalam satu kasih...Keluarga Kerajaan Allah.” Alkitab mengajarkan agar kita mengasihi Dia dengan segenap hati, apapun yang kita lakukan bagi Dia harus “dengan segenap hati”/ “sungguh-sungguh”, begitu pula saat menyanyi bagi Tuhan (Efesus 5:19) Boleh saja kita minum kopi di Starbuck tapi ingatlah juga saudara-saudaramu yang lain bukan hanya butuh bantuan doa, namun mereka butuh bantuan secara riil.
Oh, saya harap kita semua tercelik and do something, sebagai anak Tuhan. Terkadang saya gemas melihat, betapa kita terlena dengan hal yang tidak-tidak. Betapa menyedihkan saat ideologi atau agama lain bergerak untuk mencapai tujuan mereka, kita masih ribut masalah AD/ART gereja, perselisihan disebabkan aset organisasi gereja yang trilyunan, perseteruan antar “para pewaris tahta” saat gembala sidang sudah mulai tua dan akan mangkat, perseteruan antar gereja/gembala sidang sebab “domba pindah kandang” dan lain-lain. Ayo, gereja Tuhan, kita coba fokus kembali pada apa yang Tuhan Yesus kerjakan saat Ia ada di muka bumi, Ia tidak hanya mengadakan mujizat, mengajar, pelayanan berkeliling dan seterusnya. Jadi apa fokusnya?
Tuhan Yesus bila kita cermati, terfokus hanya pada 12 muridNya, Ia curahkan seluruh hidupnya bagi mereka. Cermati ayat dalam Injil Yohanes 17:1-26, dalam ayat-ayat ini Yesus berdoa bagi para muridNya dihadapan Bapa. Ia memberikan laporan terakhir pada Bapa dan coba anda baca, fokus doanya adalah para muridNya. Ia tidak memberikan laporan mengenai mujizat yang Ia adakan, Ia tidak melaporkan berapa banyak jiwa yang Ia sentuh melalui pengajaranNya, atau kemenangan Dia atas debatNya dengan para ahli Taurat. Dan kita tahu diawali dari pelayanan para murid-lah, berita Injil diberitakan kemana-mana dan gereja Tuhan tersebar ke seantaro bumi.
Bila Ia terfokus pada kuantitas saya jamin, Ia sudah akan mendirikan gereja saat khotbah di bukit, juga saat memberi makan 5000 dan 4000 laki-laki dewasa; dan lalu bersaing mendirikan bait Tuhan tandingan. Bisa saja Ia membuat denominasi baru saat itu untuk menyaingi denominasi Farisi dan Saduki. Namun Ia tidak melakukannya, Yesus terfokus pada murid-muridNya dan memberikan teladan pada mereka. Dia fokus pada kualitas.
Kalau Yesus hidup zaman sekarang, pasti tidak ada yang mengundang Dia untuk jadi pembicara dalam seminar pertumbuhan gereja. Tuhan Yesus terlalu idealis. Terlalu muda masih 30 tahunan, belum banyak makan asam garam. Dia hanya anak tukang kayu, tidak punya sekretariat pelayanan, tidak punya rumah, tidak punya kendaraan pribadi..keledai pun pinjam, tidak punya donatur tetap yang kaya sampai Petrus harus memancing ikan dulu untuk dapatkan uang di dalamnya dan membayar bea Bait Allah, tidak punya gedung ibadah sebab bersama “DIA” dimana saja menjadi “The Holy Ground”...gedung ibadah tanpa hadiratNya sia-sia adanya.
Gereja Tuhan seharusnya membawa dampak, bukan malah terkontaminasi sebab terkena pengaruh dunia. Kita adalah “garam dunia”, seharusnya keberadaan kita dapat dirasakan oleh dunia. Garam jangan terus berkumpul dalam “gudang garam”, terlalu banyak garam menyebabkan darah tinggi dan lalu stroke..akhirnya tidak dapat berbuat apa-apa. Kita juga adalah “ terang dunia”, tapi semuanya sia-sia bila kita berkumpul dalam “ruang terang benderang” alias tembok gereja, sebab yang butuh “terang” adalah tempat yang gelap. Keteladanan sikap dan moral kita harus dapat dirasakan dan dilihat oleh orang di luar sana.
Iblis bergerak di hari akhir dengan kecerdikannya, kita perlu hati-hati terhadap 2 roh yang bekerja merajalela, yaitu Roh Izebel dan Roh Babel (Wahyu 14:8, 18:2, 17:5, 2:20). Sadar atau tidak sudah banyak pemimpin gereja yang terhasut oleh 2 roh ini.
Apakah Roh Izebel akibatkan? Roh ini mengakibatkan pribadi seseorang menjadi sangat dominan hingga orang tunduk padanya karena rasa takut(mendominasi hidup seseorang), tidak mau mendelegasikan tugas, “super rohani”, melakukan segala daya upaya apapun agar tujuannya berhasil, suka mempraktekkan “sihir” melalui nubuat yang dibuat-buat dan lain-lain. Pemimpin seperti ini suka mengontrol.
Lalu apakah Roh Babel? (kejadian 11:1-9) Roh ini mengakibatkan pribadi seseorang memiliki kebanggaan yang berlebihan pada organisasi, nama pelayanan, gelar, namanya yang terkenal, doktrinnya, pengajarannya, dll....pendek kata “pengagungan terhadap diri sendiri”. Pemimpin ini merasa dia yang paling benar dan yang lain salah/tidak sempurna.
Bila seseorang pemimpin di bawah pengaruh dari salah satu atau ke dua roh jenis ini....dapat dipastikan pelayanan atau gereja yang mereka pimpin akan mementingkan diri sendiri dan membangun “kerajaan tuan”. Mereka lupa untuk membangun tubuh Kristus dan memperlebar Kerajaan Tuhan. Kalaupun mereka menyatakannya, namun kita dapat menguji dari tindakannya. Kita bisa berbicara apa saja namun pada akhirnya orang akan melihat apakah ia melakukannya atau tidak. Itulah yang membedakan antara Tuhan Yesus dengan para tokoh denominasi Farisi dan Saduki pada masa 2000 tahun yang lalu.
Sudah terlalu lama, gereja tertidur dan bengong, SANGKAKALA saya tiupkan agar kita semua bangun. Ayo, jangan lagi kita ribut untuk hal-hal yang tidak esensi. Organisasi gereja mungkin berbeda, status ekonomi kita mungkin beda, pendidikan kita mungkin berbeda, namun ingat bahwa kita ini semua adalah anggota tubuh Kristus. Jadi janganlah kita coba membuat seragam tetapi ingatlah selalu bahwa kita ini beragam. Dan melalui keragaman inilah sebenarnya kita dapat saling bersinergi membuat suatu kekuatan yang besar untuk memperlebar Kerajaan Tuhan. Mari kita bersatu, saling menguatkan, saling menolong, saling menasehati, saling menjagai.......SEBAB KATA “SALING” TELAH LAMA MENGHILANG DARI GEREJA TUHAN.

The Body Building

THE BODY BUILDING
(A MINISTRY OF THE EAGLES NEST MINISTRIES)
Melihat banyaknya umat Tuhan yang mudah terombang-ambing hidupnya dan tidak memiliki pengajaran dasar sama sekali membuat hati saya sedih. Meski pun mereka sudah bergereja namun kerohanian tidak bertumbuh, mengapa? Sebab terkadang para pendeta atau gembala sidang yang menggembalakan sendiri tengah mengalami kekeringan rohani. Bukan hanya “rocker” saja yang manusia, tetapi pendeta pun manusia. Pendeta pun dapat merasa kesepian dan tidak punya teman berbagi beban. Pendeta bukan “super rohani” yang tidak butuh sahabat.
Kerinduan kami adalah pertama-tama membangun hubungan dan menjadi sahabat para pendeta yang mungkin mengalami masalah dalam pelayanan dan hidup rumahtangganya. Sebagai sesama pelayan Tuhan, kami juga pernah melalui jalan yang sama. Terlebih para hamba Tuhan yang saat ini tengah merintis atau gerejanya sudah lama berdiri namun tidak ada perkembangan yang signifikan, kami rindu untuk menolong anda. Namun harus diingat bahwa kami ingin menjadi sahabat yang menolong anda. Jangan disalahartikan bahwa kami akan membantu dalam bentuk materi sebab bukan hal itu yang kami tawarkan. Kami menawarkan persahabatan dan bersama-sama memperlebar Kerajaan Tuhan. Kerinduan kami adalah membagikan “hati Bapa”( atau Fathering/pembapaan bukan pengajaran The heart of the Father/kasih Bapa) bagi para pemimpin agar mereka menjadi “ayah rohani” bagi jemaat Tuhan dan bukan sekedar pengkhotbah.
Kerinduan yang kedua adalah membantu gereja yang ada untuk membangun jemaat Tuhan dengan fondasi kebenaran yang benar hingga tidak mudah diombang-ambingkan angin pengajaran palsu maupun ajaran di luar Kristus. Kami percaya jemaat tidak cukup hanya dikhotbahi sekali seminggu tetapi mereka butuh figur “ayah rohani” yang membimbing setiap anak rohani menerapkan kebenaran Firman Tuhan.
Kami sendiri saat ini berjejaring dengan tubuh Kristus baik di dalam maupun luar negeri. Kami bukan saja berjejaring tetapi bersahabat satu dengan yang lainnya. Kita tidak dapat membangun Tubuh Kristus atau memperlebar Kerajaan Tuhan seorang diri, diperlukan sinergi dari tiap orang percaya agar hal tersebut dapat diwujudkan. Sebab itulah yang dikehendaki Bapa saat kita semua bergerak dalam kesatuan dan kasih satu dengan yang lainnya.
Saya secara pribadi mengalami pemulihan dan diubahkan cara pandang mengenai pelayanan pemuridan dan penanaman gereja. Mengapa saya berubah dan makin haus bertumbuh dalam Tuhan meski sudah 17 tahun pelayanan? Sebab saya memiliki “bapa-bapa rohani” yang mendampingi dan menjadi sahabat saya .
Bila rekan-rekan mengenal hamba Tuhan baik diperkotaan maupun dipedesaan yang membutuhkan dukungan kami. Atau anda sendiri rindu untuk dipakai Tuhan lebih lagi namun selama ini tidak ada orang yang mengarahkan, kami pun siap untuk mendampingi. Anda dapat memberikan alamat atau email atau nomor telpon yang dapat kami hubungi. Atau anda dapat hubungi kami di davebroos@yahoo.co.uk atau novie_durant@yahoo.com atau SMS ke 081330135643. Ingin mengetahui pelayanan kami lebih lanjut silahkan masuk ke http://3a9l35-n35t.blogspot.com .

Senin, 14 Januari 2008

ESENSI GEREJA (JONATHAN PATTIASINA)



ESENSI GEREJA
(By Jonathan Pattiasina)

EKSPRESI GEREJA
Gereja Universal
Gereja Kota (lokal)
Gereja Rumah

Apakah Gereja itu?
Mat. 16:18,....JemaatKu. " Ekkaleo"
Kata Ekkaleo yang merupakan akar kata dari Ekklesia yang punya pengertian "dipanggil keluar", merupakan istilah yang menunjuk kepada sebuah kelompok masyarakat yang dipanggil keluar, dan dipilih untuk berdiri di pintu gerbang untuk membuat/mengambil keputusan yang mempengaruhi sebuah kota.
Jadi gereja bukanlah gedung atau denominasi tetapi kumpulan orang-orang yang dipanggil keluar untuk melakukan keputusan Allah terhadap suatu daerah tertentu (dunia).
I Petrus 2:5-9.

TUJUAN GEREJA ADA
Prinsip Tujuan:
Bapa kita adalah Bapa yang memiliki tujuan.
Tujuan akan mendefinisikan Esensi.
Esensi adalah alasan mengapa sesuatu ada.
Dengan mengetahui tujuan kita akan mengetahui alasan mengapa sesuatu ada.
Tidak mengetahui tujuan berakibat penyimpangan dan pelecehan.

Tujuan Gereja tertuang dalam 3 dimensi kasih :
Kasihilah Tuhan Allahmu …(Mat. 22:37)
Kasihilah sesamamu manusia … (Mat. 22:39)
Hendaklah kamu saling mengasihi… (Yoh. 13:34)

Gereja ada untuk Allah.
Ini merupakan tujuan utama dari gereja yang sama sekali sukar untuk dimengerti oleh dunia ini karena kita melakukan segala sesuatu untuk Tuhan. Gereja dimiliki secara khusus oleh Allah karena kita dipilih oleh Allah, dipanggil keluar untuk tujuan Allah. Ada 2 hal yang dikerjakan gereja untuk hal ini : Penyembahan dan kekudusan. Kedua hal ini tidak disukai oleh dunia ini.

Gereja ada untuk dunia
Ini merupakan tujuan gereja yang berikut yaitu melayani dan menginjili dunia. Yesus menggunakan tanganNya untuk dua hal yaitu melayani dan menyelamatkan orang (penginjilan)

Gereja ada untuk kita
Dua hal yang gereja kerjakan : Pengajaran dan Persekutuan.
Dalam gereja harus ada pelayanan pengajaran. Yesus dipanggil guru lebih banyak dari pada predikatNya yang lain.
Gereja merupakan tempat bersekutu antara orang-orang yang sama-sama dipanggil keluar.

Doa adalah cara pelaksanaan tujuan-tujuan yang Tuhan telah tetapkan bagi gereja

ESENSI GEREJA
Mengalami Kristus
Hubungan yang kuat
Menjadi Garam dan Terang

GEREJA; Organisme atau Organisasi?
Apa yang Alkitab katakan tentang gereja.
Dalam PB ada tiga gambaran tentang gereja dimana ketiga-tiganya menggambarkan gereja sebagai organisme dan juga organisasi dalam kesempatan yang sama.

Ketiga gambaran gereja yang digambarkan dalam Perjanjian Baru ialah :
Gereja sebagai Bait Allah. I Pet. 2:5
Gereja sebagai Mempelai Perempuan. Ef. 5:22,23.
Gereja sebagai Tubuh. I Kor. 12:12-31
GEREJA ADALAH ORGANISME YANG PADA DASARNYA MEMILIKI KEMAMPUAN MENGORGANISASI DIRI SECARA NATURAL

GEREJA ADALAH KEHENDAK BAPA
Ketahuilah apa yang Tuhan inginkan mengenai gereja.
Siapa membangun apa? Tuhan Yesus berkata: "Aku akan membangun JematKU....“
4 kemungkinan tafsiran yang mungkin secara tidak sadar telah mewarnai pelayanan kita:
Kami akan membangun gereja kami – artinya kita dengan kekuatan sendiri & metode tradisional berusaha membangun kerajaan kita sendiri. Hasilnya hanyalah sekte agama buatan manusia. Daging membangun daging.
Kami akan membangun gerejaNya – tafsiran ini lebih berbahaya dari yang pertama, di mana memberikan implikasi bahwa manusia dapat membangun rumah Tuhan. Daging dapat membangun Roh, kehebatan strategy manusia akan menolong kerajaan Tuhan. Akibatnya adalah manipulasi dan megalomania rohani.
Yesus akan membangun gereja kita - Tafsiran ini pada akibatnya berkata bahwa Yesus menggunakan seluruh sumbernya hanya untuk kepentingan kita; Roh membangun daging. Kalau sesuatu tidak berhasil maka hal tersebut adalah kehendak Tuhan, sebab sudah pasti kita tidak punya kesalahan sedikitpun
Yesus akan membangun gerejaNYA – Ini adalah pandangan yang benar di mana Yesus adalah ahli bangunan agung yang akan membangun jemaatNya menurut kehendakNya. Mulai dengan Roh diakhiri dengan Roh
DAVE BROOS, ASSOCIATE MINISTER
DAWN MINISTRIES INDONESIA
www.dawnministries.org

Jumat, 11 Januari 2008

PENGINJILAN MERUPAKAN GAYA HIDUP

PENGINJILAN MERUPAKAN GAYA HIDUP, LAHIR BARU AWAL DARI MENJADI MURID
Mat 28:19-20, “ Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajrlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
Amanat agung bukanlah sekedar perintah untuk mendapatkan jiwa sebanyak-banyaknya dan menjadikan mereka anggota gereja atau orang “Kristen”. Melalui acara-acara penginjilan kontemporer contohnya seperti KKR (tidak salah kita menggunakan metode tsb, tetapi itu bukan satu-satunya cara), dan lalu membuat "petobat baru” itu nyaman di dalam gereja/komunitas. Seseorang yang telah percaya adalah seorang murid,ia harus belajar untuk terus bertumbuh baik secara pribadi maupun kolektif/bersama dengan bagian komunitas yang lain . Seorang yang telah lahir baru harus tertanam dalam komunitas yang sehat dan kuat di dalam pengajaran yang alkitabiah. Mereka dimuridkan oleh para penatua untuk mengerjakan apa yang Yesus kerjakan.
TELADAN HIDUP
Pemimpin memberi teladan di dalam menginjili/menjadi saksi melalui gaya hidup
Pola penginjilan Yesus adalah menjadi terang dan garam (Mat 5:13-16, “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga” ), Ia melakukan sesuatu yang dapat dilihat orang (terang) dan apa yang Ia kerjakan membuat orang disekitarnya dapat merasakan kebaikan Tuhan (garam). Yesus memiliki lifestyle “penginjilan”, begitu juga jemaat mula-mula (Kis 11:26b, “ Di Anthiokialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen”) disebut Kristen karena gaya hidup mereka yang berbeda.Menurut catatan sejarah jemaat di Antiokhia menyokong/membantu 10.000 orang miskin yang hidup di dalam kota tsb. Bila kita mau menjangkau jiwa maka kita harus memperhatikan orang yang hendak kita jangkau secara holistik.Hal-hal yang praktis yang perlu diperhatikan seperti : makanan,keluarga, pakaian (Kis 9:36,39),keuangan, pekerjaan,rumah,hubungan,moralitas,keadaan sosial,dst. TIGA hal yang dijaga benar-benar di dalam gereja mula-mula adalah ETIKA KRISTEN (HIDUP SESUAI STANDAR KRISTUS), HARTA MILIK(MILIK DAN PINJAMAN TUHAN) dan REKONSILIASI DALAM PERSAUDARAAN (TIDAK ADA LAGI PERBEDAAN BUDAK,ORANG YAHUDI ATAU YUNANI).
PEMURIDAN DAN IMPARTASI
Sangat penting para penatua memperlengkapi setiap murid Kristus dalam pelatihan/pengajaran dan mengutus mereka kembali. Bawa setiap anggota komunitas bertumbuh menuju kedewasaan dan pengertian yang lebih dalam perihal kepemimpinan, fungsi dari tiap karunia, jawatan, talenta, harta, dll. Dan proses pendewasaan ini akan menjadi lebih mudah bila kita melakukan “ibadah saling”, hingga tiap karunia dan talenta dari tiap bagian dari komunitas dapat diasah. Allah mengharapkan kita semua untuk berperan serta secara efektif dan sungguh-sungguh melakukan Amanat AgungNya di tempat mereka tinggal/bekerja/di manapun kita berada atau bahkan pergi kepada bangsa-bangsa lain untuk menanam gereja baru(mungkin sambil bisnis/bekerja di sana….ingat gereja PB,tidak mengandalkan uang gaji dari komunitas yang mengutus). Bilamana ada dari komunitas kita yang memiliki kecenderungan jawatan sebagai rasul/penanam gereja, kita dapat mengutusnya, entah untuk pergi ke tengah suku terabaikan atau kota lain atau negara lain, ia dapat mencari/membuka kesempatan kerja di sana, merintis gereja PB dan memuridkan bangsa-bangsa secara holistik. Di dalam gereja yang sehat(menunjukkan kualitas) akan ada senantiasa murid-murid baru yang akan menjadi dewasa dan menjadi bagian dari pergerakan Allah, yang siap dipanggil dan diutus untuk menanam gereja berikutnya.
3. KESADARAN UNTUK TERUS BERTUMBUH
Para Murid perlu :
1.Mengenal jati diri mereka di dalam Kristus.
2.Mengerti isi hati Allah bagi tiap jiwa terhilang.
3.Training, mentoring dan fathering
4.Kesadaran bahwa komunitas yang sehat melahirkan orang-orang yang militan dan berjuang dalam pergerakan.
5. Para murid melahirkan komunitas-komunitas baru.

Rabu, 09 Januari 2008

MENGOPTIMALKAN KEMITRAAN

MENGOPTIMALKAN KEMITRAAN
1.Kemitraan kita dengan Tuhan Yesus.
2.Mengenal diri kita, beroperasi sesuai kapasitas dan menghargai kapasitas orang lain yang berbeda.
3.Bermitra denmgan tubuh Kristus
Baca : Pkh 4:9-11, Mat 18:19-20,Kis 4:23-24,31, Fil 17-19,Rm 12:4-5, Yoh 15:12-15, Yoh 17:9-11
TINGKAT KEMITRAAN
1.Tingkat Persahabatan(Perpaduan)
Keakraban, saling mendekatkan hubungan
2.Tingkat Pembentukan(Sumbangan)
Pengidentifikasian keunikan.
3.Tingkat Pemanfaatan(Kerjasama)
Menghasilkan, bekerjasama
4.Tingkat kemajuan
Pengembangan masing-masing melihat hasil kemitraan
* Tidak bisa naik tingkat apabila ada kealpaan/konflik.

MURID KRISTUS MEMILIKI BENIHNYA



MURID KRISTUS, MEMILIKI BENIH KRISTUS
Murid sejati harus memulai perjalanannya lewat menerima benih Kristus. Jika kita menerima benih Kristus, kita dapat menjadi murid Kristus yang selalu belajar menjadi sama dengan GURUnya. Di dalam benih Kristus telah ada keserupaan dengan Kristus.Hanya keserupaan tersebut perlu bertumbuh menjadi perbuatan nyata.
DARI BUAHNYA BENIH DIKETAHUI (LUK 6:43-44)
Benih hanya dapat diketahui dari buahnya.
KEPASTIAN KESELAMATAN
Ada perbedaan antara orang yang “merasa” dan “berpikir” diselamatkan dengan orang yang benar-benar diselamatkan.
KEPASTIAN KESELAMATAN YANG SEJATI
Kesaksian Firman Tuhan (Yoh 20:30-31, 1 Yoh 5:11-12)
Kesaksian Roh Kudus (1 Yoh 3:24)
Roh Kudus memberikan dua macam kesaksian.:
Kesaksian di dalam orang percaya (Rm 8:16,Ef 1;13-14).
Kesaksian di luar orang percaya (Ef 1:14, 1 Tim 3:7).
Roh Kudus menolong orang percaya untuk hidup kudus, menampakkan buah Roh. Buah Roh adalah bukti bahwa orang tersebut memiliki pekerjaan Roh Kudus untuk melakukan proses penyelamatan sampai akhir.

Senin, 07 Januari 2008

GEREJA RUMAH ??

TUJUAN GEREJA RUMAH
Saling Memperhatikan
Dalam ibadah berskala besar sangatlah sulit untuk bisa saling mengenal ataupun memperdulikan secara pribadi. Dalam gereja rumah yang sehat, Allah bekerja sehingga kesatuan sejati, kesehatian yang tulus(Kis 4:32) terwujud tanpa kemunafikan. Hal ini menunjang pertumbuhan rohani setiap anggota, saling menguatkan dan membawa kasih itu pada orang lain.
2.Penjangkauan Keluar (Pkh 4:9-12; Mat 28:18-20)
Kasih Kristus yang ada dalam gereja rumah adalah dorongan kuat dalam menjangkau jiwa-jiwa bagi Tuhan. Pertumbuhan rohani yang sehat tidak dapat dipisahkan dengan menjangkau yang terhilang.Kasih Kristus di dalam diri mereka mendorong tiap individu untuk terlibat dalam pelebaran Kerajaan Bapa surgawi.
3.Mengembangkan Karunia Rohani(Ef 1:13-14, Kis2:38,1 Kor 12:4-11)
Dalam gereja rumah, kita dapat saling memperhatikan, mendoakan dan mendorong dalam pertumbuhan hingga seorang jemaat yang dimuridkan dalam gereja rumah dapat mengembangkan karunia rohani yang ada dalamnya. Tiap jemaat didorong untuk menemukan rencana ilahi/visi pribadi, talenta, jawatan, karunia rohani dan motivasinya untuk terlibat di dalam diri mereka pribadi lepas pribadi agar dapat melaksanakan visi global di dalam memperlebar Kerajaan Allah.
4. Mempersiapkan gereja di masa sulit(di dalam tiap kondisi)
Gereja rumah bukan hanya menyiapkan seorang Kristen kuat dan bertumbuh namun mempersiapkan jemaat bertahan di masa sulit sebab ibadah tidak bergantung pada sebuah gedung atau bahkan rumah, sebab dapat bertemu di mana saja, “dua atau tiga orang berkumpul di situ Aku hadir”. Kekristenan merupakan gaya hidup dan ibadah dapat dilaksanakan dimana saja sebab Allah Maha Hadir dan Ia sangat mendambakan hubungan yang intim bukannya ritual agamawi yang membosankan (Kis 7:47-50, Mat 18:20).


KONSEP DASAR PELAYANAN GEREJA RUMAH YANG ALKITABIAH
Hal ini tercatat di dalam Alkitab baik di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, gereja harus dimulai di rumah atau tepatnya dimulai di dalam keluarga.
Perjanjian Lama:
Kisah penciptaan (Kej 1:26). Allah bekerja dalam kelompok (oikos), Allah menciptakan manusia seturut gambarNya oleh sebab itu kita perlu bekerja sebagaimana Dia.Atau di dalam ayat ke 28, dinyatakan beranakcuculah dan kuasai bumi. Allah menghendaki tiap keluarga bermultiplikasi sebagai keluarga-keluarga yang takut akan Tuhan dan menguasai bumi ini. Allah bekerja sebagai sebuah tim oleh sebab itu Ia menghendaki bekerja sebagai tim dalam wadah keluarga.
Bangsa Israel (Kej 35:22b-26). Bangsa ini bermultiplikasi dari keluarga Yakub, hingga menjadi bangsa yang sangat besar.
Teladan Musa (kel 18:23-27). Pola pendelegasian tugas ke dalam kelompok yang lebih kecil yang terdiri dari pemimpin dalam kelompoknya/keluarganya tepatnya.
Perjanjian Baru
Teladan Yesus (Mat 10:1-4, 17:1-13,26:36-46). Ia membina 12 orang murid dan memilih 3 orang sebagai “anak-anak” , dimana Ia mengungkapkan rahasia-rahasia kemuliaanNya.
Teladan gereja mula-mula (Kis 2:46, 3:1-10,12:1-19). Ibadah sekota merupakan komunikasi searah untuk mengarahkan dan mengutuhkan setiap gereja rumah tetap melangkah dalam rencana Tuhan, sedang gereja rumah merupakan keluarga rohani yang menjamin komunikas yang lengkap dan interaksi yang sehat sehingga setiap anggota menikmati hidup dan bertanggungjawab terhadap “keluarganya”.
Teladan para rasul (Kis 13:1-3)
Pola gereja rumah adalah ciptaan Allah sendiri sejak awalnya demi perluasan kerajaanNya.

Perbedaan Gereja Rumah Dan Gereja Tradisional
Gereja Tradisional : - Strategi yang digunakan hanya satu arah, yaitu khotbah mimbar, di mana satu orang aktif memimpin, berbicara dan anggota lain terlibat pasif (hanya datang dan mendengar).Bila ada kelompok kecil, maka itu hanya merupakan bagian dari suatu program; contoh ibadah anak, remaja, pemuda, wanita, pria, persekutuan doa,dll.
Kolose 1:28, melalui strategi satu arah, tujuan dalam ayat tersebut tidak akan tercapai secara maksimal. Tanpa memberdayakan “kelompok kecil” tidak mungkin terjadi berlangsungnya proses interaksi seperti tanya jawab, berbagi rasa, saling melayani, saling menolong, saling mendoakan,dll. Gereja tradisional menekankan ibadah raya sebagai pusat ibadah.
Gereja Rumah : Kisah Para Rasul 2:41-47, Pola gereja rumah menjadikan rumah dimana kita tinggal sebagai pusat ibadah. Didalam gereja rumah ini kita dapat memantau dan menolong setiap jemaat bertumbuh imannya di dalam Kristus. Di dalam gereja rumah lebih dikenal ibadah sekota namun tidak menolak adanya ibadah raya atau pertemuan besar.
Beberapa perbedaan khusus antara kedua jenis “gereja” ini :
Dalam gereja rumah, kegiatan ibadah di “rumah” adalah yang utama, dan semua kegiatan lain merupakan penunjang keberhasilan pertumbuhan gereja rumah tersebut. Sedang dalam gereja tradisional, ibadah kelompok kecil/sel hanya merupakan salah satu kegiatan; atau variasi metode.
Ibadah raya dalam pola gereja rumah, adalah efek samping/ akibat, itu pun bisa dilakukan atau tidak, sebab gereja rumah merupakan gereja yang interdependen (otonom namun saling berhubungan sebagai keluarga). Mengapa? Sebab di dalam gereja rumah, setiap anggota telah dibimbing menerima Kristus dan dimuridkan untuk bertumbuh di dalamNya. Ibadah raya/ ibadah sekota untuk memperkaya kehidupan anggota, untuk mempersatukan tujuan jemaat dalam visi global dan mempererat persaudaraan dalam kesatuan jemaat. Ibadah raya dalam gereja tradisi merupakan kegiatan utama, dengan tidak adanya pendekatan pribadi, sulit gereja tradisional bertumbuh dalam Tuhan dan dilahirkan kembali. Sebab hanya datang sebagai “kewajiban” agamawi.
Pola kepemimpinan dalam gereja rumah adalah jamak, di mana setiap jemaat berpeluang memimpin, hingga dapat diadakan pemberdayaan pemimpin melalui pelatihan pemuridan yang berkesinambungan dan pengawasan mutu karakter. Dalam gereja rumah pemimpin tidak dipilih tetapi dilahirkan melalui pemuridan yang menitik beratkan pada karakter dan integritas seseorang. Pola tradisi, kepemimpinan tunggal, satu orang menentukan segalanya.
Dalam gereja rumah, rumah menjadi tempat penjangkauan keluar. Setiap jemaat gereja rumah belajar bagaimana menjangkau orang lain di luar kelompoknya dengan berita Injil. Ini program utama gereja rumah, gereja rumah sebagai sarana pemuridan dan penginjilan yang efektif bagi pertumbuhan dan pelebaran kerajaan Allah, bukan bagi denominasi ataupun organisasi buatan tangan manusia.Sedang dalam gereja tradisi, tidak ada pola penjangkauan sistematis, biasanya dibentuk suatu tim khusus penginjilan atau bahkan tidak ada sama sekali karena “toleransi kehidupan beragama” yang membuat gereja tidak bergerak kemana-mana.
Dalam gereja rumah, gereja Tuhan dapat bertumbuh meski tidak memiliki gedung sekretariat ataupun ibadah sebab seluruh kegiatan utama berlangsung di rumah. Meski ada penganiyaan gereja rumah akan dapat berlangsung. Dalam pola tradisi, gedung gereja menjadi pusat, sering menjadi kebanggaan dan identitas sebuah “gereja”.

GEREJA YANG TERDIRI DARI DUA TIGA ORANG



GEREJA YANG TERDIRI DARI DUA (TIGA) ORANG
Kepada gereja Tuhan yang terkasih,Berapakah jumlah terkecil kumpulan orang Kristen dapat disebut sebagai gereja?Sulit untuk menemukannya di dalam Alkitab selain angka dua. “Sebab dimana dua atau tiga orang berkumpul di dalam NamaKu, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.” Matius 18:20. Menurut pendapat saya, dapat dikatakan bahwa salah satu bentuk gereja mula-mula melibatkan dua orang percaya. Ini merupakan gereja yang terdiri dari dua atau tiga orang. Dalam tradisi Yahudi diajarkan bahwa 10 orang pria dewasa memenuhi syarat untuk diadakannya sebuah pertemuan dalam sinagoge. Ini disebut sebuah minyan atau kuorum. Beberapa sarjana theologia percaya bahwa Yesus menjelaskan “minyan”Nya (syaratNya) di dalam Matius 18:20. Syaratnya hanya dua atau tiga orang, dan tidak wajib hanya pria yang bertemu.
Mengapa hal ini penting?Sebab fungsi dari bentuk dasar gereja memiliki implikasi besar bagi kesehatan dari bentuk gereja yang lebih besar lagi. Kebenaran ini sama dengan fungsi tubuh fisik kita. Bilamana seluruh jaringan sel dalam hati kita sehat dan berfungsi dengan baik, maka dapat dipastikan bahwa hati kita sehat. Namun apabila, beberapa jaringan sel itu tidak sehat atau tidak berfungsi dengan baik, hati kita akan bermasalah. Bila ekspresi gereja dalam bentuk terkecilnya sehat dan berfungsi secara baik, maka bentuk gereja di dalam kelompok yang lebih besar akan membawa kita dalam pengalaman yang lebih menyehatkan.Apakah fungsi-fungsi dari Gereja Yang Terdiri dari Dua atau Tiga orang?Pengkhotbah 4:9-12 memberikan pada kita 4 fungsi yang vital yang dapat dicapai di dalam gereja dalam ukuran kecil ini. Mungkin Yesus sedang memikirkan ayat ini saat Ia menjabarkan bagaimana dua atau tiga orang berkumpul di dalam NamaNya. Mungkin Ia memiliki pemikiran ini saat Ia mengutus 72 muridNya berdua-dua untuk menanam gereja di dalam Lukas 10:1.Pemikiran mendasar : “Berdua lebih baik dari seorang diri saja” (ayat 9) Mengapa? Empat alasan:1. Berbuah di dalam pelayanan. "Karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka” (ayat 9). Seringkali dua orang yang bekerjasama dalam sebuah tim dapat lebih produktif daripada dua orang bekerja secara terpisah. Cara kerja sebuah kesatuan lebih berdampak daripada hanya perbagian, meski mungkin hanya dua bagian yang menjadi satu. Ini merupakan sinergi kekuatan. "Dalam hal inilah BapaKu dipermuliakan, yaitu jika kamu (sekalian – plural) berbuah banyak.” (Yohanes 15:8)2. Mengatasi kegagalan. "Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!” (ayat 10) "Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal” Yakobus 3:2 Apa yang terjadi bila tidak ada seorangpun yang cukup dekat dengan kita yang tahu apa yang terjadi dalam hidup kita? Apa yang terjadi bila tidak ada seorangpun yang akrab dengan kita hingga kita tidak menolong siapapun karena ketidaktahuan kita? Kita atau pribadi itu akan terjerembab dalam waktu yang lama dalam pergumulan itu. 3. Semangat. "Juga kalau orang tidur berdua, mereka menjadi panas, tetapi bagaimana seorang saja dapat menjadi panas? (ayat 11). Dalam bahasa asli “menjadi panas” (zeo) itu berarti mendidih, mendesis akibat amat panas, agar panas. Dua orang besama dapat membangkitkan kegairahan masing-masing. Seorang diri saja dapat mudah kita menjadi patah semangat atau dingin. Dalam Roma 12:11 dikatakan Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor atau dalam Alkitab Bahasa Inggris dikatakan "Never lacking in zeal (janganlah kiranya semangatmu berkurang)." (Rom. 12:11)4. Peperangan rohani. "Dan bilamana seorang dapat dikalahkan, dua orang akan dapat bertahan.” (ayat 12). "Lawanlah Iblis" (Yakobus 4:7) merupakan perintah berbentuk jamak. Hidup menyendiri sebagai orang Kristen akan mengakibatkan kita dengan mudah ditaklukkan oleh musuh. Gereja rumah bukanlah bentuk terkecil dari ekspresi gereja. Ini merupakan perbedaan antara gereja rumah dan gereja yang terdiri dari dua atau tiga orang. Sebenarnya saya percaya bahwa kelompok dua atau tiga orang ini, akan berjalan sangat akrab/dekat, menghidupi empat alasan di atas maka mereka akan menjadi batu yang hidup bagi gereja rumah yang sehat.Bayangkan bila tiap orang dalam gereja rumahmu berhubungan sangat akrab satu dengan yang lainnya dan mengimplementasikan 4 fungsi di dalam Pengkhotbah 4. Bukankah hal itu akan membawa sebuah perubahan?
Ditulis oleh John White (DAWN Ministries)
Diterjemahkan oleh Dave Broos, associate minister DAWN Ministries & Outreach Fellowship International, mengembangkan penanaman gereja rumah/ organik dan penjangkauan kaum subkultur (Shadow of the Cross) di Indonesia.

FILSAFAT DASAR GEREJA RUMAH



FILSAFAT DASAR GEREJA RUMAH
Gereja adalah “gaya hidup”, bukan metode maupun seri pertemuan ibadah(2 Kor 5:17). Orang hanya dapat menjadi anggota gereja rumah yang sehat, bila telah menerima Yesus Kristus secara pribadi. Firman Tuhan akan menjadi kerinduannya (1 Ptr 2:2) dan menyenangkan hati Tuhan dengan hidup dalam ketaatan menjadi prioritasnya.
Pemuridan yang berlangsung seumur hidup (Yoh 15:1-8). Tiap hari belajar di kaki Tuhan seperti Maria duduk di kaki Yesus, mencari wajahNya, mendengar perintahNya dan taat pada firmanNya akan membawa kita pada pertumbuhan yang membawa kita menjadi segambar dengan Kristus.
Gereja rumah merupakan sarana mobilisasi jemaat seutuhnya (Za 4:6). Proses pemuridan mendorong setiap orang bersaksi pada orang terhilang. Gereja rumah harus dibina secara intensif oleh seorang penatua yang membapai “keluarga rohani” ini dengan teladan hidup, dan hal itu terbukti dalam keluarganya.
Pengabaran Injil dengan sIstem jala.Setiap anggota “keluarga” gereja rumah bekerjasama memenangkan jiwa dengan bersaksi dan doa yang difokuskan pada pribadi-pribadi tertentu yang telah ditaburi oleh benih dan gaya hidup ilahi.
Memberi kesempatan pada Roh Kudus memakai setiap orang. Dalam gereja rumah setiap jemaat diberdayakan untuk dipakai oleh Allah. Hingga setiap jemaat sadar tanpa Roh Kudus kita tidak dapat melayani Dia.

Minggu, 06 Januari 2008

Esensi Gereja

ESENSI GEREJA 1
Esensi adalah alasan untuk suatu keberadaan.
Tujuan gereja di dunia:
Gereja ada untuk Tuhan/Bapa, kekudusan dan penyembahan, eksklusif untuk Tuhan dan hubungan intim dengan Tuhan (1 Ptr 1:14-16 ; Yoh 4:23).
Gereja ada untuk dunia, melayani dan menginjili dunia (Yak 1:26-27;Mat 25:35-40)
Gereja ada untuk kita, pemuridan dan persekutuan/fellowship (Mat 28:19-20, Kis 2:42,44,46)
DOA, merupakan pengikat kuasa eksekutif untuk melaksanakan apa yang Tuhan kehendaki kita kerjakan.
Esensi gereja:
Kehadiran Tuhan Yesus (Mat 18:20)
Hubungan sesama (Yoh 13:34)
Menjadi garam dan terang dunia (Mat 5:13-16)
GEREJA perlu berbeban ringan dan memiliki fleksibilitas tinggi, yang terpenting esensinya (Mat 11:29,30).

ESENSI GEREJA 2
Kis 5:27,28 ; aniaya datang dari “pergerakan sebelum” kita.Orang Farisi merupakan pergerakan yang pernah terjadi saat bangsa Israel kembali dari masa pembuangan di Babel.
HUKUM GEREJA, kualitas mendahului kuantitas.
Efesus 2:19, 1 Tim 3:15, sebagai keluarga. KELUARGA ALLAH = JEMAAT/GEREJA
5 liturgi sinagoge yang kita warisi :
Ajakan ibadah (lagu-lagu himne)
Doa dan permohonan.
Pelajaran kitab suci.
Nasehat/wejangan
Permohonan syukur

ESENSI GEREJA 3
Beberapa aspek gereja:
1.Persekutuan
2.Kepemimpinan
3.Kedisiplinan/pemuridan
Kis 2:41-47, cara hidup gereja mula-mula.
NILAI-NILAI PERSEKUTUAN
Rm 15:5-7, menerima satu dengan yang lain.
Ditandai makan bersama (1 Kor 11:33,17-22)
Pengajaran disampaikan di meja makan (budaya Ibrani biasa berkumpul sebagai keluarga). Saling mengajar satu dengan yang lain. Ketika seorang dengan yang lain saling bertemu menciptakan gambar Kristus dalam diri kita.
Saling membagi berkat jasmani dan rohani.
Berdoa bersama

ESENSI GEREJA RUMAH
Esensi gereja rumah adalah komunitas.
Komunitas adalah kehendakNya bagi gereja yang lahir dari suatu keluarga orang percaya (Kej 1:26-27a).
Komunitas merupakan tempat Allah menyatakan diriNya (Kej 1:27b-28).
Komunitas merupakan alat menjangkau dunia bagi Allah(Kej 1:28b).
Gereja rumah menekankan agar setiap orang percaya mengikuti teladan Yesus Kristus
Teladan ketaatan kepada Bapa di surga(Yoh 5:36) yang datang merendahkan diri sebagai seorang hamba(Flp 2:7).
Bersandar pada pimpinan, bimbingan dan pertolongan Roh Kudus (Luk 4:18).
Dinamika gereja rumah adalah hidup dalam kasih dan kehendak Tuhan untuk pertumbuhan bersama sebagai keluarga Kerajaan Allah.
Saling berbagi dan membangun (Kis 2:41-47).
Melaksanakan amanat agung secara natural, penginjilan sebagai gaya hidup, sebagai terang dan garam dunia.
Cara kerja dalam gereja rumah adalah desentralisasi.
Penggembalaan jiwa-jiwa tidak terpusat pada satu orang, tetapi setiap bagian saling memperhatikan, menasehati, mengasihi dan mendoakan.
Pemuridan menjadi sesuatu yang natural di dalam tiap pertemuan, bukan dalam situasi sebuah kelas antara murid dan guru tetapi dalam sistem pembapaan.
Penginjilan merupakan bagian hidup dan dilakukan oleh tiap jemaat gereja rumah sesuai dengan karunia, talenta dan kekhasannya sebagai seorang individu.
Pertumbuhan gereja rumah adalah alamiah.
Pertambahan dan pertumbuhan terjadi secara alamiah.
Pertumbuhan iman setiap jemaat terjadi secara alamiah karena berlangsungnya proses perubahan nilai dalam komunitas.
Wujud komunitas gereja rumah adalah ibadah/ pertemuan sekota.
Pertemuan gereja di rumah atau suatu tempat tertentu.
Ibadah sekota merupakan pertemuan setiap gereja rumah yang ada.

15 Pandangan hakekat gereja



15 PANDANGAN HAKEKAT GEREJA
1.Gereja adalah gaya hidup,bukan seri pertemuan agamawi.
Kita harus memperlihatkan suatu kehidupan sehari-hari sebagai perpanjangan keluarga rohani yang sekaligus merupakan jawaban yang nyata terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dihadapi lingkungan sekitarnya. Mereka disebut “Jalan” (Kis 9:2).
2.Waktu Untuk Merubah Sistem
Pada abad ke 4 gereja ortodoks mengadopsi sistem keagamaan yang mirip Perjanjian Lama dan mjuga sistem pola penyembahan di dalam sinagoge, lengkap dengan imam(pendeta), altar (mimbar), kuil Kristen(Katedral/gedung gereja) , asap kemenyan dan suatu pola penyembahan ala sinagoga orang Yahudi.Sampai saat ini belum ada suatu denominasi pun yang benar-benar merubah struktur tersebut.
3.Reformasi Ke Tiga
Marthin Luther memulai reformasi teologia(Keselamatan melalui iman dan kasih karunia); gerakan Moravians pada abad 18 membawa pemulihan keintiman dengan Tuhan yang merupakan reformasi ke dua. Saat ini Tuhan sedang mencetuskan reformasi ke tiga, yaitu reformasi struktur.
4.Dari Bangunan Bait Allah Ke Gereja Di Lingkungan Keluarga
Kisah 7:48-50. Gereja adalah kumpulan umat Allah. Jadi baik dulu maupun sekarang gereja selalu ada di rumah-rumah sebagaimana orang-orang juga berada di rumah biasa, ada kebersamaan untuk saling melayani dengan penuh kasih,penerimaan dan pengampunan.
5.Gereja Harus Menjadi Kecil Untuk Bertumbuh Menjadi Besar
-Gereja Perjanjian Baru merupakan kumpulan dari gereja-gereja di rumah dan tidak bertumbuh ke atas menjadi jemaat bergedung besar, tetapi bertumbuh atau bermultiplikasi ke “samaping”, jemaat gereja rumah tersebut bereproduksi atau memecah setelah anggotanya berjumlah 15-20 orang agar bisa tetap terbina komunikasi secara ideal. Jika memungkinkan mereka berkumpul melakukan ibadah raya.
6.Tidak Ada Gereja Yang Hanya Dipimpin Oleh Seorang Gembala Saja
Sebuah gereja lokal atau rumah dibapai oleh seorang penatua, orang lokal yang penuh hikmat dan dibantu oleh anggota-anggota yang memiliki jawatan(Ef 2:20,4:11,12). Peran gembala itu penting namun harus diperansertakan ke 4 jawatan lainnya.
7.Potongan yang benar – dipersatukan dengan cara yang salah
Mengapa kita mengalami kesulitan di dalam menempatkan orang yang tepat di tempat yang tepat? Karena rasa takut, tradisi, kecemburuan agamawi dan mental. Hingga terutama jawatan rasul dan nabi dikebiri.
8.Allah Tidak Meletakkan Gereja Pada Tangan Pemimpin Profesional Yang Birokrasi
Didalam gereja Perjanjian Baru, gereja tidak pernah dipimpin oleh “Seorang” suci profesional. Profesionalisme dalam gereja dimulai sejak masa Konstantin, yang membagi gereja menjadi golongan awam dan profesional atau klerus. Tanpa sadar bahwa gereja menjadi tawanan birokrasi dan roh kontrol Babel,. Saat ini Tuhan memulihkan gerejaNya untuk dipimpin oleh orang biasa.
9.Dari Kekristenan Yang Terorganisir Menjadi Kekristenan Yang Organisme
Tubuh Kristus adalah bentuk suatu organisme dan bukan organisasi. Gereja Rumah dalam tingkat lokal terdiri dari banyak keluarga rohani(organik) berhubungan satu dengan yang lain sebagai suatu jaringan dan berfungsi sesuai bagiannya. Kita harus merubah sistem menjadi minimum organisasi dan maksimum organisme.
10. Dari “Menyembah Penyembahan” Menjadi “Menyembah Allah”
Bentuk Penyembahan pada Allah saat ini telah diformalkan dan menjadi tradisi yang kalau melibatkan profesionalisme dalam bidang tarik suara dan musik gerejawi. Tuhan sendiri menekankan menyembah dalam roh dan kebenaran(Yoh 4:21-24,Ibr 10:19-20).
11.Beralih Dari Membawa Orang Ke Gereja Dan Mulai Membawa Gereja Pada Orang-Orang
Kita harus menjadi terang dan garam (Mat 28:19-20,Mrk 16:15-18)
12.Menemukan Kembali Arti “ Perjamuan Tuhan”
Tidak hanya sekedar perjamuan kudus, tetapi ada persekutuan dengan acara makan yang sesungguhnya.
13.Dari Berbagai Denominasi Pada Perayaan Sekota
Yesus tidak pernah membagi-bagi gerejanya dalam kelompok denominasi.Kita harus kembali ke Alkitab pada model gereja sekota.
14.Mengembangkan Roh Tahan Uji Terhadap Aniaya
Mat 5:10-12, penganiayaan ini bisa dalam beragam bentuk, baik aniaya dari agama lain, dosa, penyembahan berhala, materialisme, kecemburuan, roh-roh jahat, etika, seks,uang dan kuasa. Terutama ajaran penyembahan terhadap diri sendiri. Hati-hati bahaya teologia kemakmuran.
15.Gereja Perlu kembali Pulang Ke Rumah
Orang serumah adalah saksi dalam kehidupan kita.Dimana segala yang dia lakukan dan katakan secara langsung diperhadapkan dengan ujian rohani kenyataan, di mana kemunafikan akan secara efektif dihilangkan dan kemurnian akan bertumbuh. Tuhan menghendaki pemulihan dalam setiap “rumah”(KK).
* Disadur dari buku HOUSES THAT CHANGES THE WORLD karya Wolfgang Simson